✨PROLOG

123 4 10
                                    

Alan dan Alyn sedang berada di mobil dalam perjalanan menuju salah satu restoran khas italia yang menyajikan variasi menu pasta autentik dan cukup familiar dikalangan anak muda saat ini yaitu, Bottega Ristorante. Bukan tanpa alasan keduanya pergi mendatangi restoran tersebut, melainkan untuk makan malam merayakan anniversary mereka yang kedua. Namun, sedari tadi Alyn sungguh tak nyaman ingin bertanya pada Alan tentang apa yang ia temukan di dalam kamar pacarnya itu.

"Jadi, coba sekarang kamu jelasin ini apa?" Ucap Alyn sambil mengeluarkan dua barang khas perempuan dari dalam paper bag.

"Apa sih Lyn, aku gak tau sama sekali soal Dior Parfume dan Satin Camisole yang ada di kamar aku. Bisa aja itu punya kamu yang ketinggalan pas ganti baju waktu itu." Tutur Alan secara jelas.

"Serius kamu bilang gitu? Itu parfum sama baju aku? kamu lupa, aku gak pernah suka bau dari parfum itu dan soal baju kan kamu sendiri yang bilang jangan beli baju model terbuka kayak gitu. Ditambah aku gak pernah ganti atau ninggalin baju di kamar kamu loh Lan." Jelas Alyn secara rinci.

Sekarang, yang Alyn inginkan hanya penjelasan dan kejujuran soal dua barang khas perempuan yang bukan miliknya tetapi ada di kamar Alan. Moodnya hancur sudah karena sedikit berdebat tadi, padahal ini malam minggu yang berkesan bagi Alyn. Karena bisa merayakan hari spesial mereka berdua bersama.

"Lagi kamu kenapa sih, aneh banget. Asal masuk ke kamar aku tanpa izin, biasanya kamu bilang kalo mau ngapa - ngapain di kamar aku." Jawab Alan sedikit protes akibat kamarnya dimasuki tanpa izin.

"Tadi aku gak sengaja masuk ke kamar kamu buat nganterin hp yang bunyi, soalnya terakhir kamu taruh hp itu di ruang tamu. Aku lagi ke dapur buat bikin minum, terus dengar ada panggilan masuk. Makanya aku langsung samperin ke kamar, ternyata kamu lagi mandi." Ungkap Alyn dengan penjelasaannya.

Memang Alan tak suka jika kamarnya dimasuki sembarang orang tanpa izin, tapi ia pun tidak bisa melarang kalau Alyn atau keluarga yang masuk ke kamarnya. Namun, kini Alan semakin tak bisa menyangkal lagi. Ia terus berusaha mencari jawaban yang tepat dan mencegah Alyn bertambah curiga soal kedua barang itu.

"Yaudah aku minta maaf karena masuk gak izin ke kamar kamu, aku gak ada niat buat kepo sama isi kamar kamu. Aku cuma gak sengaja ngeliat paper bag di atas tempat tidur, karena penasaran aku buka. Ternyata isinya parfum sama baju." Ucap Alyn meminta maaf dan menjelaskan awal mula ia ingin membahas isi dari dua barang khas perempuan itu dengan Alan.

"Aku cuma minta kamu jujur Lan, aku gak mau kamu terus nutupin hal yang kamu anggap sepele kayak gini tapi justru memperkeruh hubungan kita." Ucap Alyn seraya menghela nafas panjang.

Sungguh Alyn sangat menyesali perbuatannya dengan masuk ke kamar Alan demi mengantarkan sebuah panggilan tak terjawab dan membuka isi dari paper bag yang tergeletak dikamar pacarnya itu dengan alasan penasaran.

Namun, kini Alyn sudah meminta maaf pada Alan perihal masalah itu. Tapi sepertinya ini sudah menjadi takdir Tuhan, karena dengan begitu Alyn bisa menyelidiki untuk siapa kedua barang itu dan adakah hubungan terlarang yang sedang di jalani oleh Alan di belakang Alyn.

"TERUS SECARA GAK LANGSUNG KAMU NUDUH AKU SELINGKUH? DAN MAKSUD KAMU AKU BAWA PEREMPUAN LAIN MASUK KE KAMAR GITU?" Ucap Alan penuh emosi dengan menatap Alyn yang berada
di sampingnya."

Disaat alan berbicara dengan nada yang keras, beruntungnya jalan dalam kondisi lampu merah sehingga tidak menganggu fokus dan konsentrasinya dalam menyetir.

"Loh kok kamu ngegas sih, aku kan cuma nanya dan minta penjelasan yang jujur dari kamu Lan. Kenapa sih tiap aku tanya kayak gini dari dulu kamu selalu emosi duluan, kan aku nanya juga memang fakta dan ada buktinya parfum sama baju itu di kamar kamu." Terang Alyn dengan nada sedikit
meninggi.

Konstelasi Patah Hati {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang