6

942 109 18
                                    

Karen tidak menyangka apa yang terjadi hari ini. Dia terlalu bersemangat karena akan bertemu dengan kakek dan neneknya. Tapi siapa sangka neneknya ini rupanya membenci Levi bahkan sampai ingin menghancurkan hidupnya. Karen kira kedua orang tua papanya akan sangat bahagia bertemu dengan cucu yang tidak pernah mereka lihat. Tapi seharian penuh aura yang ia rasakan sangat tidak bersahabat.

Menu makan malam ini sangat menggugah selera, tapi Karen sungkan mengambilnya. Ia khawatir jika ia mengambil makanan, neneknya akan berkata bahwa Karen serakah. Tapi jika ia tidak mengambilnya, Karen merasa tidak enak kepada para pelayan yang memasakkannya.

Carla sendiri merasa canggung. Ia melihat Karen yang kebingungan. Ia harus bertindak.

"Karen mau ayam bakarnya?"

Karen berjengit di kursinya. Ia balik menatap Carla. Aura wanita paruh baya itu sangat berbeda dengan yang tadi pagi ia lihat. Dengan kaku, Karen mengangguk. Carla pun berdiri, hendak mengambilkan ayam bakar untuk Karen. Kembali, Karen merasa itu salah.

"Eh! Nenek, Karen bisa ambil sendiri." Karen pun beranjak.

"Tidak, tidak. Biar Nenek yang ambilkan. Karen pasti lelah setelah perjalanan panjang."

Eren dan Levi menatap dalam diam. Memang mereka melalui perjalanan yang panjang, tapi mereka sampai tadi pagi, sekita pukul sepuluh. Sekarang sudah pukul tujuh malam.

Karen hanya diam saat Carla meletakkan ayam bakar di piringnya. Hatinya semakin merasa tidak enak. Ia pun kembali duduk. "Terima kasih."

Terdengar suara pintu terbuka lalu tertutup. Semua orang yang ada di ruang makan menengok ke asal suara.

Dua orang berjalan menuju ruang makan. Ada satu wanita omega berambut pirang panjang dan satu anak laki-laki alpha dengan penampilan mirip Eren. Keduanya terkejut mendapati banyaknya orang yang duduk di kursi makan.

"Kenapa anak itu ada di sini?" Aaron, anak laki-laki itu menatap tidak suka pada Karen. Seketika Karen beringsut mendekati Levi. Dia ketakutan.

"Ayah, Ibu, aku titip Aaron, ya? Terima kasih." Perempuan omega itu menepuk bahu Aaron dan pergi lagi, meninggalkan rumah itu. Carla, Grisha, dan Eren hanya menghela nafas lelah.

"Historia, anak itu selalu saja begini." Carla menatap Aaron yang masih mengeluarkan aura permusuhan yang sangat kental kepada Karen yang semakin ketakutan. "Aaron, ayo makan."

"Tidak. Aku tidak mau makan bersama jalang Ackerman itu."

Mendengar marganya, Levi menjadi sangat sedih. Aaron memang mengatakan itu kepada Karen, tapi jika memakai marga Ackerman, itu sama saja Aaron menghina Levi dan keluarganya.

"Jangan berkata seperti itu, Aaron. Dia adikmu." Grisha mencoba membujuk Aaron.

"Aaron, duduk di sebelah Ayah." Eren menepuk kursi di sampingnya.

Meja makan tersenyum berbentuk persegi panjang. Di setiap ujung terdapat satu kursi untuk tuan rumah, lalu di setiap sisi panjang terdapat tiga kursi. Salah satu ujung tersebut diduduki Grisha. Seharusnya Carla duduk di ujung yang lain, tapi karena terlalu jauh, ia duduk di sebelah kiri Grisha. Lalu di samping Carla, ada Eren. Di depan Eren terdapat Karen, dan tentu Levi ada di antara Grisha dan Karen.

"Aku tidak mau makan dekat Karen!"

"Shht!" Eren menutup mulut Aaron dan menggendongnya lalu mendudukkan di kursi sebelahnya. "Selamat makan."

"Ugh!" Aaron memutar matanya. Ia melihat Karen penuh kebencian. "Hei, itu ayam bakar milikku, kan?"

Karen menggeleng cepat. "Nenek memberikan ini kepadaku."

InsultedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang