"Delapan" | A Girl in Anxiety

17 2 0
                                    

Drrrttt drrrttttt drrrtttt—

Ponsel Disty yang ia letakkan diatas meja bergetar cukup lama, karena Disty sedang bersiap-siap untuk berangkat kuliah pagi ini. Ia berjalan santai ke tempat dimana ponselnya berada, sembari memandang keluar jendela Disty mengangkat telepon, tanpa melihat siapa penelepon tersebut.

"Iya, halo?"

"Selamat pagi, cantik!"

Tut–

Deg–

Detak jantung Disty berhenti sejenak. Mendengar suara tak asing, seketika ia memutus sambungan secara sepihak. Disty berjalan mundur hingga kaki belakangnya menyentuh ranjang, dan ia terduduk begitu saja.

Drrrrtttt drrrtttt drrrtttt—

Ia mencoba mengangkat dengan hati-hati dan tidak me-loudspeaker panggilan tersebut, karena waspada tiba-tiba Aldo masuk kamarnya.

"Apa lagi? Kalo nggak penting, gue matiin!"

"Aku udah didepan rumah kamu, nih."

"Hah???" Sontak Disty berdiri dari tempatnya dan mengintip ke arah depan gerbang dari jendela.

"Kan aku udah bilang semalem..."

"Gavin, please, lo balik sekarang deh mending, nggak usah bikin acara kenapa sih?!"

"Emang kenapa sih? Masih takut sama papa kamu?"

Disty masih tak menjawab pertanyaan yang barusan Gavin lontarkan.

"Atauuu, Aldo? Pembantu papa lo—"

"Sshhhtt stop! Mau lo apa sih?" Sela Disty sebelum obrolan Gavin melantur kemana-mana.

"Lo jadi pacar gue!"

"Gue udah nggak ada perasaan sama lo, Gavin, percuma."

"Yakin? Kalo aku masih ada, gimana?"

"Ya, itu urusan lo!" Disty memutar bola matanya malas.

Beberapa detik setelah itu, ia melihat Aldo sedang berjalan keluar bersiap untuk membuka gerbang. Dengan perasaan panik bercampur khawatir, Disty langsung menutup telepon dan berlari turun ke bawah.

"Aldo!!!" Seru Disty ketika mendapati Aldo yang baru saja akan membuka gembok gerbang.

"Lo udah sarapan?" Tanya Disty sambil berjalan perlahan menghampiri Aldo.

Aldo mengernyit, dan kembali mengurungkan niatnya membuka gembok gerbang itu. Ia juga berjalan mendekati Disty dengan tatapan intimidasinya. Sedang yang ditatap hanya menapakkan senyum simpulnya.

"Ya udah lah, kamu kan yang belum. Kenapa, mau ditemenin?"

"MAU!" Jawab Disty seraya menggelayut dilengan Aldo dan membawanya berjalan menuju tempat makan.

Aldo yang digandeng dari tadi hanya menganga tak percaya, mengapa setumben itu Disty tidak merasa risih dengannya. Malah Disty yang menyapanya duluan.

"Tumben banget, pasti ada apa-apa?"

"NGGAK ADA APA-APA KOK! BENERAN, SWEAR!"

Disty memakan sarapan yang sudah disiapkan, ada nasi goreng dengan telur mata sapi dan susu putih hangat. Aldo sedang duduk disebelahnya sambil mengitari pandangannya.

"Eeehh! Udah, disini aja, kan gue minta temenin." Ujar Disty saat tau Aldo ingin beranjak.

Aldopun menurut saja, kembali duduk. Tak lama setelah itu, tiba-tiba ponsel Disty bergetar lagi,

A Girl in Anxiety [it was Disty-Juno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang