Violet - 3

78 8 0
                                    

"Kau.... sekarang umur berapa?" Tanya Daddy tiba-tiba

"Hah?!" Aku tertegun mendengar pertanyaan nya

"Kau umur berapa Violet?" ulang pria itu dengan ekspresi muka serius "Daddy hanya ingin memastikan nya saja."

"Aku 16 tahun lewat 9 bulan Dad"

"Apa kau merasa ada yang aneh dalam diri mu belakangan ini?" tanya nya serius.

Aku terdiam, dan bingung. Mengapa daddy bertanya seperti itu kepada ku.

"hmmmmm.........."

"Sejak kapan, kejadian-kejadian aneh mulai menghantui mu?" tegas pria itu.

Aku hanya diam.

"Jawab Daddy, Violet!" Nada bicara Daddy mulai tinggi, membuat ku agak terkejut.

"hmmm... ituu..."

"ituuu... sejak..."

"Sejak aku meniup lilin ulang tahun ku yang ke 16, Dad." jawab ku lirih.

Sekarang Daddy hanya diam dan tatapan nya kosong. Membuat ku semakin bingung.

Daddy menghela nafas panjang. "Apa nanti malam kau ada acara?"

"Tidak." Jawabku singkat

"Nanti malam kau ikut Daddy pergi ke suatu tempat. Oke?"

"Kemana Dad?" Tanya ku bingung

"Sudah ikut saja" ucap nya sambil bangkit berdiri dan jalan keluar kamar ku. "Dan kau tidak usah kuatir Daddy akan batalkan kepergian Daddy ke Singapore"
"Dan kau tetap minta ijinlah ke sekolah mu, senin kau dan Mom akan tetap ke Bandung. Menemani keluarga Wyatt"

"Siapa mereka Dad?"

"Sahabat lama Daddy dan Mom" ucapnya sambil tersenyum. Dan aku hanya menganggukan kepala tanda setuju.

"Jangan lupa nanti malam ya" ucap Daddy dari ambang pintu.

Kini sosok pria tampan itu sudah tidak terlihat lagi di sudut ruangan ku. Hanya tinggal aku sendiri bersama dengan semua kebingungan ku. Bagaimana bisa.... mimpi itu seakan mimpi yang akan menjadi kenyataan. Seakan pengelihatan untuk masa depan. Bagaimana ini bisa terjadi? Ada apa dengan diri ku ini. Bagaimana bisa...

...............

Sekarang sudah pukul 18.10 tapi Daddy masih belum pulang, aku sedang bersantai dikamar sambil menonton drama korea kesukaan ku.

"Vio, Kau mau pizza tidak?" tiba-tiba aku mendengar suara teriakan adik ku Gavin dari luar kamar.

Aku lansung menekan nomer seri pada remote kontrol, seketika itu juga televisi dan lampu kamarku redup. Aku menyusul adik ku yang berada di dalam kamar nya, kamar kami berhadapan jadi ketika pintu kamar kami terbuka aku dan Gavin suka berbicara dengan suara keras.

"Kau mau traktir ya?" Tanyaku begitu memasuki kamar nya.

"Iya! Cepat, kau mau apa Violet?"

"Pesankan aku seperti biasa nya." aku lansung berbaring di kasurnya tanpa di suruh.

Gavin Alexander Addison adalah adik ku satu-satu nya, umur kami hanya beda 1 tahun jadi aku tidak mempermasalahkan jika ia memanggil ku Violet. Kami memiliki warna mata yang sama, coklat hazel. Mata ini kami peroleh dari Daddy karna dia asli orang Vietnam. Rambut ku keriting panjang coklat pirang, seperti warna rambut Daddy. Sedangkan Gavin memiliki rambut hitam seperti Mommy yang asli orang Indonesia.

Walaupun Gavin lebih kecil, tapi ia memiliki tubuh yang jauh lebih tinggi dari ku, tubuh nya tegak sama seperti Daddy dan otot pada badan nya juga sudah mulai terlihat. Kami sama-sama penyuka Pizza, walaupun Gavin cuek dan menyebalkan tapi ia baik dan juga romantis. Kami satu sekolah namun beda tingkat, aku SMA dan dia SMP. Gavin ketua OSIS di SMP dan ketua tim basket sekaligus di tambah ia memiliki wajah yang tampan seperti Daddy, itulah sebab nya mengapa ia sangat populer di kalangan cewek-cewek.

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang