⚡️TERLAMBAT

67 0 0
                                    

Suasana Kelas XII MIPA 4 di SMA Gemintang Indah siang hari ini tidak terlalu ramai, namun ada beberapa siswa - siswi yang berlalu lalang di depan koridor ataupun sekedar mengobrol dibangku mereka masing - masing tentang kisah cintanya ataupun menanyakan tugas.

Perlu diketahui, salah satu penghuni kelas itu adalah Alan dan kedua sahabatnya. Kondisi mereka sangat menyedihkan, tak sampai hati ingin menceritakan bagaimana hecticnya kejadian di pagi hari menjelang siang tadi. Ibarat kan web series, bisa dijadikan 2 seasons kisah struggle-nya. Tapi jika penasaran, akan ku ceritakan.

FLASHBACK ON

BRUK...

BRUK...

DUG...

"Aduh anjir!" Ucap Ardhan yang kaki dan tangannya terbentur pintu karena harus lari terburu - buru dari kamar menuju kamar mandi.

Tak menyangka hari sudah sesiang ini, yang di ingat ketika jam 05.00 tadi ia bangun sebentar untuk sholat subuh. Namun matanya tak bisa diajak berkompromi, ia tertidur di atas sajadah sambil mengenakan sarung.

Bagaimana dengan Alan dan Nino, Apakah mereka sudah bangun dan bersiap untuk sekolah? Jawabannya adalah belum, mereka berdua masih tertidur pulas dikamarnya masing - masing. Sama sekali tidak ada yang memasang alarm ataupun mengingat jika hari ini masih masuk ke dalam waktu sekolah.

Untuk Ardhan ketika ia bangun kesiangan, hanya sebentar saja waktu yang diperlukannya untuk mandi dan memakai seragam, setelah itu ia lanjut mengecek dua orang sahabatnya yang hingga kini belum terdengar suaranya atau terlihat pergerakannya.

"Wah gila nih bocah pada, sampe sekarang belom ada yang bangun juga..." Ucap Ardhan ketika masuk ke dalam kamar Alan dan Nino secara bergantian.

Kemudian ia mencoba membangunkan keduanya secara satu persatu, yang dituju pertama untuk di bangunkan adalah Alan.
Dari percobaan pertama sampai yang kesekian kalinya, ia sama sekali tak menunjukan tanda - tanda bahwa akan bangun dari tidurnya.

Jika ditanya dengan cara apa Ardhan membangunkannya, mulai dari cara halus hingga yang kasar sudah dilakukan. Namun tetap saja hasilnya nihil, daya upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil.

"LAN!!! WOY ASTAGHFIRULLAHALADZIM... banguuunnn ayo sekolah." Teriak Ardhan dengan nada kepasrahan.

Tak berhenti sampai disitu, sekali lagi Ardhan bertekad untuk membangunkan Alan dengan mengguyur wajahnya dengan air kamar mandi. Karena tadi Alan sudah mencoba untuk mencipratkan air ke matanya namun tak kunjung bangun juga.

"Bismillah Ya Allah. Bantu Hamba agar ia bisa bangun dari tidurnya, aamiin." Doa Ardhan ketika sudah mendekat ke ranjang Alan dan bersiap untuk mengguyurnya.

BYUR...

Akhirnya cara terakhir ini berhasil membangunkan Alan, ia langsung terperanjat dengan posisi duduk dan terbatuk - batuk.

"Woy! uhuk...uhuk..." Ucap Alan sambil menutup mulut dan memegang dadanya.

"Alhamdulillah Lan, AKHIRNYA LO BANGUN ANJIR! gue hampir gila tau gak gara - gara ngebangunin lo, yang tidurnya ngalahin hibernasi beruang." Celoteh Ardhan pada Alan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Konstelasi Patah Hati {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang