Violet - 10

69 3 2
                                    

Pagi ini aku pulang lebih dulu ke Jakarta karena aku harus latihan berenang dengan pelatihku nanti siang dan sore nanti aku ada jadwal siaran. Sedangkan Mom, Dad dan keluarga Wyatt akan kembali ke Jakarta setelah makan siang. Liburan singkat yang menyenangkan pikirku karena aku dapat istirahat sejenak dari semua kegiatan ku yang sangat melelahkan. Mengetahui bahwa Andrew akan bersekolah di tempat yang sama dengan ku memang mimpi buruk. Tapi begitu mengetahui bahwa ia akan tinggal di depan rumah ku itu adalah malapetaka.

Memang ia sangat baik, tapi sikap nya menyebalkan, terkadang seperti anak kecil, namun terkadang ia bisa bijak seperti orang dewasa. Andrew akan menjadi kakak kelas ku nanti, ia lansung masuk kelas 12. Karena sekolah ku international dan tidak ada Ujian Negara jadi tidak masalah untuk murid pindahan kelas 12.

Lagi-lagi aku terpikir mengenai ajakan Jordan yang belum sempat ku jawab. "Baiklah!" tekat ku dalam hati. Aku mengambil Iphone dan menulis pesan

Fri 30, 8.11 AM

Selamat pagi, maafkan aku karena tidak membalas pesanmu. Apa ajakan mu masih berlaku untuk ku?

Beepp... Beepp..

Fri 30, 8.15 AM

Tentu saja Violet, Bagaimana jika nanti malam?

Fri 30, 8.16 AM

Nanti sore aku ada siaran, aku selesai pukul 17.30

Beepp.. Beep...

Fri 30, 8.18 AM

Baiklah aku akan jemput pukul 19.00 bersiaplah dan dadan yang cantik. Pangeran mu ini akan menjemput mu :D

Aku hanya tersenyum membaca pesan dari Jordan. Aku mengeluarkan Ipod dari tas ku dan memasang headset, sudah hampir seminggu benda perak ini ada di tangan ku. Lelaki itu tidak mempermasalahkan nya, malah sebaliknya ia sangat marah ketika aku ingin mengembalikan benda ini. Aku memejamkan mata karena perjalanan menuju Jakarta masih sangat jauh.

.......................

Sakit... Dada ini sesak... Aku tidak dapat menahan air mata ku, rasa nyeri ini menusuk sampai ke tulang sumsum.

Ruangan ini gelap, sangat gelap. Kemana semua orang. Aku memperhatikan sekeliling, mencoba mencari cahaya. Aku memutarkan badan dan aku melihat cahaya. Cahaya yang terlihat dari celah-celah pintu. Aku berjalan menyeret kakiku, tubuh ini sangat berat dan dada ini sesak. "Daddy" rintih ku, aku memukul dada ku dan meremas baju yang ku kenakan. "Sakit Daddy.... Kenapa sakit sekali"

Aku memegang gagang pintu dan membuka nya. Dimana ini pikirku dalam hati. Aku melangkah masuk dan memperhatikan sekeliling ruangan. Ruangan kosong, ada 2 kasur yang rapih di tengah-tengah ruangan. Ada sofa dan meja kecil di sudut rungan. "Rumah sakit" ucap ku sambil menyeka air mata yang membasahi pipi. Aku berjalan mendekati kasur dan melihat ada benda perak lengkap dengan headset di atas nya. "Ipod Andrew..." pikir ku bingung, aku mengambil benda perak itu dan membuka nya. Ada dua sosok anak kecil yang tersenyum bahagia disana, mereka memaki baju kembar, tapi jelas mereka bukan anak kembar. Aku memperhatikan nya, keduanya memiliki mata bewarna hijau, seorang diantara nya berwajah pucat namun tetap tersenyum bahagia sedangkan yang satunya......

Dada ku semakin sesak, aku sulit bernafas. Aku memperhatikan nya lebih jelas. Mata itu...... Aku teringat akan seseorang yang memiliki mata itu. Apa mungkin dia.. Tangan ku gemetar, aku memperhatikan foto itu lebih dekat. Aku membelalakan mata, nyeri... Sakit sekali... Tangan ku yang gemertar tidak kuat untuk memegang benda itu sehingga membuatnya jatuh keatas kasur. Aku membungkam mulut dan air mata ku mengalir deras "Brandoonn......"

"Non..... Non Vio" Aku merasakan tubuh ku diguncang.

"Non Vio... Bangun non"

"Non Vio..... kita sudah sampai dirumah" Aku membuka mata dan melihat sosok pria paruh baya di depan ku.

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang