"Ca pulang naik apa?" Tanyaku ke Caca yang bersiap-siap mau pulang.
"Gojek, kenapa? mau nebeng?" tanya Caca membuatku mendelik kaget.
"Bonceng tiga cabe-cabe an, gajadi" Ucapku lalu kembali memutar badanku menghadap ke depan.
"Fan, pulang naik mobil kan?" tanya ku ke Fanny.
"Iya, nebeng?" tanya Fanny seakan mengerti dengan isi pikiranku.
"Iyyapp, nebeng ya boleh?" ucapku memohon kepada Fanny.
"Aku mau ke rumah nenek aku Ji abis pulang ini, maaf ya" ucap Fanny lalu sekilas menepuk bahuku.
Aku hanya menghela nafas kasar lalu melanjutkan membereskan buku ku. Bel pulang sekolah pun berbunyi, para siswa berhamburan keluar dari kelas.
Saat aku berdiri dari bangku ku, aku melihat Rendy sedang mengobrol bersama pacarnya didepan pintu. Lalu kulihat pacarnya melambaikan tangan lalu pergi mendahului Rendy, aku langsung saja menghampiri Rendy.
"Ren, kok ga pulang bareng cewekmu?" Tanyaku kepada Rendy lalu ia balas dengan kekehan.
"Dia tadi ijin mau pergi duluan, biasa ada panggilan mendadak dari senseinya" Ucap Rendy.
Aku hanya ber oh ria menanggapinya.
"Jia pulang sama siapa?" tanya nya sembari menatapku.
"Ojek paling atau nebeng sama siapa" Ucapku.
"Ayo bareng aku aja, sekalian aku kepengen jalan-jalan sebentar"
"E-eh? Ren beneran?"
"Iyalah beneran bodoh, ayo ntar macet" Ucapnya lalu menarik tanganku ke parkiran.
Aku pun ditarik Rendy menuju parkiran, dia memberikan helmnya ke padaku.
"beat gapapa ya?" tanyanya lalu terkekeh
Aku hanya membalas ucapannya itu dengan tertawaan lalu memakai helm yang ia berikan.
Saat sudah naik ke atas motor, aku pun menepuk pundak Rendy "lets goo kang ojek"
"Ay ay siapp neng" balasnya sambil tertawa lalu melajukan motornya keluar dari parkiran.
Tanpa kusadari, sepasang mata melihatnya dengan memegang 2 helm di tangannya.
.
"Renn kok makin tinggi sih? perasaan pas masih SMP kita sepantaran deh" ucapku. Aku melihat Rendy dari kaca spion, sedari tadi dia tertawa mendengar ucapanku.
"Heh kesurupan ya?! ini aku nanya kok malah ketawa mulu sih?" tanyaku yang
"Iyalah aku kan makin tinggi, kamu aja yang ga tinggi" ucapnya
"Sembarang aku nambah tinggi tau!" ucapku tak mau kalah.
"Oh iya? nambah berapa memangnya?" tanya nya usil.
"Hm ga nambah banyak si, 3 cm doang" ucapku lalu mengundang gelak tawa dari Rendy.
"Kasian nambah dikit, kaya aku dong nambah banyak karena sering main basket" pamernya kepadaku.
"Dih sombong" cibirku yang masih terdengar oleh Rendy.
"Eh ji, beli boba yuk, mau ga?" Ucapnya menawarkan.
"Wih boleh tuh, kenapa mau beliin?" godaku bermaksud jahil.
"Iyalah bodoh, ngapain aku nanya" ucapnya membuatku menjitak helmnya.
"Kalem, boba mana nih? ga berubah langganan SMP?" Tanyanya
"Haha masih inget aja kamu ren, iya disana" ucapku sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEAN
Roman d'amourDia bukan cowo sempurna. Dia hanyalah cowo tengil dengan seribu tingkah randomnya membuat siapa saja bisa setengah mati kesal padanya. Dia hanya cowo sederhana yang sering berkhayal bahwa dia itu adalah dilan. start : 7 maret 2021 ©bzyhxssy_