•°Macaroon 28 || 愛している°•

122 8 0
                                    

Warn! OOC, typo, shoujo-ai, Modern AU
愛している [Aishiteiru] : aku mencintaimu

Pair : Kunikida x Reader
Welcome~ selamat menikmati kemanisan yang kami sajikan. Kami harap anda tidak memiliki diabetes yah^^

•°☆°•

Surainya terbang seiring angin berlalu. Ia menatap langit musim panas yang cerah. Mencoba menghalangi cahaya dengan tangan kanannya.

Tangannya yang lain menggoyangkan pelan kaleng minuman soda. Ia menundukkan kepala, menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Dia terlambat lagi ...."

.

.

.

Universitas ini merupakan universitas besar yang menghasilkan guru-guru bermutu. Kunikida termasuk salah satu mahasiswa disana, mendalami ilmu matematik dengan keinginan menjadi guru di masa depan.

Ia berjalan dengan langkah tegap di lorong, masih ada waktu sepuluh menit sebelum jadwalnya dimulai. Ia datang lebih awal, demi menjalani hidup idealnya.

Bruk!

Seseorang dengan setumpuk buku dan lembaran kertas tanpa sengaja menabraknya. Kunikida menghela napas, ia menunduk dan mendapati seorang gadis mengaduh kesakitan karena terjatuh dan bongkongnya mencium dinginnya lantai.

"A-aduh, maaf! Aku tidak bisa melihat jalan karena bukunya!" seru gadis itu. Ia langsung berdiri dan membungkuk 90°. Kunikida menggeleng pelan.

"Tidak masalah." Ia berjongkok dan mengambil kertas serta buku yang berhamburan. Gadis itu juga langsung ikut berjongkok dan mengambil barangnya.

Setelah semuanya rapih, ia memegang barangnya dengan erat. "Ah, terimakasih. Aku akan mengantarnya sendiri." Gadis itu mengambil alih buku di tangan Kunikida dan bergegas.

Tapi langkahnya terhenti saat tangan Kunikida mencengkram pelan bahunya. Ia menoleh.

"Aku akan membantumu, bisa-bisa kau terjatuh lagi nanti." Kunikida mengambil setengah buku di tangan gadis itu dan berjalan duluan.

Gadis itu menyamakan langkahnya dengan Kunikida dan berkata, "aku bisa melakukannya sendiri kok."

"Nanti kau terjatuh."

"Tidak akan! Lagi pula tadi aku terjatuh karena kau muncul tiba-tiba," elak gadis itu.

"Diam saja. Ini diantar kemana?" tanya Kunikida.

"Ah, ini milik Mina-sensei. Aku disuruh membawanya ke kelasku."

"Aku tidak menanyakan ini milik siapa, tapi di antar kemana," cetus Kunikida membuat gadis itu mengembungkan pipi kesal.

"Mina-sensei mengajar di kelasku, kelas sosiologi. Ada di ujung dekat kantin!" seru gadis itu.

Kunikida tak mengubrisnya dan berjalan makin cepat.

"H-hei! Untuk apa buru-buru?" tanya gadis itu yang mencoba menyamakan langkahnya dengab Kunikida.

"Aku tidak suka berjalan dengan gadis cerewet."

"Kalau tidak suka kenapa menolongku? Dasar papan triplek!" ejek si gadis membuat perempatan siku-siku muncul di kening Kunikida.

"Siapa yang kau bilang papan triplek, hah?"

"Siapa lagi? Setiap pemuda yang kutemui selalu tersenyum manis. Kau beda, wajahmu datar seperti papan triplek. Tidak, bahkan lebih datar!" seru gadis itu dengan nada tinggi.

Mahasiswa di sekitar mereka menoleh karena suara gadis ini. Kunikida makin kesal.

"Tidak ada gadis se cerewet dirimu. Semua gadis selalu bertingkah manis–"

"Ai dari kelas fisika meninju dua mahasiswa kemarin sore, apa itu bisa dibilang manis?" potong gadis itu.

"Tapi wajah dia tetap manis tidak seperti sikapmu yang kekanak-kanakkan."

"Memangnya Kunikida dari kelas matematik tidak kekanak-kanakan? Banyak orang bilang dia bahkan percaya dengan buku bodoh. Seperti anak-anak yang percaya peri saja."

Kunikida terdiam. Apa gadis ini tidak tau kalau Kunikida yang ia cela berdiri di sampingnya?

"Tapi beberapa anak bilang dia keren. Aku tidak pernah bertemu dengannya. Entah mengapa saat yang lain bilang dia itu bodoh, menurutku dia hebat. Percaya akan sesuatu, tidak sepertiku yang tidak percaya apa-apa."

Kunikida tersadar dari lamunannya saat gadis di sebelahnya bergumam. Ia bisa mendengar suara lembut gadis itu dengan jelas.

"Ah sudah sampai. Terimakasih ya! Namaku (y/n) kelas sosiologi, salam kenal." Gadis itu tersenyum lebar dan meletakkan buku di meja ujung kelas.

Kelas itu masih kosong, mungkin belum waktunya kelas sosiologi untuk belajar. Kunikida hanya mengangguk dan pergi.

"Hei! Aku sudah mengenalkan namaku!" seru (y/n) membuat Kunikida yang hampir meraih pintu kelas, berhenti. Ia berbalik.

"Lalu?"

"Yah perkenalkan dirimu lah!"

Kunikida terdiam dan berbalik. "Kunikida kelas matematik, pria bodoh yang dibilang seorang gadis cerewet hebat."

.

.

.

"Aku minta maaf!" seru (y/n) yang berlari mendekati Kunikida. Kunikida melihat gadis itu mengatur nafasnya.

"Terlambat dua menit."

(y/n) menatap Kunikida tajam.  "Hanya dua menit apa masalahnya? Aku tidak bisa tidur hingga terlambat bangun!"

"Aku juga ...." gumam Kunikida.

(y/n) menatap Kunikida sebelum senyum jahil terukir. "Ah~ kau memikirkanku hingga tidak bisa tidur ya? Manisnya~"

"Diam, cerewet."

"Hahahahah."

•°☆°•

11032021688

【Sweet Macaroon】┊BSD Gakuen AU ✓  ˎˊ˗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang