Setelah malam yang begitu luar biasa yang dilalui Jimin dan Suga, pagi ini Jimin terbangun dengan kondisi lelah yang membahagiakan. Dan entah mengapa dirinya lebih 'hidup' hari ini. Seolah2 rantai yang mengekangnya selama ini terlepas.
Apakah ini karena hubungannya dengan Yoongi? Pikirnya.
Sebelum fajar, Suga sudah berpamitan pada Jimin untuk kembali ke dunianya.
Hari ini, seperti biasa, Jimin harus pergi ke kantor dengan menggunakan bus. Selama menunggu bus di halte, Jimin merasa terus-terusan ditatap oleh seorang namja. Jimin sempat melakukan kontak mata dengan namja itu secara tidak sengaja. Dan tanpa Jimin duga, namja itu tersenyum sangat manis pada Jimin. Mau tidak mau, Jimin pun membalasnya.
Hal ini membuat Jimin memerah, ini kejadian yang tidak pernah dialaminya. Tidak pernah ada orang yang terang-terangan menatap Jimin dan melemparkan senyuman semanis itu pada Jimin.
Baiklah Jimin akui bahwa sebelumnya, memang ia kerap ditatap sama intensnya oleh orang lain. Tapi bila Jimin tidak sengaja melakukan kontak mata dengan mereka, atau tidak sengaja memergoki mereka, mereka tidak pernah membalas Jimin dengan senyuman.
Terhanyut dengan pikirannya, Jimin tidak sadar bahwa bus yang ia tunggu sudah berhenti di depannya. Akhirnya banyak orang yang mendahului Jimin, bahkan diantaranya tidak sengaja menyenggolnya sehingga membuat Jimin terhuyung.
Tanpa Jimin duga, seseorang menahan pinggang Jimin.
"Maaf, aku hanya takut kau terjatuh" kata namja itu.
"N..ne.. Terimakasih banyak" jawab Jimin sambil membungkukkan tubuhnya tanda terimakasih.
Namja itu kembali tersenyum manis "Sama-sama. Lain kali tidak baik kalau melamun di tempat umum. Silahkan masuk duluan" namja tersebut menjawab sambil memegang punggung Jimin.
Dengan kikuk, akhirnya Jimin masuk ke dalam bus tersebut. Lalu mendudukkan dirinya di kursi kosong di samping jendela bus. Tanpa Jimin duga, namja itu mengikuti Jimin dan duduk di sebelah Jimin.
"Takdir memang tidak bisa dielak. Maaf, tapi tidak ada kursi lain yang kosong. Jja! Sepertinya kita memang harus berdekatan dan saling mengenal. Perkenalkan, aku Sungwoon. Ha Sungwoon"
Jimin dibuat kehilangan kata-kata dengan tindakan tiba-tiba dari Sungwoon.
"O..oh n..nee..nee.. Nama yang bagus, Sungwoon-ssi"
Melihat tingkah Jimin, Sungwoon tertawa keras "Hahahaha kalau tentang namaku, aku sudah sering mendengarnya omong-omong. Yang belum pernah kudengar adalah namamu. Jadi? Namja manis dihadapanku ini adalah...."
"Oh maaf, aku Jimin. Park Jimin" Jimin menjawab dengan wajah yang memerah.
"Jimin...hmmm namamu juga terdengar manis. Apa kau biasa naik bus ini, Jimin-ssi?"
"Ne, hampir setiap hari. Tapi sepertinya aku belum pernah melihatmu sebelumnya, Sungwoon-ssi"
"Ya, kau benar. Aku baru dipindah dinas oleh perusahaanku ke daerah Yongdu-dong" jelas Sungwoon
"Yongdu-dong? Wah kebetulan sekali, kantorku juga berada disana." Jawab Jimin antusias.
"Tunggu. Apakah kau berkerja di Doosan company?"
"Ne, Sungwoon-ssi. Jangan bilang anda juga bekerja disana?"
"Hahahaha apa kubilang, kita ini ditakdirkan untuk dekat, Jimin-ssi"
"Wah ternyata benar-benar satu kantor ya" Jimin termangu di tempatnya.
Setelah mengetahui bahwa mereka bekerja di kantor yang sama, kecanggungan yang tadinya masih ada diantara mereka pun perlahan hilang. Jimin memang bukan tipe orang yang sulit bergaul. Hanya saja dia tidak pernah mendapat kesempatan itu. Karena belum pernah ada yang menunjukkan ketertarikan dengannya sebelum ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Find Love In The Dark
FantasíaPark Jimin seorang namja dengan wajah yang bisa dibilang lumayan. Kecerdasannya? Lumayan, buktinya dia bisa lulus dengan predikat cumlaude. Kepribadiannya? Lumayan, buktinya dia punya beberapa sahabat yang menyayanginya. Namun mengapa ia sering mera...