—Happy Reading—
Pagi hari yang di mulai dengan latihan vocal ia berjalan menuju ruangan dimana mereka akan berlatih, menghentikan langkah tepat di depan pintu setelah mendengar detingan beberapa tuts piano tekan dan menghasilkan sebuah melody yang memanjakan.
Ia mengintip siapa pemilik tangan sehebat itu hingga membuat bulu kuduknya merinding mendengar permainan tersebut, segari senyum ia tunjukan melihat punggung seorang gadis membelakangi pintu namun ia sangat hafal siapa pemiliknga.
Perlahan pintu di buka tanpa menghasilkan suara agar tak menganggu si pianis membuat karya, berjalan mengendap-ngedap berdiri tepat di belakang gadis tersebut dengan senyuman yang sangat lebar.
Jari yang lentik dan anggung menekan setiap tuts dengan baik dan rapi hingga ia membuat sebuah gangguan dengan menekan asal salah satu tuts, si gadis menoleh kaget melihat permainan di saksikan orang lain.
" Kau selalu datang cepat " Sapanya berpindah tempat ke samping.
Gadis itu tampak sangat malu-malu dan sedikit canggung melihat orang tersebut datang bahkan menyapa.
" Yuri si rajin " Pujinya.
" Aku tidak serajin itu, hanya saja terlalu malu untuk memainkan piano ini jika ada trainee lain "
" Barusan kau bermain di depanku "
" Aku tak tau kau datang Yena "
Pemuda itu tersenyum melihat tingkah Yuri yang seperti malu-malu, ia tau Yuri adalah gadis yang sangat pemalu bahkan saat pertama kali ia bergabung bersama agensi gadis itu hanya berdiri menempel pada tembok seperti anak kebingungan dengan mengulum dan menggigit bibirnya.
" Aku dengar kau punya project "
" Heem, ost untuk drama " Jawab Yuri singkat dengan menekan-nekan satu not terus menerus.
" Kau pantas untuk debut tahun depan "
" Kau juga "
" Aku? "
" Heem, tapi aku akan merasa tidak adil jika debut bersamamu "
Gadis itu menoleh dengan Yena yang mengangkat sebelah alisnya mempertanyakan maksud dari perkataan Yuri.
" Rapper, dancer, vocal kau ambil semua untuk dirimu sendiri, membuat beberapa orang berpikir kau terlalu sempurna. Di tambah visual yang juga memadai, kau membuatku iri "
Yena terkekeh melihat Yuri yang entah memuji atau sekedar bergurau, tapi mrlihat itu membuat perasaan Yena sedikit hangat dan tersentuh.
" Aku akan hanya mau menjadi rapper kalau begitu "
" Kenapa? "
Yena membungkuk secara mendadak sontak membuat Yuri sedikit memundurkan kepalanya.
" Agar kau jadi vocal dan debut bersamaku "
Tubuh Yuri mematung dan merasakan jantungnya mulai di pacu melihat wajah orang setampan itu benar-benar sangat dekat, tak hanya paras kalimat Yena snangat berefek besar pada perasaannya yang membuat debaramnya semakin melonjak karena sangat manis.