Chapter 4

641 56 5
                                    

Doyoung menatap selang infus yang sudah menemaninya selama dua tahun lebih. Tubuhnya semakin lama semakin terasa berat walau nyatanya tubuhnya itu semakin kurus. Doyoung sudah seperti kerangka hidup yang diselimuti kulit.

Ting!

Notifikasi dari ponselnya membuyarkan lamunannya. Ternyata cuma pesan dari operator, Doyoung lupa untuk mengisi pulsa. Ah sebenarnya bukan Doyoung, tapi Jisung yang lupa.

Ngomong-ngomong tentang Jisung, Doyoung masih belum tau apa pekerjaan paruh waktu yang selalu Jisung ceritakan untuk membiayai semuanya. Saat ditanya, Jisung akan menjawab 'Yang penting uangnya cukup buat kebutuhan Bunda sama Jiji'.  Membuat Doyoung merasa agak canggung untuk kembali bertanya.

Jisung anak yang ramah, baik dan manis. Doyoung masih ingat ketika Jisung pertama kali lahir ke dunia, atau ketika Jisung mulai mengeja kata bunda dan kata-kata lainnya. Mengingat itu membuat Doyoung tak percaya kalau bayi yang dulu ia lahirkan sudah mampu menghasilkan uang dan merawat dirinya.

"Sore, Kak Mbin~ Eh tumben Kak Bobby udah disini?"

Ah itu Jisung, wajahnya selalu ceria seperti biasa. Dengan wajah imut itu ia menyapa setiap orang yang ia temui. Sungguh menggemaskan, Doyoung pun ikut tersenyum melihatnya.

"Iya, Ji. Kak Mbin udah boleh pulang sekarang. Harusnya sih dari tadi kita udah dirumah, tapi Kak Mbin maksa pengen nungguin kamu" jelas Bobby, selaku tunangan Hanbin sekaligus bodyguard pribadi hehe.

"Oh Kak Mbin udah sembuh? Syukur deh, Jiji seneng dengernya"

Berbeda dengan wajah berseri Jisung dan Bobby, Hanbin malah terlihat sedih dan murung.

"Loh Kak Mbin kenapa? Kok sedih gitu sih? Jiji jadi ikut sedih nih"

"Kak Mbin masih pengen ketemu sama Jiji'"

"Tapi kan Kak Mbin udah sembuh, masa harus di rumah sakit terus sih?"

"Tapi kalo Kak Mbin pulang, Jiji sama Bunda Doy gak ada temennya lagi"

Bobby tersenyum gemas melihat keduanya berdebat dengan wajah memelas itu. Bobby menghampiri Doyoung selagi Jisung dan Hanbin saling merengek.

"Bunda, mereka lucu ya haha" Doyoung mengangguk, baik Doyoung maupun Bobby sama-sama tak mengalihkan pandangan dari dua makhluk gemoy itu.

"Bunda, Bobby sama Hanbin pamit pulang ya. Terimakasih karena sudah menemani Hanbin saat Bobby dan Kak Mino kerja"

Bobby sudah menganggap Doyoung seperti ibunya, walau usia mereka hanya selisih 9 tahun.

"Iya, semoga kalian gak pernah ke rumah sakit lagi karena terluka. Dan semoga suatu hari nanti kita bertemu lagi dengan keadaan yang lebih baik"

Selesai berpamitan dan merengek, akhirnya Hanbin mau pulang karena Jisung berjanji akan menemuinya jika ada waktu. Walau tak tau kapan, tapi Hanbin langsung percaya dan mau pulang sambil digendong oleh Bobby.

"Yah Bunda sendirian lagi deh, apa Bunda mau Jisung pindahin ke ruangan lain?" Doyoung menggeleng.

Jisung mengganti seragamnya dengan pakaian yang lebih santai, lalu mengelap tubuh ibunya dengan air hangat. Setelah itu mereka berbaring sambil berpelukan.

"Ji, apa Jiji bahagia?"

Jisung mengernyit bingung, "Jiji bahagia kok, kan ada Bunda di samping Jiji"

Doyoung membelai lembut kepala Jisung. Menghirup aroma tubuh Jisung dan merasakan kehangatan Jisung selagi sempat. Ia tak tau sampai kapan ia akan bertahan.

"Bunda harap Jiji selalu bahagia dan disayangi banyak orang"

"Bunda~ Jiji gak butuh disayang banyak orang, yang penting Jiji sayang Bunda dan Bunda sayang Jiji. Itu aja"

"Tapi Ji, Bunda gak tau sampai kapan Bunda akan bertah-" Jisung melepaskan pelukannya.

"Bunda! Jangan mulai deh, Bunda pasti sembuh kok. Bunda gak boleh ninggalin Jiji!"

Doyoung tersenyum lalu memeluk Jisung lagi.

"Bunda yakin Jiji lebih kuat dari yang Bunda bayangkan. Semoga Jiji selalu bahagia ... walau tanpa Bunda"

~Heaven~

Jaemin sudah berada dirumah Omanya sejak sore tadi. Bahkan ia sudah makan dan kini sedang menikmati kukis manis buatan Omanya.

"Cucu kesayangan Oma mau nambah gak kukis nya?"

Jung Baekhyun, ibu dari Jaehyun. Ia merupakan pensiunan seorang guru. Dan menurutnya, otak pintar cucunya ini adalah turunan dari dirinya. Sedangkan otak udang Sungchan diturunkan dari mendiang suaminya, Jung Chanyeol. Maka dari itu, Baekhyun lebih menyayangi Jaemin dibanding Sungchan. Ia seperti melihat dirinya dimasa lalu dari Jaemin.

"Udah Oma, nanti Jaemin gendut" Baekhyun terkekeh mendengarnya.

"Jaemin mau curhat aja, Oma" ucap Jaemin dengan wajah memelas.

"Ututu~ Kesayangannya Oma kenapa hmm? Sini-sini duduk di samping Oma"

Jaemin menurut, ia duduk sambil dipeluk oleh Baekhyun.

"Jaemin sebel sama temennya Jaemin, Oma. Dia nyebelin banget! Tukang pamer!" Adu Jaemin menggebu-gebu.

"Siapa, sayang? Siapa yang berani-beraninya bikin cucu Oma ini sebel hmm?" Jaemin menegakkan duduknya.

"Namanya Jisung, Oma. Han Jisung. Dia suka pamerin peringkat sama nilainya ke Jaemin. Padahal Jaemin gak ada masalah sama dia, tapi dia suka gitu ke Jaemin. Nyebelin kan?"

"Peringkat?"

"Iya, Oma. Dia peringkat 1 terus dari kelas 10, dan semester 3 ini pun dia masih peringkat 1! Pokoknya Jaemin sebel sama dia! Tapi Oma tenang aja, semester depan pasti Jaemin yang akan jadi peringkat pertama! Liat aja, Jaemin pasti bakal ngejek dia sepuasnya!"

Baekhyun tersenyum bangga melihat Jaemin. Jaemin benar-benar duplikat dirinya saat muda dulu. Ambisius, egois dan pendendam. Sekali ingin, harus tercapai. Sekali benci, akan tetap seperti itu selamanya.

"Iya, Oma dukung Jaemin sepenuhnya. Jaemin pasti bisa kalahin si Jisung Jisung itu. Cucunya Oma kan pinter, kaya Oma"

"Iya dong, Jaemin kan cucu kesayangan Oma" Jaemin kembali memeluk Baekhyun.

"Oh iya Oma, kelas 12 nanti ada pemilihan buat presiden siswa. Jaemin mau mencalonkan diri"

"Harus dong, Sayang. Dan Jaemin harus menang, oke?"

Jaemin menghela nafas.

"Tapi Oma, Jisung juga ikut nyalonin diri. Jaemin ragu bisa menang atau enggak"

Baekhyun menangkup kedua pipi Jaemin.

"Pokoknya Jaemin harus menang, dan pasti menang. Oma pasti bantu Jaemin" Jaemin mengernyit.

"Bantuin Jaemin?" Tanya Jaemin bingung.

Baekhyun mengangguk yakin.

Setelah itu, Baekhyun menemani Jaemin sampai tertidur di kamarnya. Lalu kembali ke ruang tengah dan sibuk dengan ponselnya.

"Ya, Nyonya besar?"

"Cari tau tentang Han Jisung, siswa peringkat pertama di Neo Culture High School. Saya tunggu besok pagi"

Pip

Sky Castle; hyunsung ver.✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang