Tubuhku masih lemas gemetar dan Aku masih berada dalam dekapan Andrew menangis ketakutan. Setelah beberapa saat, Andrew menarik diri dan menatap ku. Mengusap air mata ku dengan kedua ibu jari nya dan tatapan nya yang teduh membuat ku tenang.
"Kenapa kau menangis?" tanya nya bingung.
"A..aku.. melihat.. sesuatu.. ya..ng mengerikan di.. be..belakangmu" jawabku terisak.
Ia membalikan badan dan menatapku bingung. "Tidak ada apa-apa di belakangku" katanya sambil menatapku dan kembali melihat kebelakang.
Aku menutup mulut gemetar, memberanikan diri untuk melihat sosok mengerikan itu dan menunjuk kebelakang Andrew.
Aku membelalakan mata dan membungkam mulut "Ia hilang...."
"Sosok yang mengerikan itu hilang......"
"Violet?" tanya Andrew bingung.
"Eeh... uhm... ituu..." aku menjatuhkan tubuh lemasku ke bangku tidur.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Andrew yang kini berlutut di hadapan ku. Aku menggeleng tanpa menjawab pertanyaan nya.
Pria ini kini mencari sesuatu dalam kantong celana nya dan mengeluarkan Ipod milik nya. Ia memasangkan headset ke salah satu telinga ku.
"Aku kan sudah bilang, aku tidak suka lagu-lagu nya" jawab ku datar, namun pria ini tidak mendengarkan ku.
Who would have thought that I'd be here by myself?
Who would have thought that you'd be bad for my health?Aku lansung menatap Andrew begitu lagu ini memenuhi kepalaku, senyumku mengembang dan Andrew bangkit berdiri "Tunggu disini sebentar" katanya sambil tersenyum menatap ku.
Tatapan itu.. kenapa begitu menenangkan, mengapa sangat familiar untuk ku.. Andrew... "Terima kasih" ucapku sambil menatap punggung lelaki itu yang berjalan memasuki villa.
No, I can't look down
I'm trying to fight the feeling
I will fall to the ground
If I ever see you
Cause I feel like I'm walking on a tightrope
My heart is in my throat
I'm counting on high hope to get me over you
And I've got my eyes closed
As long as the wind blows
I'm counting on high hope to get me over you, Cause I'm a man on a wire."Hei.. minum ini.." Aku lansung melepaskan headset begitu Andrew datang membawakan ku sebotol Greentea Latte. Aku menerimanya dan menatap memperhatikan nya, kini lelaki itu membaringkan tubuh pada kursi tidur di samping ku.
Ia menoleh ke arahku "Kenapa menatapku seperti itu?"
Aku hanya tersenyum dan meneguk Greentea Latte ku "Berapa lama kau akan tinggal di Indonesia?"
"Mungkin selamanya.."
Aku membalikan tubuh sehingga berhadapan dengan Andrew "Selamanya?"
"Daddy akan membangun perusahaan baru di Indonesia dan akan bekerjasama dengan ayah mu" ia berbalik memandang langit yang di penuhi bintang "Keluarga ku akhirnya memutuskan untuk kembali tinggal di Indonesia" jelasnya
"Ohhh.. jadi dulu kau pernah tinggal di Indonesia?" tanya ku
"Ya tentu saja. Aku lahir di Indonesia, dan pindah ke USA sewaktu aku kelas 3 SMP"
"Lalu sekarang kau, masih sekolah atau kuliah? atau kau sudah kerja?" tanyaku.
Ia lansung duduk dan menatapku "YAAMPUN! apa aku terlihat tua seperti bapak-bapak yang sudah bekerja?" ucap nya panik sambil menepuk-nepuk kedua pipi nya.
"Hahahaaaa" aku lansung tertawa geli melihat tingkah nya "yaaa.. kau memang terlihat sedikit berumur menurut ku hahahaaaa"
"Astaga... aku harus sedikit bercukur mungkin" ucapnya sambil memegang dagu yang ditumbuhi bulu-bulu kecil. "Aku masih SMA Violet.. aku masih 18tahun"
"Kau serius?! hahahahahaa" tanyaku geli.
"Daddy bilang aku akan melanjutkan SMA dimana tempat kau bersekolah" lanjutnya.
"APA?!" tanyaku kaget. "MIMPI BURUK!" ucap ku.
Andrew lansung menatap ku tajam "HEH! Apa maksud mu?!"
"Yaaahh.. satu sekolah dengan orang yang sangat menyebalkan seperti mu. Apa itu bukan mimpi buruk nama nya?"
Andrew lansung memasang tampang kesal begitu mendengar ucapan ku "Sini kembalikan Ipod ku!" ia lansung mengambil kasar Ipod milik nya yang dari tadi aku pegang dan lansung berjalan masuk ke villa meninggalkan ku sendirian.
"Dasar tukang ngambek hahahaaa" ucapku.
Aku kembali merebahkan tubuh dan menghabiskan minuman ku. Aku memperhatikan sekeliling halaman belakang villa. Banyak banyangan hitam dimana-mana, ada beberapa wujud yang samar-samar. Aku mulai takut dan merinding, tiba-tiba angin berhembus kencang. Mungkin mereka menyadari bahwa aku dapat melihat keberadaan mereka karena mereka kini melihat ku dengan tatapan tajam. Aku lansung berlari masuk, Daddy dan Om Alex sudah tidak ada, villa nampak sepi dan sunyi, aku berlari masuk ke kamar untuk tidur. Aku sangat takut jika mereka semua mengikutiku kedalam kamar, aku takut kalau malam ini mereka akan menggangguku.
Begitu memasuki kamar, Aku berjalan menuju kasur dan pandangan ku terhenti pada satu titik diatas kasur. Ada benda perak dan kertas kecil bewarna biru diatas sana, aku mengambil kertas itu dan membaca nya.
"Pakai ini untuk membantu mu tidur. Semua lagu sudah ku ganti menjadi lagu kesukaan mu. Selamat malam Violet"
Senyumku mengembang begitu membaca secarik surat ini. Aku memasang headset dan memutar lagu kesukaan ku yang akan menemaniku sepanjang malam.
Lelaki ituu...."Terima kasih..... Andrew...."
..........
Lagu di atas judul nya man on wire - The Script. Berhubung saya suka banget sama The Script jadi si Violet juga suka nya sama the Script hehehee.
Don't forget to follow me yah on:
IG/Twitter/ask.fm : devitadjunaedi
glad to know you all my readers.
Kiss n hugs from me ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet
Teen FictionDunia yang ku lihat sanggat berbeda dengan dunia yang kalian lihat. Apakah kalian tau bahwa di dalam dunia ini terdapat kehidupan lain? Penghuni bumi bukan hanya manusia, banyak kehidupan lain yang tidak bisa kalian lihat. Aku tidak mau menjadi sep...