37

3K 212 3
                                    

Satu minggu berjalan dengan baik dan lancar, tidak ada suatu hal yang mengganggu kehidupan keluarga Mingyu.

Hanya saja, hari ini Mingyu menghilang. Kasur sebelah kanan yang selalu ditempati Mingyu, rasanya dingin.

Wonwoo mencoba untuk menelpon Mingyu berulang kali, tapi handphonenya pun tidak aktif.

Ia bertanya pada semua kawan Mingyu, tapi tidak ada yang tau keberadaan Mingyu juga.

"Tenang Won, kita akan mencarinya" ucap Seungcheol pada Wonwoo yang sedari tadi tidak bisa duduk tenang karena kekhawatirannya.

"Won, biar aku yang mengantar Minwoo ke playground. Kau istirahat dulu saja" ucap Jihoon yang mendapat anggukkan dari Wonwoo.

"Appa, Minu berangkat dulu" seperti biasa, Minwoo yang belum tau apa apa masih ceria dan mengecup pipi appanya sebelum pergi.

"Hati hati sayang"

Jihoon pun membawa Minwoo pergi bersama Soonyoung dan anaknya Jisoon ke playground.

Tiba tiba handphone Seungcheol berbunyi, ah itu Hansol.

'Kak, aku mendapatkan lokasinya. Dia ada di gedung kosong yang terletak di sebrang perusahaan Myeon'

"Okay, kerja bagus Sol. Kau coba telepon polisi, aku tidak mau mengeksekusi siapapun sekarang. Biar dia ditangkap—"

"Aku akan membunuhnya" ucap Wonwoo dengan tatapan marahnya.

"Won—"

-🥀-

"Jadi bagaimana rasanya mendapat traumamu kembali hah?" pria itu, Junmyeon. Ia menghisap rokoknya sambil menikmati pemandangan di hadapannya saat ini.

Mingyu, ia gantung di tepi gedung lantai 6 yang tidak memiliki dinding.

Membiarkan Junmyeon senang dan puas bisa melihat sisi Mingyu yang lemah.

Ia benci pria di depannya ini karena pria satu itu selalu mengacaukan rencananya.

"Rencananya aku mau menculik suamimu dan membuatmu gila tapi ternyata kau memiliki kelemahan juga" kekeh Junmyeon yang berjalan mendekati Mingyu.

Mingyu hanya bisa menatap Junmyeon dengan tatapan marahnya, seluruh tubuhnya gemetar dan penuh peluh serta wajahnya yang pucat pasi.

"Apa kau tidak mau memohon padaku untuk melepaskanmu? Lihat tanganmu mulai berdarah" ucap Junmyeon.

Mingyu masih menatapnya dengan marah.

"Oh, aku benci ekspresi itu"

Satu pukulan lolos ke perut Mingyu, membuat Mingyu merintih kesakitan.

"Bisakah aku mencuri suamimu dengan cara yang sama sepertimu? Mengaku ngaku sebagai suaminya dan mencuri seluruh hidupnya darimu?" kekeh Junmyeon yang berusaha memancing amarah Mingyu.

Tapi semua itu tidak berhasil, Mingyu tidak mudah dipancing dengan hal seperti itu.

Satu pukulan kembali mengenai perut Mingyu dan kali ini darah keluar dari mulutnya.

Pukulan lainnya mengenai pelipis Mingyu membuat darah keluar dari hidungnya.

"Bunuh aku" ucap Mingyu.

"Eyy tidak seru, aku ingin menikmati pemandangan ini dulu" ucap Junmyeon sambil terkekeh.

"Bunuh aku agar aku tidak meloloskan diri untuk membunuhmu"

Junmyeon berdiri di depan Mingyu, "Kupikir aku akan membiarkanmu lolos?"

"Oh tentu saja kau akan melepaskannya tuan Kim Junmyeon"

"Won—"











To be continue

Truth ; Meanie✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang