Aku melangkahkan kaki lesu berjalan ke depan gerbang. Aku sedang menunggu ayah yang akan menjemputku. Udara siang ini betul - betul panas. Kebetulan SMA ku tepat berada dipinggir jalan, huh macetnya.
Aku pergi memasuki kedai bakso yang berada tepat disamping SMA ku. Aku kebetulan lapar, jadi aku memesan semangkuk mie ayam.
Aku juga sudah mengirim beberapa bubble chat ke ayahku. Supaya nanti beliau tidak kebingungan mencariku.
Sembari menunggu aku menonton ulang RelayCam Mark Lee, sungguh aku sedang oleng ke Mark padahal ulti bias ku itu Renjun hiks.
Aku asik menonton Mark yang sedang bermain gitar, Halu ku kembali lancar. Lagi-lagi aku berkhayal mempunyai pacar seperti Mark Lee, mendengarkannya bermain gitar lalu ikut bersenandung bersamanya..
Tanpa kusadari, ada seseorang yang duduk disampingku. Ia menatap mataku lekat.
Aku terusik lalu menoleh kearah sampingku, betapa kagetnya aku melihat wajahnya yang sangat dekat denganku. Aku memundurkan wajahku lalu bergeser sedikit membuat jarak dengannya.
Kalian tau siapa? dia kakel yang senyumin aku pas dia dihukum di lapangan tadi pagi.
"Cie lagi halu ya?" Tanyanya dengan muka tengilnya.
Aku hanya mengabaikan pertanyaannya itu.
Tiba-tiba saja mie ayam ku sudah sampai. Aku tersenyum lalu berterima kasih kepada bibi penjual, sungguh bibinya sangat ramah sekali.
"Cek! aku pesan bakso dagingnya ya!" Ucapnya lalu hanya dibalas anggukan oleh sang penjual.
Aku menatap malas orang yang disampingku ini.
"Siapa yang ijinin kamu duduk disampingku?" Sarkas ku.
"Santai ya, aku niat baik temenin kamu makan biar engga dikira orang jomblo ngenes" Kekehnya membuat aku memutar bola mataku malas.
"iki niit biik timinin kimi mikin biir inggi dikiri iring jimbli nginis" Nyinyir ku kesal.
Dia tertawa lepas mendengarku berkata begitu, Aku mengabaikannya lalu mulai memakan mie ayamku.
Tak lama pesanan baksonya datang, ia juga mulai memakan baksonya.
Saat aku sedang asik memakan Mie Ayam , tiba-tiba saja handphone ku berdering.
I can do this all day~
Back it up, back it up (yeah)~Ternyata panggilan masuk dari Ayahku, langsung saja aku angkat panggilannya.
"iya ayah? kenapa?"
"Yuk nanti ayuk pulang sendiri ya pake gojek, Ayah masih dikantor abis ketemu klien tadi. Sudah Ayah isiin gopay 50rb"
"hm baiklah" Ucapku lalu aku matikan sambungan teleponnya.
Aku berdecak kesal karena Ayah batal menjemputku, aku kembali menyimpan handphone ku di tas.
Aku kembali melanjutkan acara makan mie ayam ku.
"Kenapa? batal dijemput?" Tanyanya kepadaku.
Aku hanya berdehem pertanda iya.
"Ayo cantik pulang sama aku aja, Rumah kamu didaerah mana?" Tanyanya lagi.
"Sukabangun" Jawabku singkat.
"Yaudah hayu gas pulang bareng, sekalian aku juga mau kerumah temen di Sukabangun" Ocehnya yang tidak aku gubris.
Setelah makanan ku dan dia habis, Kami membayarnya lalu keluar dari kedai itu.
Dia menaiki motor scoopynya berwarna biru navy, lalu memberikan helmnya kepadaku.
"Pakai, nanti ditilang polisi" Ucapnya lalu kuterima helmnya dan memakainya.
Dia menghidupkan motornya lalu berputar dahulu.
"Naik" Ucapnya.
Aku langsung saja naik ke motornya, lalu berpegangan di tas ranselnya.
Ia mulai menjalankan motornya.
Macetnya jalan membuat perjalanan terasa semakin lama.
"Oh iya btw namamu siapa?" Tanya nya samar-samar tapi masih jelas ku dengar.
"Kenzia, panggil aja Jia" Ucapku sedikit memperbesar volume suara.
"Jia ya? aduh cantik namanya. Kenalin aku Aldean, panggil aja Dean" Sahutnya.
Aku mendengarnya tapi tidak kubalas. Sungguh aku benar-benar mati topik.
Kami berhenti dikarenakan lampu merah. Dean melirikku dari kaca spionnya.
"Kamu yang sinisin aku tadi pas upacara ya?" Tanyanya.
Aku hanya berdehem singkat.
"Kenapa sih kamu sinisin aku? Aku tau aku ganteng gausah disinisin juga kali" Ucapnya PD lalu ku hadiahkan sebuah jitakan di helmnya.
"Aduh sakit" Ringisnya.
"PD lu anying" Sarkas ku
Dia hanya tertawa mendengar ucapanku.
Lampu lalu lintas berubah menjadi warna hijau, kami melanjutkan perjalanan.
Selama beberapa menit, akhirnya tiba didepan rumahku.
Aku turun dari motornya lalu kulepaskan helmnya.
"thanks" Ucapku singkat lalu mengembalikan helm nya.
"Cuek amat sih" Ucap nya yang lagi - lagi tidak ku gubris.
Saat aku membuka pagar rumah, dia menghentikan ku.
"Jia" Panggilnya membuat aku membalikkan badan dan menatapnya.
"Kenapa?"
"Aku minta nomormu boleh?" Tanya nya lalu tersenyum sumringah.
"Privasi sorry" Ucapku lalu pergi masuk ke dalam rumah, tak lupa aku menutup kembali pagarnya.
Aku mendengar suara motornya yang perlahan menjauh, kurasa dia sudah pergi.
Aku memasuki rumah, setelah ini aku mungkin akan tidur siang mengistirahatkan tubuh dan pikiranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEAN
RomanceDia bukan cowo sempurna. Dia hanyalah cowo tengil dengan seribu tingkah randomnya membuat siapa saja bisa setengah mati kesal padanya. Dia hanya cowo sederhana yang sering berkhayal bahwa dia itu adalah dilan. start : 7 maret 2021 ©bzyhxssy_