Matahari berada tepat di atas kepala. Teriknya terhalang oleh atap rumah megah dan panasnya terkalahkan oleh pendingin ruangan. Waktu menunjukkan tengah hari, waktu untuk semua pekerja beristirahat makan siang.
Pada siang ini, Levi merasa janggal. Suaminya tidak biasa pulang ke rumah sebelum pukul delapan malam. Kekhawatirannya memuncak kala Eren, suaminya, menyerahkan satu map putih dengan tulisan "Divorce Agreement" bercetak tebal di sampulnya.
Ia tatap suaminya, khawatir jika yang ia pikirkan adalah sesuatu yang nyata, "Ada apa?"
Mata suaminya menyipit, "Aku yakin kau bisa tahu hanya dari membaca sampulnya saja."
Hati Levi sakit mendengar nada menusuk itu. Dia sudah sering mendengarnya dari ibu mertua dan istri pertama Eren, tapi baru kali ini Levi merasa ia sedang berbicara kepada seseorang yang bukan orang lain.
"Tapi kenapa?" Tekanan batin yang ia rasakan ternyata diketahui oleh calon bayi yang tengah dikandungnya hingga menendang Sang Ibu agar berhenti menyakiti dirinya.
"Yang ibu katakan benar, bayi itu pasti bukan bayiku. Kau hanya mengada."
Calon bayi kembali menendang perut Levi dari dalam. Levi sangat tersakiti berkat tendangan calon bayinya dan perkataan suaminya ini.
"Kau tidak mempercayaiku?"
"Aku mempercayai ibuku."
Baiklah, sudah cukup penghinaan yang Levi terima selama ini. Ia tidak sanggup menahan rasa sakit yang ia dapatkan dari keluarganya sekarang. Levi membuka map tersebut dan membacanya cepat. Ia menahan air matanya sekuat tenaga saat jari-jari lentiknya menorehkan tanda tangan persetujuan di atas namanya.
Map ditutup lalu diberikan kepada Eren. Tanpa basa basi, Levi masuk ke kamarnya dan segera mengemasi barang-barangnya. Ia sadar jika surat perceraian sudah disetujui oleh kedua belah pihak, maka Levi bukanlah Yeager lagi. Ia tidak punya alasan untuk tinggal di rumah ini lagi. Beruntungnya ada uang yang cukup untuk membiayai Levi dan bayinya untuk satu tahun, mungkin. Dia akan bekerja setelah kepindahannya selesai.
Tapi sebelum itu, dia butuh tempat untuk tinggal. Ia segera mengambil ponselnya dan mencari apartemen yang terjangkau harganya namun layak ditempati oleh ibu hamil, lebih tepatnya omega hamil. Levi menemukannya. Ia segera memesan satu unit apartemen lewat aplikasi dan membayarnya dengan tabungan seluler.
"Kuharap ini cukup. Aku harus segera mencari pekerjaan." Gumam Levi pada diri sendiri.
Levi berdiri dan menarik kopernya. Barang-barangnya tidak banyak karena hampir semua yang ada di kamar yang ia tempati selama hampir tujuh bulan ini adalah milik Eren.
Pintu kamar terbuka, Levi berjalan pelan ke ruang tamu dan menemukan Eren sedang duduk sambil membaca surat cerai mereka. Levi berhenti di depan Eren.
"Jangan mengganggu kehidupanku lagi setelah ini, baik kau dan keluargamu."
Eren menatap Levi lewat ujung matanya. Dengusan meremehkan meluncur mulus dari bibir Eren, "Kau juga."
"Selamat tinggal." Levi membuka pintu rumah dan memakai sepatunya. Perutnya yang sudah membuncit sedikit menyusahkan Levi memasukkan kaki ke lubang sepatunya, tapi ia berhasil. Mungkin ini pertanda dia bisa hidup tanpa Eren.
Kaki ramping membawa Levi keluar rumah dan berhenti tepat di depan gerbang rumah Eren. Ia sudah memanggil taksi lewat aplikasi setelah berkemas tadi, dan kebetulan taksi itu sudah ada di depan rumah setelah ia menutup gerbang. Levi pun berlalu meninggalkan rumah tempat ia tinggal selama tujuh bulan.
Perut buncit dielus lembut. Senyum kecil mengembang di bibir Levi, "Jangan khawatir. Mama akan selalu menjagamu dari dunia yang kejam ini."
.
Segalanya berjalan lancar. Levi melahirkan bayi perempuan berambut hitam legam dan bermata hijau lebar. Bayinya lahir dalam keadaan sehat dan normal. Levi beri nama Karen, Karen Ackerman.
Normalnya second gender akan diketahui setelah anak berusia tiga tahun. Levi pun sabar menunggu hingga akhirnya surat dari rumah sakit menyatakan bahwa Karen adalah seorang omega. Dengan ini, Levi memiliki alasan lebih untuk melindungi putrinya dari kejahatan di dunia.
Levi sendiri memiliki pekerjaan sebagai editor di sebuah perusahaan penerbitan. Gajinya lebih dari cukup untuk menghidupi Levi beserta anaknya. Levi bekerja di rumah, ini adalah sebuah keringanan dari tempat kerjanya. Semua omega dan beta perempuan yang bekerja untuk perusahaan itu akan bekerja di rumah, sementara semua alpha dan beta laki-laki yang bekerja di kantor.
CEO perusahaan itu adalah Erwin Smith, pria berkarisma yang sangat memperhatikan bawahannya bahkan petugas kebersihan dan keamanan. Tak heran, banyak wanita ataupun omega yang jatuh cinta padanya, namun Tuan CEO memilih untuk hidup sendirian dan mengurus perusahaannya.
Levi sangat menikmati pekerjaannya. Ia memang sangat suka buku sejak kecil dan memiliki cita-cita untuk menjadi seorang novelis. Bahkan buku yang ia terbitkan sudah ada tiga dan orang-orang di perusahaannya juga mengakui kehebatannya. Hal ini membuatnya sangat mencintai karirnya sebagai novelis dan editor.
.
.
.
.To be continue
Kali ini aku buat ff omegaverse, aku yakin banyak dari kalian yang sudah tau omegaverse itu apa. Buat yang belum tau, aku mau menjelaskan sedikit aja.
Omegaverse adalah sub genre dimana gender itu dibagi jadi 3, alpha beta omega (ABO). Alpha ibarat cowok di dunia nyata, omega ibarat cewek di dunia nyata, dan beta sendiri ibarat manusia normal pada umumnya (cowok cewek gitu :v)
Di ffku ini bakal sedikit beda. Umumnya omegaverse bakal ada fated mate, tapi di sini orang-orangnya skeptis dengan adanya pasangan yang ditakdirkan. Jadi kayak kehidupan di dunia nyata gitu, nggak terikat dengan adanya fated mate (padahal sebenernya emang ada :v)
Itu aja yang mau aku kasih tau ke kalian. Terus aku juga nggak tau gimana prosedur sewa apartemen jadi maafkan aku >< buat yang tahu, boleh banget jelasin ke aku maupun pembaca lainnya, itu mungkin bisa jadi patokan buat ffku ke depannya
I hope you guys enjoy it ^^
Kendal, 6 Maret 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Insulted
FanfictionSejak kecil Levi hidup di rumah bordil bersama ibunya. Namun saat usianya hampir menginjak tujuh tahun, ibunya meninggal. Levi dirawat oleh teman omega ibunya di rumah bordil sampai akhirnya ia bertemu Eren. Ia merasa kehidupannya berubah dan mulai...