setelah akhirnya lepas dari masalah rumah tangganya dengan Nevvy akhirnya Bright dan Win bisa bersatu lagi, termasuk Kay anak dari Bright yang sangat menyayangi Win.
mereka bertiga memutuskan untuk hidup bersama dan menjadi sebuah keluarga.
namun...
"Silahkan duduk" ucap laki-laki yang tadi menyalami Bright
Bright menarik tempat duduk untukku dan kami duduk bersama keempat orang itu.
Suasana menjadi canggung dan aku bisa merasakan tatapan seseorang yang terus mengawasiku.
"Kenapa dia harus ikut"
Siapa lagi yang berkata seperti itu kalau bukan penyihir tua yang duduk di hadapanku sekarang.
"Kay lapar, kapan makananya datang" dia mulai merengek dan memegang perutnya, aku lantas mengusap kepalanya dan memintanya bersabar.
"Bright terimakasih sudah membantu Tu membuka bisnisnya, ku dengar dia tinggal di rumahmu... apa Tu kami tidak merepotkan?"
"Hahaha sama sekali tidak Tuan Tantivejakul hehe aku bercanda paman"
"Huah kalian membicakanku ya" Tu kembali ke meja kami dan para pelayan mulai menaruh makanan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah semua tertata di depan mata Tu menarik kursi di tengah laki-laki dan wanita yang aku yakini adalah orang tua gadis itu.
Hem!
Jadi...
Tu adalah anak dari wanita itu.
"Paman bibi silahkan dicicipi hidangannya, semoga kalian suka" Tu mulai bertutur manis pada kedua orang tua Bright.
"Tentu sayang, ini sangat mengesankan. Dimana lagi bisa mencicipi masakan seenak ini kalau bukan dari tangan wanita hebat seperti mu nak Tu" penyihir itu juga memuji Tu, aku tau persis dia melakukan itu hanya untuk membuatku malu.
Mereka memang cocok, Sama-sama penjilat.
"Bright kudengar kau bercerai dengan istrimu, kenapa?"
Sendokku berhenti, aku mengangkat kepala dan melirik pada Bright yang berada di sampingku.
Dia juga terdiam,aku ingin Bright menjawab kalau dia memilih ku tapi itu tak mungkin. ia sepertinya tak tau bagaimana cara menjelaskannya.
"Terdapat mahluk jahat yang merusak kebahagiaan rumah tangga anakku" mataku panas genggamanku mengencang, ibu mertuaku selalu saja menyindir dengan mulutnya yang kasar, tapi haruskah sekarang?, Di hadapan wanita yang sebenarnya adalah...
"Benarkah Bright?"
"Tidak paman, kami hanya tidak cocok saja" aku bisa merasakan genggaman tangan Bright pada tanganku di bawah meja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
