—Happy Reading—
" Eunggh~ "
Mulai tersadar dari tidurnya yang lumayan panjang, perlahan Hyewon mulai membuka dn mengerjapkan matanya beberapa kali.
Rasa pening dikepala mulai menjalar ke bagian pundak yang terasa pegal, dengan lemah ia berusaha bergerak namun merasa ada yang salah dari tubuhnya.
Ia baru menyadari kepalanya masih ditutup sebuah kain dan mulutnya di bungkam lakban, tak hanya itu ia merasakan tangan dan kakinya terikat di sebuah kursi.
Berusaha lepas namun tubuhnya terlalu lemah karena efek biusnya masih ada, selain tertutup kain ia pun tak bisa mendengar apapun dari luar.
Terlalu sunyi dan senyap dan yang terdengar hanyalah hembusan nafasnya, ia mulai bertanya-tanya siapa orang yang berani melakukan hal ini padanya.
Apa motif yang membuatnya diikat dan di perlakukan seperti tahanan, yang pasti jika ia tau orangnya ia tak akan membiarkannya hidup.
Suasana senyap tadi mulai pecah ketika terdengar suara langkah kaki, tak hanya itu itu juga mendengar suara sesuatu diseret diatas lantai.
Kembali sunyi Hyewon tak merasakan ada pergerakan apa-apa lagi, jantungnya mulai berdetak lebih cepat karena tak bisa menebak apa dan siapa yang ada disana hingga sebuah benda keras menghantam kepalanya dan mulai mengalirkan darah.
Entah benda apa itu tapi terasa seperti sebuah batang besi, tak hanya sekali ia menerima beberapa kali pukulan disekujur tubuhnya yang mulai terasa remuk.
" Siapa brengsek ini? " Batinnya bertanya-tanya orang yang memukulnya bertubi-tubi, penutup kepala di buka namun tak memberi jawaban siapa orang tersebut karena memakan topi dan masker yang hanya memperlihatkan bagian mata.
Bau anyir yang tadi tak terlalu jelas tercium kini sangat menyengat di lubang hidung Hyewon, tak terlalu banyak pecahayaan di ruangan tersebut karena hanya di terangi beberapa lilin dan obor di setiap sudut.
Hyewon terus memperhatikan orang yang berdiri dihadapannya dengan seksama, menebak-nebak siapa orang tersebut hanya dari perawakan namun sulit karena gelap.
" Selamat datang di neraka " Ucapnya membuat Hyewon tertegun dengan suaranya, itu terdengar tidak asing namun tak terlalu jelas karena tercover masker atau entah frekuensinya suaranya diubah yang jelas ia serasa pernah mendengar suara tersebut walau sedikit berbeda.
Orang tersebut mendekat dan mencengkram kasar pipi Hyewon, menatapnya dengan dingin namun terasa menakutkan bahkan membuatnya gemetar.
" Aku memperhatikanmu~ " Ucapnya kemudian mencubit pipi Hyewon dengan pelan dan menjauh, Hyewon melirik ke arah tangannya yang ternyata sebuah pipa besi yang digunakan untuk memukulnya.
" Kau nyaman ditempatku? Maaf agak berantakan. Aku lupa membuang potongan tubuh yang lain " Mata Hyewon seketika membulat sempurna mendengar hal tersebut, sekarang ia tau kenapa tempat tersebut berbau aneh dan anyir.
Hyewon mulai merasa tak tenang dan ketakutan ia sedang berada dibawah seorang yang berbahaya, orang tersebut hanya diam berdiri sedikit berjarak dan hanya menatapnya bagai seorang elang menatap mangsanya.