"Aduh cantiknya, ini pacar kamu Dean?" ucap Ibu Dean lalu tersenyum kearah ku.
"Baru otw buu" sahut Raya dari belakang.
"Doain aja bu" Ucap Dean cengengesan.
"Ibu restuin dah kalo sama yang cantik kaya gini" Ucap sang Ibu membuat ku menunduk malu.
"Udah ayo masuk" ajak Ibu. Sementara aku hanya menggigit bibir dan memainkan ujung kemeja ku, gugup sekali.
Tiba-tiba saja Dean merangkul ku lalu membisikkan sesuatu
"Tuh ibu aja udah restuin aku sama kamu, kamu cantik" bisiknya lalu mengusap rambutku.
Pipiku bersemu merah, aku hanya bisa memalingkan wajahku.
"Hoi yang lagi kasmaran beda ye, tapi masuk dong. Gue kunciin juga ni pintu" ucap Raya yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu.
"Ssstt yang abis putus diem aja" sindir Dean.
"Bener-bener ya lu, Gue pukul pake sutil kayu ini" ucap Raya kesal sambil mengarahkan sutil kayu yang ia pegang ke hadapan Dean.
Aku melepas rangkulan Dean lalu menghampiri Raya.
"Udah ray, orang sinting biarin. Yuu masuk" ucapku mengajak Raya untuk masuk ke dalam, pasalnya kalo tidak di relai maka kedua belah pihak mungkin bisa saja baku hantam di tempat.
"Masak apa ray?" ucap ku ber basa-basi.
"Gatau si, yang masak ibu. Gue bantu nyiapin doang." ucapnya
"Terus sutil di tangan kamu itu?"
"Sosoan doang, tadi liat sutil ini di meja yaudah gue ambil aja. Lumayan ini tadi kalo gue getok ke kepala Dean" lanjutnya kesal.
Aku hanya bisa tertawa mendengar omelan Raya yang kelewat kesal dengan abangnya itu, siapa yang tidak kesal sih punya abang cowo yang super ngeselin kaya Dean?
Aku dan Raya menuju dapur, Raya langsung mengelap piring dan menatanya di meja makan. Sementara aku menghampiri Ibu yang sedang memasak.
"Tante masak apa?" tanya ku membuat ibu menoleh menatapku.
"Jangan panggil tante, panggil ibu aja" ucapnya
"Eh iya tan- maksudku Ibu" ucap ku gugup.
"Ibu lagi bikin Kari Ayam, telur dadar sayur, sama kentang balado" ucap Ibu sembari tersenyum hangat.
"Wihh enak tuh, Bunda Jia dirumah juga suka masak Kari ayam tapi versi ga pedas" ucap ku mulai bercerita.
"Kenapa tidak pedas? Kari ayam enaknya pedas lho" jawab Ibu.
"Soal nya di rumah Jia punya dua adek bu, mereka gakuat makan pedes" lanjutku.
"Jia kuat kan makan pedes? Kari ayam ibu lumayan pedes lho"
"Jia kuat dong makan pedes bu" ucapku tersenyum bangga.
Ibu hanya terkekeh mendengar ucapanku, aku memperhatikan ibu yang sedang memasak Kari.
"Ini kentang balado nya ya bu?" tanyaku saat membuka sebuah tutup teflon penggorengan.
"Iya tadi baru aja mateng, coba Jia cicip gimana rasanya" ucap Ibu.
Aku hanya mengangguk lalu mengambil sendok, ku ambil sedikit kentang nya dan langsung saja ku cicipi.
"Gimana nak?" tanya Ibu.
"Anu bu, menurut Jia baladonya kurang bu terus kaya gimana ya kurang asin" ucapku
"Aduh iya ya? duh ibu ga fokus tadi masak kentang baladonya" ucap Ibu merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEAN
RomanceDia bukan cowo sempurna. Dia hanyalah cowo tengil dengan seribu tingkah randomnya membuat siapa saja bisa setengah mati kesal padanya. Dia hanya cowo sederhana yang sering berkhayal bahwa dia itu adalah dilan. start : 7 maret 2021 ©bzyhxssy_