Chapter 3 : Aku Mengerti

100 9 0
                                    

Mentari telah menyapa bumi. Tetapi, beberapa bagian di bumi telah sibuk dan terkejut akan suatu berita.

Ya, berita kali ini mengatakan jika Hime-sama dari keluarga tertua Fangire telah hilang. Dan entah mengapa, baik manusia maupun fangire merasa jika hal itu sangat menakutkan.

Tidak ada lagi pelindung, bukan? Entahlah. Hanya mereka yang mengetahui jawabannya.

Disisi lain, Neko tidak mempedulikan berita itu. Ia justru pergi ke laut terdekat, dimana kastil doran biasa bermain air sembari memainkan biolanya.

Dengan menahan rasa sakit, ia menuangkan semua amarahnya dalam sebuah musik yang hanya bisa didengarkan oleh dirinya sendiri. Perlahan namun pasti, tangan-tangannya sangat piawai membuat alunan melodi indah.

Memang bukan keluarga Kurenai jika tidak bisa bermain biola. Dan saat nada terakhir selesai, sebuah tepuk tangan membuatnya terkejut dan segera berbalik ke sumber suara.

"Diend ...," gumam Neko.

"Nadamu terlalu sedih untuk didengar," ucap Kaito.

Neko hanya diam mendengarnya. Ia langsung mengemasi biolanya dan mengamati kastil doran yang enggan selesai dari kegiatan bermain airnya.

"Pasti rasanya sakit, bukan? Tidak dipercaya sekaligus dibuang oleh keluargamu sendiri," ucap Kaito.

"Itu ... bukan urusanmu," sela Neko dengan nada lemah.

"Aku tahu kau adalah Kiva itu. Kiva yang menentang Queen semalam," ucapan Kaito sukses membuat Neko tertegun dan menatapnya lekat-lekat yang membuat Kaito membalas tatapan itu dengan penuh kemenangan.

Neko pun memutus kontak mata itu. Ia tampak sedikit menghela nafas, "Aku tidak akan membiarkan Nii-san jatuh dalam pengaruhnya. Dan aku tidak akan pergi meninggalkan Nii-san dalam kondisi seperti itu."

Mendengar penuturan gadis disebelahnya, tanpa sengaja ia mengulurkan tangan dan mengacak lembut surai hitam gadis itu dengan senyuman di wajahnya.

"Aku tahu bagaimana rasanya dan akan aku usahakan untuk membantumu," ucap Kaito yang membuat gadis disebelahnya menatapnya lagi.

"Sungguh?"

"Tentu aku bersungguh-sungguh," jawab Kaito mantap.

"Apa ada imbalan yang harus aku bayar?"

"Pikirkan saja nanti. Yang terpenting adalah kakakmu kembali terlebih dahulu."

"Terimakasih, Diend," jawab Neko dengan senyuman penuh keceriaan yang entah mengapa membuat Kaito merasa hangat.

"Namaku Kaito Daiki."

"A-ah, kalau begitu ... terimakasih, Daiki-san."

*****

"Kenapa tiba-tiba Hime-sama menghilang?" tanya Natsumi pada kedua temannya.

"Mungkin, dia telah pergi ke dunia yang lain," jawab Yuusuke seadanya.

"Lebih penting lagi, Kiva memiliki masalah yang membuatnya terancam diusir dari dunianya sendiri. Kiva yang malang," komentar Tsukasa.

"Daripada kalian sibuk menduga-duga, mengapa tidak tanyakan langsung pada orangnya."

Suara Kaito membuat ketiga temannya menatap dirinya lalu melihat gadis yang digandeng olehnya.

"Oh, sekarang kau berganti profesi menjadi om om mesum, Kaito?" ucap Tsukasa yang langsung mendapatkan pukulan pelan dari Natsumi.

"Kurenai-san?" panggil Natsumi.

"Jangan-jangan, Kurenai-san adalah Hime-sama!?" ucap Yuusuke yang langsung dijawab anggukan pelan oleh yang bersangkutan.

"Decade, hentikan keputusanmu untuk membantu Queen," ucap Neko dengan tatapan memohon.

"Mengapa aku harus melakukan itu? Padahal, Queen sendiri yang meminta bantuanku," balas Tsukasa.

"Itu ..."

"Itu karena dia yang meminta, apa susahnya?" potong Kaito.

Tsukasa pun berdiri dari tempat yang ia duduki dan mendekat perlahan pada Neko. Saat dirasa cukup, ia segera melepas sedikit jaket gadis itu hingga terekspos lengan yang diperban.

"Begitu rupanya. Ternyata kau adalah Kiva yang semalam," bisik Tsukasa.

"Kalau kau sudah mengerti, kau harus membantunya," ucap Kaito.

"Aku rasa jika aku tidak akan membantunya sedikitpun. Dia harus menemukan caranya sendiri," ucap Tsukasa yang langsung mendapatkan teguran lagi dari Natsumi.

"Kami ...."

"Terimakasih, aku akan bekerja dengan caraku sendiri," ucap Neko yang kemudian langsung pergi dan disusul oleh Kaito.

"Tampaknya Kaito sedang jatuh cinta ya," ucap Tsukasa.

"Tsukasa, seharusnya kau membantunya!" ucap Yuusuke.

"Biarkan saja, dia yang ingin melakukannya. Maka ia harus melakukannya sendiri," ucap Tsukasa yang sama sekali tidak dimengerti oleh Natsumi.

*****

"Kyaaaa!"

Suara teriakan membuat Neko merubah haluannya dan mencari sumber suara. Ia berlari sekuat yang ia bisa hingga ia mendapati jika Queen tengah berdiri dihadapan fangire wanita yang tengah melindungi seorang manusia pria.

Queen belum menyadari kehadiran dirinya. Queen yang saat ini telah menjadi fangire, ia mengeluarkan bola-bola berwarna ungu pekat dan ia melemparkannya pada fangire itu.

"Awas!"

Neko langsung mendorong dan melindungi kedua makhluk itu secepat yang ia bisa.

"Kalian baik-baik saja?" tanya Neko setelah berhasil melindungi mereka.

"Hime-sama ...," gumam Fangire wanita itu.

"Cepat, pergi," ucap Neko yang membuat kedua makhluk itu melarikan diri.

"Hmph, aku kira kau benar-benar pergi, Neko," ucap Queen yang merasa kesal tiap kali melihat saudara sepupu dari King.

"Kau boleh berharap demikian, Queen. Tetapi aku tidak akan pergi sebelum Nii-san mengusirku dengan kesadarannya sendiri. Kivat!"

Neko memanggil kelelawar hitam kemerahan yang membuat kelelawar itu menggigitnya dan meninggalkan aura fangire yang tidak kalah kuat dari Queen.

"Henshin!" ucapnya dan seketika, ia berubah menjadi Kiva yang diceritakan oleh Queen.

"Kau tidak akan pernah menang dariku, Neko," gertak Queen yang sama sekali tidak membuat Neko mundur.

Kiva, lambang keadilan dan kesejahteraan bagi para fangire dan manusia. Sudah bertahun-tahun Kiva memastikan semuanya dalam kendali. Dan kini, Kiva kembali diuji kekuatannya oleh seseorang yang ingin menghancurkan semuanya.

Mampukah Kiva menahannya?

Panorama (Kamen Rider Diend ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang