Hari ini adalah hari ulang tahun Hyunjin. Keluarga Hwang sudah menyewa bangunan serbaguna untuk digunakan sebagai pesta kecil-kecilan untuk anak-anak kompleks.
Anak-anak lain sangat antusias dan tak sabar untuk nanti malam. Sementara Jaemin masih berdiam diri di kamarnya.
Ia masih memikirkan kejadian kemarin. Dimana Taeyong bilang kalau Jisung adalah anak Papa nya. Pantas saja saat bertengkar dengan Jaemin dulu, Jisung sering bilang kalau dia bukan orang asing.
"Harusnya Lo udah pergi dari rumah ini!"
"Kenapa? Gue juga punya hak buat tinggal disini"
"Hak apa hah?! Cih! Liat aja, gak lama lagi juga Lo diusir sama Papa! Gue gak yakin Lo bisa bikin Sungchan naik peringkat"
"Hah... Lo liat aja, Jaem. Oh ya, gue punya hak tau disini. Lo gak tau ya? Asal Lo tau, gue bukan orang asing disini"
"Maksud Lo?"
"Lo gak perlu tau karena ini bukan urusan Lo!"
Jaemin sempat kesal pada Taeyong yang tak memberi tahunya tentang hal ini. Tapi Taeyong beralasan gak ingin mengganggu Jaemin yang sibuk belajar. Taeyong tak mau nanti Jaemin kehilangan fokus dan berakhir turun peringkat seperti semester kemarin.
Jaemin juga ingat kejadian di Gramedia. Ya, Jaemin adalah pelaku yang menabrak Jisung sampai Jisung harus mampir ke rumah Hyunjin.
Ia mendengar pernyataan Hyunjin saat itu, dan hampir saja ia melihat Hyunjin mencium bibir Jisung. Tapi saat itu Jisung menolaknya, entahlah Jaemin tak mengerti. Kenapa Jisung menolaknya setelah dengan jelas ia menyombongkannya pada Jaemin.
Jaemin mengusap air matanya. Ia mengotak-atik ponselnya lalu menelpon Baekhyun.
"..."
"Oma, Jaemin udah tau semuanya"
"..."
"Karena udah tau kebenarannya... Jaemin jadi makin pengen buat bunuh dia"
~Heaven~
Sesuai dengan apa yang direncanakan, anak-anak kompleks berkumpul di bangunan serbaguna. Tidak semua, hanya beberapa yang dekat dengan Hyunjin. Ada Lee twins dan Kakak serta adik mereka, Sungchan, Shotaro, sepupu Shotaro yang kebetulan sedang berkunjung, Jaemin, Jisung dan dua dua orang dari luar kompleks, Felix dan Seungmin.
Acara tiup lilin dan potong kue sudah selesai, maka dari itu orang tua Hyunjin pulang untuk membiarkan anak-anak itu berpesta.
Mereka melakukan berbagai permainan sambil makan-makan. Tidak ada alkohol diantara mereka, karena kalau ada pasti mereka sudah dijewer oleh Mami Hyungwon.
Berbeda dengan yang lain, Jaemin malah sibuk sendiri di kamar tidur yang memang tersedia disana. Jaemin memang introvert, sesuai perkataan Jisung saat itu. Dan juga sebentar lagi ada ujian, Jaemin merasa harus belajar untuk memaksimalkan pemahamannya.
Lain lagi dengan Jisung dan Hyunjin. Disaat yang lain sibuk bercanda, mereka malah melipir ke sebuah balkon disana.
"Tapi kenapa.... Kamu bilang waktu itu kamu nolak aku karena bukan hari istimewa. Ini hari istimewa Ji, tapi kenapa kamu masih nolak aku?"
Hyunjin menuntut penjelasan pada Jisung. Hari ini ia menyatakan lagi perasaannya pada Jisung. Setelah dulu, saat di Gramedia Hyunjin ditolak karena alasan itu, Hyunjin akhirnya memberanikan diri untuk melakukannya lagi hari ini.
Hyunjin kira setelah ciuman di tangga bangunan ini, Jisung akan langsung menerimanya. Tapi ternyata tidak.
"Jaemin yang punya perasaan sama Lo, bukan gue. Dia selama ini berjuang buat deket sama Lo, tapi selalu gue hambat. Mungkin Lo bisa buka hati Lo bua-"
"Gak! Udah berapa kali aku bilang, aku cintanya sama kamu, Ji. Bukan Jaemin"
"Jin... Kayanya kita gak akan pernah bisa bersatu. Gue sama sekali gak punya perasaan sama Lo. Maaf, gue cuma manfaatin Lo buat bikin Jaemin kesel. Gue minta maaf" ujar Jisung jujur.
"Maksudnya?"
"Gue manfaatin perasaan Lo buat nyakitin perasaan Jaemin. Gue emang jahat. Tapi gue sadar kalau Jaemin sangat-sangat mencintai Lo-"
"Dia musuh Lo. Harusnya Lo totalitas dong, kenapa kita gak sekalian pacaran aja?"
Hyunjin sudah hilang akal, ia bahkan rela dijadikan alat untuk menyakiti Jaemin yang sudah sangat jelas mencintainya dengan tulus. Tidak seperti Jisung.
Jisung udah gak punya hati.
"Emang keliatannya gue sama Jaemin sering berantem, tapi sebenernya gue peduli sama dia. Gue sayang sama dia, sebagai sahabat... dan saudara. Tapi gue udah keterlaluan sekarang"
Hyunjin mengepalkan tangannya.
"Lo pasti gak percaya kan? Tapi emang itu kenyataannya, Hyunjin"
Jisung melangkah mendekati Hyunjin yang masih bergeming. Ia memeluk tubuh yang lebih tinggi darinya.
"Gue terlalu jahat buat Lo, Jin. Gue yakin suatu saat nanti Lo bisa ketemu sama orang yang benar-benar setara sama Lo"
Jisung melepaskan pelukan mereka lalu menangkup kedua pipi Hyunjin dengan tangan dinginnya.
Ia mendekatkan wajahnya perlahan lalu mengecup bibir Hyunjin dan sedikit melumatnya, Hyunjin tak menolak dan tak menerimanya. Ia hanya diam.
"Itu hadiah terakhir dari gue, semoga Lo akan baik-baik aja setelah ini. Dan gue harap, Lo bisa belajar buka hati buat Jaemin"
~Heaven~
SRET!
BRAK!
"AAAAAAaaa!!!!!"
Sontak anak-anak di bangunan itu berlarian ke arah balkon. Mereka melihat sepupu Shotaro, Mashiho, sedang menutup mulutnya dan terduduk di dekat pagar balkon dengan wajah terkejut.
Hyunjin mendekatkan tubuhnya ke arah pagar, mengabaikan teman-temannya yang mengerubungi Mashiho.
Deg
"Kk-ak J-jis-Jisung..."
Hyunjin tersentak saat Felix menepuk bahunya. Ia tersadar lalu berlari dengan cepat ke tempat Jisung terjatuh.
Ia melihat Jisung sudah tak bergerak, di tempat jatuh kepalanya sudah tergenang oleh cairan merah.
"H-halo?"
"..."
"Ma hiks... K-kak Jiji jj-jatuh... dari balkon"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Castle; hyunsung ver.✓
Fanfiction"Bahagia Jisung bukan di sini, tapi di surga sana sama Bunda nya" Start : 11/03/21 Finish : 18/03/21 **Book ini berisi cerita fiksi karangan penulis yang gak ada hubungan apapun dengan para idol terkait dalam kehidupan nyata. Alias cuma cerita khaya...