Violet - 12

49 5 0
                                    

Aku terdiam dalam pangkuan tangan di meja belajar. Ruangan kamar yang ramai namun sunyi membuat aku dapat mendengar detakan jam dinding. Aku memegang sebuah amplop kotak yang bewarna biru muda, aku memutuskan untuk membukanya. Terlihat karton perak yang bertuliskan "Violet Carmenlita Eddison Sweet Seventeenth Birthday Party" dengan design yang elegant bertemakan Winter Snowflake lengkap dengan hiasan salju 3D yang membuat aku kagum.

Tapi, Aku hanyut dalam pikiran dan perasaan yang tidak jelas. Aku senang karena Mom and Dad sangat perhatian dengan membuat aku pesta tetapi aku juga merasa takut.

Sebentar lagi aku tepat berusia 17 tahun. Seharusnya, aku merasa senang karena itu tanda nya aku sudah dewasa. Aku akan memiliki Kartu Tanda Penduduk dan Surat Ijin Mengemudi, aku dapat menyetir sendiri tanpa harus di ikuti supir, aku juga sudah tidak terikat dengan jam malam, dan aku juga bisa pergi ke club malam.

Namun, rasa nya aku tidak ingin menginjak usia itu. Usia itu merupakan gerbang awal kehidupan ku yang sesungguhnya di mulai.

Membayangkan nya saja aku sudah ngeri, bagaimana aku akan menjalani nya. Aku takut, entah apa yang dapat ku perbuat.

Tokk.. Tok.. Tok...
"Halloo Violet!" Tiba-tiba suara berat ini memenuhi kamar, membuat aku kaget dan reflex lansung berdiri.

"Lagi ngapain?" Tanya lelaki yang lansung masuk seenaknya ke kamarku dan lansung menaiki kasur ku.

"HEH!!! KAU!" Bentak ku
"Siapa yang mengijinkan kau masuk seenak nya ke kamar ku?! Dan pergi dari kasur ku!" Oceh ku sambil menarik lelaki menyebalkan ini turun dari kasur.

"HEHH!! HENTIKAN BODOH! AKU BISA JATUH! Om Matthew yang sudah memberi ijin"

"Lepaskan aku!!" Pinta lelaki gondrong ini.

"Eh, apa itu di meja belajar mu? Ada banyak sekali amplol biru" tanyanya penasaran.

"ANDREW! ASTAGA!" aku lansung berlari menuju meja belajar untuk menghalangi lelaki ini melihatnya, Aku lansung menghalanginya dengan membelakangi meja dan menutup undangan sebisaku dengan kedua tanganku, sehingga tubuh kami berhadapan. Karena ia kaget aku tiba-tiba muncul, tubuh kami bertabrakan dan aku hampir kehilangan keseimbangan. Andrew lansung menangkap tubuhku dengan tangan kanannya dan menariku kedalam pelukannya. Aku tertegun, mungkin aku menahan nafas ku sekarang. Tubuh kami bersentuhan sehingga aku dapat merasakan suhu tubuhnya. Mungkin wajahku sudah merah merona sekarang, Aku menatap Andrew dan dia juga menatapku lekat. "Bernafaslah Violet kalau tidak kau bisa mati" ucapku dalam hati.

"Jadi begitu ya, 16 Desember" ucapnya tiba-tiba, membuat aku tersadar.

"Eh, uhmmm.." Jawabku gugup, kini ia melepaskan pelukannya dan melihat tumpukan amplop biru yang dari tadi aku tutup-tutupi.

"Aku ambil 1 ya" ucapanya enteng, sambil mengambil amplop biru itu.

Aku masih tercengang dan tidak berkata apa-apa. Tiba-tiba ia meletakan telapak tangan kanan nya dipipi kiri ku sambil tersenyum "Aku pasti akan datang" setelah itu ia mengacak rambutku "Aku pulang dulu, nanti aku akan kembali lagi" senyumnya mengembang dan ia lansung pergi meninggalakan kamarku.

Perlakuannya..
Kenapa bisa sama persis...

Kenapa tatapan dan senyumnya terasa sangat familiar, seakan-akan itu adalah tatapan dan senyuman yang aku rindukan.. Dada ku mulai sakit..

"Kenapa tadi kau tidak memarahinya dan diam saja?!" Aku tersadar.
"Bodoh!!"
"Bodoh kau Violet!" Ucapku sambil memukul kening ku.
"Bodoh!" Aku lansung menjatuhkan diri dikasur.
"Kenapa undangan pertamanya bisa dia yang dapat! Aku mau memberikan undangan perdananya kepada Jordan!"
"Seharusnya kau marah, tapi kenapa kau malah diam saja?!" Ucap ku kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang