Setelah kemarin Suga dan Jimin menghabiskan waktu mereka berdua. Hari ini Suga kembali ke dunianya. Sebenarnya ia enggan, namun bagaimanapun juga dunia Suga memiliki sisi kenyamanan tersendiri untuknya. Lagipula ini adalah kerajaannya, dia masih menyayangi kerajaan ini terlebih raja dan ratu yang telah sangat baik padanya. Selain itu Jimin juga harus kembali ke kantornya mengingat jatah cuti yang diambilnya kemarin-kemarin sudah habis.
"Hai Yoongi!" sapa seseorang yang melihat Yoongi berjalan melintas di hadapannya.
Suga hanya mendengus kesal mendengar sapaan roh yang satu itu. 'Bajingan ini lagi' pikirnya.
"Hahaha tak bisakah kau sedikit menyembunyikan rasa tak sukamu padaku, Yoongi?" kata namja itu sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana yang ia kenakan.
"Oh atau panggilan dariku membuatmu tidak nyaman? Apa aku tidak boleh memanggilmu dengan panggilan sayang dari raja dan ratu untukmu?" kata namja itu menambahkan.
"Tch lihatlah betapa beruntungnya dirimu Suga. Bahkan diantara banyaknya roh yang ada di sini, hanya kau yang mendapat nama panggilan khusus dari mereka." namja itu berkata sambil mematai Suga atas bawah. Suga hanya mendengus menanggapi namja itu. Dia malas, dia bersumpah.
Hancur sudah mood Suga hari ini. Rencananya setelah mengisi energi bersama Jimin, ia ingin langsung beristirahat dan mempertahankan moodnya hingga ia kembali bertemu dengan namja dengan pipi bulat itu sepulang kerjanya. Tak disangka semua rencananya hancur ketika Jackson, namja yang sekarang ada di hadapannya ini muncul.
Jackson, salah satu roh yang menempati kerajaan kegelapan. Entah mengapa namja ini selalu mencampuri semua urusan Suga. Ia akan terus mengomentari apa yang Suga lakukan, mencari setiap celah terkecil namja pucat itu untuk kemudian menghancurkan moodnya.
Ia juga merupakan salah satu roh kepercayaan raja kegelapan walaupun memang belum bisa memegang peranan penting sebagai tangan kanan dari sang raja. Menurut Namjoon, sang raja, Jackson bukanlah roh yang jahat, ia hanya terlalu serampangan untuk dapat menjabat sebagai tangan kanannya. Itu membuatnya agak sulit menaati aturan dan batasan yang telah dibuat Namjoon. Namun, melihat Suga yang bisa mendapat jabatan itu membuat harga diri Jackson seolah memberontak tanpa menyadari kelemahan yang sebenarnya ada di dalam dirinya.Dan saat ini, setelah mendengar cerita raja dan ratu mengenai Suga dan Jimin. Satu ide terlintas di otak liciknya.
"Ooh sepertinya saat ini bertambah lagi pihak yang menyayangimu, Suga. Tapi kau tau kan, aku juga adalah pihak yang menyayangimu sebagai teman, Man..
By the way, aku sudah mendengar semua tentangmu dan manusia itu. Siapa namanya? Jimin?"Mendengar hal itu Suga tak bisa diam lagi. Namja ini selalu berulah pikirnya "Berhenti mencampuri urusanku, Jackson-ssi" Suga mendesis saat mengatakannya, salah satu bentuk peringatan.
"Wooow wooow tenang saja, Suga. Aku hanya penasaran mengenai beberapa hal. Yah kau tau, Jimin adalah manusia, sementara kita ini roh kegelapan. Apakah nantinya Jimin mau menerimamu, ya?" kata Jackson berlagak seperti bertanya.
Ego Suga meluap, namja ini belum mengetahui bahwa Jimin sudah menerimanya, pikir Suga. Jadi dengan bangga, Suga membeberkannya pada Jackson.
"Sayangnya kau tidak perlu khawatir terlalu lama sepertinya teman, karena Jimin sudah menerimaku" jawab Suga sambil menekankan kata 'teman'.
"Oh benarkah? Dan kau bangga akan hal itu Suga? Hahahaha setelah menghalau Jimin dari orang-orang yang tertarik padanya, menjadikan dia pria polos yang mungkin masih bingung dengan hatinya saat memutuskan untuk menerimamu." Jackson tersenyum samar melihat wajah Suga yang berubah menegang.
"Tidakkah kau pernah berpikir Suga, kalau dari dulu Jimin bebas merasakan pengalaman cinta dengan orang lain, bebas merasa dicintai dan diinginkan, apakah dia masih mau menerimamu? Yang jelas-jelas berbeda dengannya. Dia hanya kesepian Suga, ayolaaah mengapa kau begitu naif hahahaha" Jackson benar-benar tertawa puas melihat Suga mematung saat ini.
"Coba saja Suga, biarkan orang-orang itu mendekati Jimin. Jangan halau mereka dengan kekuatanmu. Biarkan Jimin kontak dengan orang-orang yang memang tertarik padanya. Tch tidak ada yang bisa kau banggakan setelah berhasil membuatnya menerimamu kalau cara yang kau lakukan begitu pengecut, Man" Jackson menepuk bahu Suga setelah mengatakannya.
"Jangan 'menyentuhku, Jacskon" Suga melirik sekilas ke arah pundaknya yang telah ditepuk oleh Jackson. Suga tau, Jackson pasti mengerti bahwa ucapannya barusan memiliki makna ganda.
"Hahaha baiklah-baiklah, maafkan aku Suga. Kau sangat tidak suka disentuh ternyata.. Oh! Tapi apakah kau juga tidak suka bila Jimin yang menyentuhmu? Kalau begitu, aku yakin kalian belum 'melakukan'nya. Well, sepertinya kau sangat tau efek samping dari melakukan hubungan badan dengan manusia kan, teman?" Jackson memelankan suaranya di akhir kalimat sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Suga.
Suga sudah tidak tahan dengan provokasi Jackson, oleh karena itu tanpa menunggu emosinya meledak ia hanya mendengus kasar sambil memalingkan mukanya. Dia harus cepat-cepat pergi dari hadapan namja bermulut ular ini, pikirnya.
Namun, baru beberapa langkah Suga meninggalkan Jackson, namja itu kembali berteriak "INGATLAH SUGA, SENIKMAT APAPUN MELAKUKAN HUBUNGAN BADAN DENGAN MANUSIA, EFEKNYA TERHADAP TUBUH KITA SANGAT BESAR! KEMAMPUANMU MENGISI ENERGI DI TEMPAT GELAP AKAN SEMAKIN BERKURANG ATAU BAHKAN HILANG. ITU AKAN MEMBUATMU SEMAKIN LAMA MENGISI ENERGI. DAN SEBALIKNYA, DI TEMPAT TERANG ENERGIMU AKAN SANGAT CEPAT TERKURAS! DAN AKU YAKIN KAU TIDAK LUPA BAHWA KEHILANGAN ENERGI MEMBUAT KITA TIDAK BISA MEMBACA PIKIRAN MANUSIA!"
Bodoh, pikir Suga. Untuk apa dia repot-repot mengehentikan langkahnya hanya demi mendengarkan provokasi lanjutan dari namja itu. Kemudian Suga melanjutkan langkahnya.
Melihat hal itu, Jacskon memutar tubuhnya ke arah berlawanan dengan Suga dan tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya "Hahaha well, aku kan hanya mengingatkan, takutnya dia lupa saking sibuk menikmati manusia itu."
Tbc.....
KAMU SEDANG MEMBACA
I Find Love In The Dark
FantasiPark Jimin seorang namja dengan wajah yang bisa dibilang lumayan. Kecerdasannya? Lumayan, buktinya dia bisa lulus dengan predikat cumlaude. Kepribadiannya? Lumayan, buktinya dia punya beberapa sahabat yang menyayanginya. Namun mengapa ia sering mera...