Violet - 5

86 10 0
                                    

"Apa yang kau liat Violet?" tanya nya meyakinkan.

Aku menyentuh pipi lelaki itu dan menatap nya lekat-lekat......

"Kauu...." jawab ku gemetar. "Mata mu..." aku menyentuh kedua mata nya.

"Mata mu ber.. berwarna...."

"Hijau tosca... Warna bola mata mu... indah sekali..." ucap ku kagum.

"Kau gila!!" aku lansung menoleh ke arah suara itu. "Kau bilang indah?! Ini adalah mata dua dunia Vio, orang-orang indigo menyebutnya Svetova" ucap Marlyn ketus.

"YA AMPUN!" teriak ku "Ka... Kalian semua memiliki warna mata yang sama. Hi.. hijau tosca...." ucap ku terbata sambil memperhatikan sekeliling "Kecuaali..... Daddy....."

"Svetova adalah indentitas kami Vio. Kini kau dapat mengenali kami semua, sesama indigo." jelas Jason.

"Dan kami juga dapat mengenali mu Carmen" sambung Jordan.

"Meng.. meng.. mengenali ku?" tanyaku bingung.

"Tentu saja! Kini warna mata mu sama seperti kami Vio" lanjut Jordan.

Tanpa pikir panjang aku lansung membuka tas, mencari kotak lipsticks dan membuka nya, terlihat ada beberapa lipsticks kepunyaan ku dan cermin di atas nya.

"astagaa..." ucap ku dalam hati."Mata ku..... hijau tosca bearti aku seorang indigo?" pikirku bingung.

"Ya benar! kau memang seorang indigo Violet." ucapan Jason membuat ku menatap nya dan mengerut kan kening.

"Bagaimana dia bisa tau pikiran ku?" tanya ku dalam hati.

Jason hanya tersenyum hangat tanpa membalas pikiran ku.

"Kita ke air mancur yuk!" ajak Jordan sambil menarik tangan ku.

Aku lansung tertarik berdiri dan ikut dengan nya. Sementara yang lain asik mengobrol, ada juga yang sedang mencicipi masakan koki rumah ini dan si kembar Harlyn dan Marlyn sedang latihan bersama Jason. Entah latihan apa aku masih belum paham.

"Tunggu disini sebentar" ucap Jordan.

Aku mengangguk dan duduk di bangku dekat air mancur. Aku menguap. Astaga jam berapa sekarang? Aku melihat Iphone ku, terlihat pukul 02.18 pagi dan beberapa notif pada layar Iphone ku, aku membalas nya sambil menunggu Jordan datang.

"Minum ini...." suara Jordan kini terdengar di sebelah ku. "Dan makan ini, kau pasti lelah menangis selama itu" lelaki berambut hitam ini menyodorkan aku piring yang berisi 2 potong pizza meatlover.

Aku membelalakan mata. "Minuman dan pizza ini semua nya sesukaan ku."

"Aku tau Carmen." balas Jordan sambil duduk di bangku sebelah ku.

"Dari mana kau tau?" tanya ku sambil membuka sekaleng Green Tea Latte yang di berikan Jordan.

"Aku sudah mempelajari mu, Violet Carmenlia Eddison."

"Astaga! kau bahkan tau nama panjang ku"

Pria yang memiliki dada bidang ini kini hanya tersenyum menatap ku.

Aku menegak minuman ku "Jadi.. seberapa jauh kau mempelajari ku, Jordan?" tanya ku menggoda.

"Kau mempunyai adik bernama Gavin Alexander Addison, kalian hanya berbeda 1 tahun." pandangan nya tidak lepas dari ku.

"Kau kelas 1 SMA di salah satu sekolah Internasional di Jakarta Selatan, kau suka mengikuti kejuaraan renang, kau calon ketua OSIS, kau juga menjadi salah satu penyiar radio swasta termuda di Jakarta."

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang