Berita tentang kedekatan Hyunjin dengan Jisung sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Banyak yang mendukung untuk keduanya berpacaran, dan hanya segelintir siswa yang menentang itu.
Jisung dan Hyunjin juga semakin terlihat sering bersama-sama. Jaemin sangat yakin kalau ini salah satu rencana licik Jisung agar dirinya tidak fokus belajar. Jaemin tau dan sangat menyadari hal itu. Terlihat dari tatapan Jisung setiap mereka berpapasan.
Tapi kedekatan mereka berdua benar-benar mengusik Jaemin dan membuat rencana Jisung berjalan dengan lancar. Dan berakhir dengan Jaemin yang mendapat peringkat 3 sekarang.
"Ha? Nilai Lo turun, Jaem? Kenapa? Lo ada masalah? Cerita sini sama gue" ujar Jisung yang entah sejak kapan sudah berdiri disampingnya.
"Lo sengaja ngelakuin ini kan, biar nilai gue turun?!" Teriak Jaemin.
Jisung membuat wajah seolah-olah ia sangat terkejut.
"Emangnya gue ngelakuin apa?"
Jaemin mengedarkan pandangannya ke sekeliling, siswa siswi disana memperhatikan mereka. Mana mungkin Jaemin bilang kalau rencana Jisung itu adalah memanas-manasi Jaemin dengan cara menunjukan kedekatannya dengan Hyunjin? Bisa hancur citra Jaemin di depan semuanya.
"Argh!" Jaemin menggeram pelan lalu pergi dengan kesal.
Sedangkan Jisung masih berdiri disana dengan wajah congkaknya.
"Jisung? Kita nyariin dari tadi loh. Taunya ke sini lagi" ucap Seungmin mengagetkan Jisung.
"Ada apa, Min?" Tanya Jisung, kini ia sudah memasang wajah polos dan imut lagi.
"Gue sama yang lain udah nungguin Lo di cafe depan, kita mau makan-makan sama orang tua kita"
Jisung mengalihkan pandangannya. Benar, hari ini adalah pembagian raport yang seharusnya dibawa oleh orang tua siswa. Bukan oleh siswa itu sendiri. Tapi mana mungkin Jisung meminta Doyoung datang ke sekolah? Alhasil Jisung lah yang mengambil sendiri raport nya.
"Gue gak bisa"
"Loh kenapa? Nyokap Lo gak bisa dateng lagi ya?" Tanya Seungmin sedih.
"Ya gitu deh" Jisung tersenyum sendu. Ini bukan salah Seungmin, Seungmin memang tidak tau keadaan dirinya yang sebenarnya.
Katakanlah Jisung memiliki banyak topeng. Polos dan manis di depan orang yang ia kenal dan tak ia kenal. Licik dan menyebalkan didepan orang yang membenci dan merendahkannya. Kuat dan tangguh didepan Bundanya. Dan rapuh disaat tak ada orang yang melihatnya.
Jisung juga berbohong pada sahabat-sahabatnya ini. Ia hanya bilang kalau ayahnya sudah tiada, ibunya sibuk bekerja dan rumahnya jauh dari sekolah. Padahal nyatanya, Jisung tak punya rumah dan ibunya sedang sakit keras. Ayah? Jisung bahkan tak tau siapa ayahnya.
"Ayolah, Ji. Dateng aja yuk, gapapa gak ada Bunda Lo juga" mohon Seungmin.
Akhirnya Jisung pasrah diseret Seungmin ke cafe itu. Ternyata benar, disana sudah ada Lee twins dengan Mommy mereka, Felix dengan Daddy nya dan Ibu serta Ayahnya Seungmin.
"Oh jadi ini yang namanya Jisung? Manis ya" ucap Kyu, Mommy Lee twins.
"Manis dong, Mom. Makannya Jeno betah lama-lama disekolah" ujar Eric yang langsung dipelototi Jeno.
Mereka terkekeh melihat kelakuan si kembar. Jisung ikut tersenyum melihat itu.
'Andai gue punya Ayah'
~Heaven~
Doyoung sedang memperhatikan ponsel yang dibelikan Jisung beberapa bulan yang lalu. Katanya agar kalau rindu, Doyoung tinggal menelponnya.
Cklek
"Jisu-"
Deg
Bukan. Itu bukan Jisung.
"Selamat pagi, Han Doyoung"
Doyoung membelalak saat Baekhyun memanggilnya Han. Bagaimana Baekhyun tau? Ah pasti karena resepsionis didepan.
"Atau masih bisa saya panggil Kim Doyoung?"
Doyoung meremat ponsel yang masih dipegangnya.
"Ada keperluan apa Nyonya kemari?" tanya Doyoung pelan.
Baekhyun terkekeh.
"Saya cuma ingin menjenguk, memangnya salah?" Lalu ia duduk di kursi pengunjung, di samping ranjang Doyoung.
"Ah lupakan basa-basi itu. Saya kesini ingin kamu mengajarkan sikap tau diri pada anak kamu" ucap Baekhyun angkuh.
"Maksud Nyonya?" Tanya Doyoung yang tak mengerti perkataan Baekhyun.
"Anak kamu selalu mengalahkan cucu saya di kelasnya. Kamu tau? Jung Jaemin, dia cucu saya dan anak pertama dari Jaehyun dan istri sahnya"
Hati Doyoung masih saja sakit mendengar kenyataan bahwa Jaehyun sudah menikah dan memiliki putra.
"Itu mungkin karena kemampuan cucu Nyonya memang berada dibawah anak saya" ucap Doyoung.
"Oh, kamu sudah berani ya?" Baekhyun terkekeh.
"Ternyata sudah hampir 18 tahun setelah pertemuan terakhir kita. Saya pikir kamu sudah mati bunuh diri karena tak sanggup membesarkan anak haram itu seorang diri"
"Jisung bukan anak haram, Nyonya. Jisung anak saya dan Jaehyun, putra Anda"
"Jaga mulut mu itu, Kim! Kamu tau sendiri kalau saya bisa melakukan apapun yang saya mau, termasuk mengganggu putra haram mu itu kan?"
Doyoung menatap Baekhyun dengan tajam.
"Jangan pernah sentuh putra saya dan dia bukan anak haram, Nyonya" geram Doyoung.
"Ahh saya malas berlama-lama di ruangan sempit seperti ini. Intinya, tahun depan akan diadakan pemilihan presiden siswa disekolah mereka. Dan saya ingin anakmu itu mengundurkan diri sebelum saya turun tangan. Ingat itu, Kim"
Baekhyun pergi begitu saja setelah mengancam dirinya. Ingatan Doyoung kembali pada saat ia diusir dengan kasar oleh Baekhyun karena bersikeras ingin bertemu Jaehyun. Baekhyun bukan orang yang hanya sekedar menggertak, ia akan benar-benar melakukan apa yang ia ucapkan. Doyoung tak ingin Jisung terluka.
Doyoung membuka laci disampingnya, lalu mengambil sebuah foto yang terselip dihalaman buku novel yang tak pernah bosan ia baca.
Itu foto dirinya dan Jaehyun saat masih berpacaran. Walau tak direstui, tapi kisah cinta mereka cukup indah. Sebelum Jaehyun dijodohkan dan membuat mereka harus berpisah.
"Jaehyun"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Castle; hyunsung ver.✓
أدب الهواة"Bahagia Jisung bukan di sini, tapi di surga sana sama Bunda nya" Start : 11/03/21 Finish : 18/03/21 **Book ini berisi cerita fiksi karangan penulis yang gak ada hubungan apapun dengan para idol terkait dalam kehidupan nyata. Alias cuma cerita khaya...