Chapter 3

704 65 0
                                    

Waktu terus berlalu, kini mereka sedang menunggu daftar nilai dan peringkat mereka ditempel di mading sekolah.

Jaemin meremat jari-jarinya, merasa gugup dan takut kalau ia kalah lagi dari Jisung. Sedangkan Jisung sendiri masih sibuk dengan sahabat-sahabatnya di pojok kelas.

Jujur, Jaemin sedikit iri dengan Jisung yang memiliki banyak teman di sekolah. Berbeda dengan Jaemin yang bahkan tak memiliki teman sebangku sejak masuk SMA. Jaemin sibuk belajar dan belajar untuk meningkatkan nilainya, hingga tak ada waktu untuk sekedar mengobrol dengan teman sekelasnya.

Sebenarnya Eric dan Jeno tinggal satu kompleks dengannya, tapi Jaemin tak terlalu akrab dengan mereka. Hanya sekedar kenal dan sudah.

"Iya ih! Kasian banget Mbak Doyeon ketiban badan Bang Lucas haha" ucap Eric yang masih sibuk tertawa.

Jisung dan Felix sendiri sudah memerah karena terlalu banyak tertawa, bahkan perut mereka sudah sakit. Tapi cerita Eric kali ini benar-benar lucu, Jeno pun ikut tertawa walau tak sampai ngakak.

"Kasian banget mana badan Bang Lucas  segede anak gajah huahaha" tambah Felix.

"Weh Weh ada apaan nih? Seru banget, gak ngajak lagi" ucap Seungmin yang baru masuk ke kelasnya.

Seungmin memang berbeda kelas dengan yang lain, tapi kelas 12 nanti mereka akan sekelas lagi.

"Biasa, si Eric curhat soal Mbak nya lagi" jawab Jisung.

"Oh.... Eh gue barusan lewat Mading, ternyata udah dipasang loh daf-"

KRIET!

Jaemin langsung berlari kesetanan ke arah Mading.

"Si Jaemin kebiasaan deh" ucap Eric.

Felix menggeleng, Jeno diam, Seungmin mengedikan bahunya, sementara Jisung menyeringai melihat itu.

"Guys, liat nilai kuy" ajak Jisung.

"Gak ah males, gue suka kit ati tiap liat rank disitu. Akiiiit ati gue" Eric memang drama king.

Jeno mengusap wajah Eric yang membuatnya sangat mual. Kalau boleh, Jeno pengen jual aja Eric ke pasar loak. Eh emang laku?

"Iya, paling peringkat kita gak ada bagus-bagusnya" ucap Felix.

"Lo ikut gue gak, Jen?" Jeno mengangguk lalu mengekor Jisung.

"Lo pasti rank pertama lagi, Ji" ucap Jeno ketika mereka dalam perjalanan ke tempat Mading.

Jeno memang sangat peka, ia melihat ada kekhawatiran dimata Jisung. Pasti ia khawatir kalau peringkatnya berhasil diambil oleh Jaemin.

"Gue gak yakin sih, Jen. Semester ini tuh dia kerja keras banget, sampe gue gak ada kesempatan buat ngasih pendapat kalo ada presentasi atau materi baru"

Jeno tersenyum lalu mengusap rambut Jisung.

"Percaya aja sama diri Lo sendiri" Jisung mendengus lalu tersenyum, membiarkan Jeno membelai rambutnya.

Belaian Jeno sangat lembut, Jisung merasa terlindungi jika berada disisinya. Berbeda ketika bersama Felix, Eric dan Seungmin, mereka akan membuat Jisung tertawa dan tak merasa kesepian.

Akhirnya  mereka sampai di papan Mading, tapi Jaemin sudah tak terlihat disana.

Jeno merangkul Jisung bangga saat melihat peringkatnya masih bertahan di angka 1. Walau kali ini nilainya dan Jaemin hanya selisih 1 poin saja. Tapi Jeno merasakan kekhawatiran Jisung menghilang.

"Apa kata gue, Lo pasti bisa bertahan"

Jisung hanya tersenyum lega tanpa mengalihkan pandangan dari namanya.

~Heaven~

Jaemin sendiri dengan berada di ruang musik. Ia sedang mencurahkan isi hati pada Omanya.

"Jaemin gagal lagi, Oma hiks... Jaemin masih peringkat dua hiks..."

"Ya ampun cucu kesayangan, Oma"

"Tapi hiks... Jaemin gagal lagi, Jaemin gak bisa jadi yang pertama Oma..."

"Kasiannya, cucu Oma. Begini aja deh, nanti pulang sekolah Oma jemput ya. Biar Jaemin nginep dirumah Oma dulu, gimana?"

"Em! Jaemin mau nginep dirumah Oma aja"

"Ya sudah, nanti telepon Oma kalau sudah mau pulang ya?"

"Iya, kalo gitu Jaemin tutup telponnya. Dah, Oma"

"Dah, kesayangannya Oma"

Jaemin kembali ke kelas setelah membasuh wajahnya. Ia melihat Jisung dan yang lainnya sedang pesta makanan didalam kelas. Dan sepertinya teman-temannya yang dari kelas lain juga ikut bergabung disini.

Ia mencebik kesal karena kehilangan suasana tenang dikelasnya.

"Eh Jaemin? Sini gabung sama kita" ajak Seungmin padanya.

Jaemin tersenyum lalu menggeleng. Saat akan keluar kelas, seseorang memanggilnya.

"Jaemin!"


Ia berbalik, Jisung sudah ada tepat dibelakangnya.

"Kita lagi ngadain pesta kecil-kecilan nih, buat ngerayain 3 semester bertahannya gue di peringkat 1. Lo beneran gamau gabung?"

Wajah Jisung sangat menyebalkan saat ini. Tapi wajah ini hanya Jisung pasang khusus untuk Jaemin dan orang-orang yang membencinya. Tak pernah sekalipun Jisung tunjukan pada orang asing, sahabat apalagi bundanya.

"Gak"

Jisung tersenyum meremehkan, "Yakin? Gue liat Lo sendiri terus, kita baik loh mau ngajak Lo gabung"

Well, walaupun menyebalkan, Jisung memang bermaksud baik untuk mengajak Jaemin bersosialisasi dengan yang lain. Sudah beberapa kali Jisung menawarkan dan mengajak Jaemin untuk berbaur, tapi karena cara Jisung salah dan Jaemin sudah terlanjur membencinya jadi ya Jaemin tetap sendirian sampai saat ini.

"Gak usah sok baik sama gue! Lo pasti cuma mau pamer kan?!"

"Pamer? Apa yang perlu dipamerin dari gue, Min? Oh! Ranking gue ya? Ah itu mah semua orang juga udah tau kali" ucap Jisung dengan sombongnya.

Jaemin tidak tahan dengan semua ini, ia mendorong Jisung lalu pergi dan membanting pintu kelas.

"Wow Ji, Lo nyebelin banget tau haha"

"Apa gak berlebihan tuh, Ji?"

Jisung tersenyum polos, "Kan maksud gue baik, guys"

Jisung mengedipkan sebelah matanya pada Jeno yang mengetahui semua kekhawatiran nya sebelum melihat daftar nilai di mading tadi.

'Dasar Han Jisung'

Sky Castle; hyunsung ver.✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang