Chapter 13

1.1K 100 1
                                    

🏵Happy Reading🏵

Masih di tempat yang sama yaitu kamar pemuda bermarga uzumaki itu. para pemuda dengan ciri fisik yang bebeda-beda itu tengah bersanda gurau bersama. sampai sebuah suara britone menghentikan acara bersantai mereka.

"Yo minna! kalian istirahat lah sekarang. besok kalian harus ke sokolah bukan? sekarang sudah pukul 23.00 lho nanti kalian telat bangun jadi tidurlah sekarang"ucap pria paruh baya dengan tiga garis kucing di kedua pipinya dengan tegas, siapa lagi kalau bukan  naruto uzumaki ayah dari boruto uzumaki dan himawari uzumaki.

"Ha'i otousan/paman"ucap boruto dkk. kemudian para  pemuda itu mengantri untuk membersihkan diri mereka di kamar boruto. beruntung pemuda itu memiliki 2 kamar mandi di kamarnya jadi mereka tidak akan memakan waktu lama untuk membersihkan badan mereka. usai melakukan itu para pemuda itu kemudian mengistirahatkan badan mereka ke kasur masing-masing yah walau tak seempuk dan senyaman kasur boruto.

"Oyusumi minna"ucap mereka bersamaan. kemudian para pemuda itu masuk ke alam mimpi masing-masing.

Note:Kamar boruto itu besar ya guys namanya juga holkay:v

🌹____________🌹___________🌹

Di dalam kamar bernuansa merah di padu dengan putih, tampak seorang gadis yang tengah gelisah di atas kasur empuknya. dirinya tak merasa kantuk sedikitpun.

"apa aku mulai tertarik padanya?"tanyanya pada dirinya sendiri. entah mengapa semua pikiranya di penuhi pemuda berambut pisang itu. lagi dan lagi ia memejamkan mata onyx-nya hingga tertutup oleh kelopak mata. detik demi detik telah berlalu gadis berparas cantik itu akhirnya bisa tertidur dengan pulasnya setelah berjam-jam bergelud dengan pemikiranya. malam yang sunyi membuat sang gadis terlelap dengan tenang, wajah polos dari gadis itu mampu memikat siapa saja yang melihatnya. termasuk pria paruh baya bersurai raven dan istri pinkynya di sampingnya. melihat sang buah hati yang kini telah menjadi dewasa membuat perasaan senang dan sedih bercampuk menjadi satu. di sisi lain mereka bahagia putri semata wayangnya itu tumbuh dengan baik dan sehat tanpa ada penyakit bawaan sejak lahir, dan sedih, bagaimanapun juga mereka akan berpisah dengan putri kesayanganya itu jika waktunya telah tiba.

"Dia sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik bukan, sasuke kun"ucap sakura pelan agar sang putri tak terusik mendengar perkataanya. tangan mulus wanita yang berstatus ibu dari sarada itu mengusap lembut surai raven putrinya yang sama persis dengan sang suami.

"Ya kau benar sakura, seperti dirimu"ucap sasuke tersenyum dan menepuk pelan puncuk kepala wanita bersurai merah muda itu. membuat pipi sang mpu merah merona.

Setelah puas memandang wajah polos sarada, mereka mencium kedua pipi sarada secara bergantian. setelah itu merekapun memutuskan untuk menuju kamar untuk tidur.

🌹____________🌹____________🌹

Pagi hari telah tiba, matahari mulai menampakkan wujudnya, menggantikan rembulan yang telah usai dengan tugasnya. sinar terangnya menembus kaca kamar dengan gorden tipis dari seorang gadis yang tengah tertidur pulas. matanya mengerjap saat merasakan sesuatu yang menembus indra penglihatanya. perlahan-lahan ia kemudian membuka matanya menampilkan onyx hitam sekelam malam.

sarada mengucek matanya yang terasa lengket"Hoaaamm... sudah pagi ya"gumamnya.

Sarada kemudian bangkit dari kasur empuknya menuju kamar mandi, setelah membersihkan diri selama 15 menit ia pun keluar dan menggunakan seragam sekolahnya. usai bersiap-siap ia kemudian mengambil seragam sumire yang ia pinjam kemarin, dan memasukanya ke dalam paper bag berukuran sedang dengan hiasan garis-garis ungu di sisi-sisinya. setelah itu ia mengambil ransel yang sudah di isi dengan buku-buku pelajaran untuk hari ini dan memakainya. kaki mungilnya mulai melangkah menuju meja makan untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.

"Ohayou sarada chan"ucap sakura dengan senyum mengembang.

"Ohayou mou mama"ucap sarada dengan senyum tipis.

"Kemarilah kita sarapan bersama"ajak sakura. sarada yang mendengar ajakan sang mama pun langsung duduk di tempat biasa ia duduki.

"Di mana papa? aku tak melihatnya sedari tadi"ucap sarada setelah dirinya tak kunjung menemukan sosok sang papa.

"Oh itu, papa mu dia sudah berangkat kekantor pagi-pagi tadi, katanya ada rapat dengan Klien penting hari ini. dan papa juga minta maaf padamu sarada chan, dia tak bisa mengantarmu ke sekolah hari ini"ucap sakura panjang lebar. wajahnya terlihat lesu setelah mengatakan kata-kata terakhir di kalimatnya.

"Tak apa ma, ada paman jugo kan"ujar sarada tenang.

"Ya, ayo kita makan nanti dingin"ucap sakura. iapun mengambilkan nasi goreng yang ia masak untuk putri semata wayangnya.

"Ittadakimasu"ucap mereka serempak.

hening, tidak ada yang bersuara. hanya dentingan samar dari garpu, sendok dan piring lah yang mengisi kesunyian yang ada di meja makan itu. setelah selesai menikmati sarapan mereka, sakura kemudian mengantar putrinya ke depan gerbang mension uchiha. di sana sudah terparkir mobil beserta supir pribadinya yang akan mengantarnya berangkat ke sekolah.

"Sarada chan belajar yang rajin ya, Shannaro"ucap sakura dengan semangatnya.

"Ha'i, ittekimasu"ucap dan pamit sarada pada mamanya.

"Itterasshai"ucap sakura sambil melambaikan tanganya.

Sarada yang melihat mama-nya hanya tersenyum simpul, ia bahagia meski tak dapat terus merasakan kebersamaan bersama keluarganya, akan tetapi ia bersyukur paling tidak orangtuanya masih menyempatkan waktu berkumpul bersama walaupun hanya sesaat.

Mobil yang sarada naiki terus berjalan, sesekali berhenti jika lampu lalu lintas menunjukan warna merah. sarada hanya diam sambil melihat ke arah luar kaca jendela mobil. perasaanya tidak enak, entah apalagi yang akan terjadi kali ini. dirinya hanya bisa berharap tidak terjadi sesuatu yang menimpanya, keluarganya ataupun teman-temanya di sekolah.

Sarada menarik nafas dalam dan menghembuskanya panjang guna menghilangkan pemikiran buruknya"Huh.... aku harap tidak terjadi masalah kali ini"gumam sarada.

Hingga tanpa sadar mobil yang ia naiki telah sampai di depan gerbang sekolahnya. supir pribadinya pun membuka mobil untuk majikanya, akan tetapi sarada tak kunjung turun membuat supir pribadinya mengernyitkan alisnya bingung.

"Sarada chan kita sudah sampai"ujar sang supir benama jugo itu. akan tetapi sarada tak menyahut membuat sang supir menepuk pundaknya agar ia tersadar dari lamunanya.

Puk!

"E-eh ada apa paman?" tanya sarada sopan. sungguh ia tak tahu dirinya sudah sampai di depan gerbang sekolahnya.

"Kita sudah sampai di depan sekalah, sarada chan"ulang jugo dengan suara beratnya. mendengar perkataan sang supir sarada langsung melihat ke arah depan, dan benar saja dirinya tengah berada di depan gerbang KHS.

"Hm, arigatou paman sudah mengantarku"sarada berucap dengan tulus. ia hanya akan bersikap seperti itu ke orang orang terdekatnya. selain jugo, sarada juga menghormati bibi ayame, pengasuh sarada sedari kecil hingga saat ini. ia sangat menyayangi keduanya layaknya orang tua kandung, bahkan ia lebih dekat dengan pengasuh serta supir pribadinya di banding kedua orang tuanya, yang selalu sibuk setiap saat.

setelah berpamitan pada sang supir, sarada segera bergegas masuk kedalam area sekolahnya. kaki mungilnya terus berjalan menelusuri setiap inci dari kawasan sekolah. ia memegang erat paper bag berisi seragam teman-ralat sahabatnya. manik hitamnya tak sengaja mendapati sosok gadis yang ingin ia temui tengah di hadang oleh seorang pemuda tak jauh dari kawasan parkiran sekolah.

"Siapa pemuda itu?"gumam sarada, ia mulai melangkah mendekat ke arah dua sajoli itu dengan langkah sedikit cepat. ia tak ingin firasat buruknya menjadi kenyataan.

Jangan lupa vote and coment ya minna.

Typo bertebaran harap di maklumi:)

Salam author❤

See you next chapter🍂

Bad Boy & Cool Girl [BoruSara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang