⚡️DEBAT ADIK KAKAK

103 3 0
                                    

"Lyn, udah sampai nih di depan rumah lo. Cepat turun!" Ucap Alan ketika sudah memarkirkan dan mematikan mesin motornya, ia telah sampai dirumah Alyn dengan selamat.

Jarak rumah Alyn yang berada di Jagakarsa, dengan lokasi dimana ia jatuh yakni pada kawasan Jati Padang tidak begitu jauh. Hanya saja memang didaerah tersebut merupakan titik kemacetan diwilayah jakarta selatan.

"Eh, Ayo turun woy! Mau lo tidur di jok motor gue sampe pagi? Ly....nnn." Ucap Alan sedikit meninggi karena perintahnya tak dilaksanakan oleh Alyn, hingga ia ingin memanggil nama Alyn kembali tetapi terjeda karena baru menyadari bahwa sang pemilik nama sedang tidur pulas di punggungnya.

"Astaghfirullah, sampai besok subuh gue panggil - panggil nama lo juga gak bakal dijawab kalo tahu yang dipanggil tidur." Ucap Alan dengan gelengan kepalanya.

Hingga Alan sadar bahwa ia telah melewati hari ini dari pagi hingga sore dan tak terasa  matahari pun akan kembali ke peraduannya. Dengan segera, ia turun dari motornya perlahan dengan kedua tangannya saling bekerja antara menjaga keseimbangan motor sportnya dan memegang tubuh Alyn agar tidak jatuh.

Setelah ia berhasil turun dari motor, tanpa aba-aba langsung menggendong tubuh Alyn ala bridal style dan berjalan menuju pojok dinding sang empunya rumah untuk memencet bel serta memberi salam dengan maksud agar dibukakan pintu untuk masuk.

Ting... Tong...

Ting... Tong...

"Permisi, Assalamualaikum." Ucap Alan memberi salam didepan rumah Alyn.

"Iya, Waalaikumsalam. Ya Allah, den.... ini non Alyn kenapa?" Tanya bi Yani dengan raut muka penuh kekhawatiran setelah membuka kan pintu masuk untuk anak majikannya itu.

"Bentar bi, nanti saya jelasin. Oh iya, kamar Alyn dimana ya bi? Ini biar dia bisa istirahat dulu, kasihan kecapekan." Ucap Alan sambil menahan bobot tubuh Alyn dengan gendongan tangannya dan bertanya dimana kamar sang empunya rumah berada.

Tanpa ba-bi-bu, bi Yani langsung bergerak cepat menuju lantai dua rumah Alyn untuk menuju kamar anak majikannya tersebut. Lalu membukakan pintu kamar Alyn yang menjadi akses jalan bagi Alan untuk masuk dan membaringkan sang pemilik kamar di ranjang queen size-nya. Tak lupa setelah membaringkan, Alan melepas sepatu Alyn dan meminta bi Yani untuk menggantikannya baju serta meminta tolong untuk mengobati luka Alyn.

"Bi, tolong ya gantiin baju. Sama diobatin beberapa luka lecet di kakinya Alyn, dan tadi dia bilang ke saya pusing. Mungkin dia belum sarapan bi tadi pagi. Jadi, tolong bibi buatin makan malam buat dia ya bi." Ucap Alan menjelaskan secara rinci pada bi Yani apa yang harus ia lakukan pada Alyn saat ini.

"Baik den, bibi laksanakan perintah aden. Oh iya, itu ada luka juga di wajahnya den. Mau bibi obatin sekalian? sama bibi buatin makan malam juga ya den, sebentar ditunggu." Ucap bi Yani yang mengerti pada perintah dari Alan dan bertanya mengenai luka yang ada diwajah Alan serta turut menawarkannya makan malam.

"Eh gak usah bi, Makasih banyak buat tawarannya. Tapi saya izin pulang dulu, soalnya ini udah malam saya takut dicari sama orang tua dan orang rumah. Titip salam aja ke Alyn kalo nanti dia udah bangun. Saya pamit ya bi, Assalamualaikum." Ucap Alan ketika diajak makan oleh bi Yani namun ia menolaknya karena hari sudah malam, ia hanya menitip salam untuk Alyn lalu bergegas pulang.

"Waalaikumsalam. Oke den, hati-hati ya den. Nanti bibi salamin ke non Alyn kalau sudah bangun." Ucap Bi Yani pada Alan yang sambil mengantarnya sampai di depan teras rumah.

Alan pun membalasnya dengan senyuman pada Bi Yani, kemudian sedikit berjalan menuju motornya. Tak lama Alan pun menyalakan motornya dan pergi meninggalkan rumah Alyn untuk menuju rumahnya di daerah Tanjung Barat.

Konstelasi Patah Hati {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang