Ketika bangkai yang terkubur mulai tercium, membuat sebuah kebenaran yang selama ini terkubur mulai terkuak kebenarannya.
.
.
."Aku pulang..."
"Eunha? Kau baru pulang.. kenapa terlambat?"
"Oh ibu, tadi aku sempat mampir ke rumah Yuju.. dimana kakak?"
Belum sempat sang ibu menjawab pertanyaan tersebut, orang yang tengah dibicarakan tiba-tiba muncul.
"Ada apa kau mencari ku?"
"Wah.. panjang umur, baru saja aku ingin menemuimu. Apa kakak sudah tau kalau besok lusa Umji dan Sowon.."
"Ulang tahun?"
"Bagaimana kau bisa tau?"
"Anak-anak sedang ramai membicarakannya digrup, mereka membicarakan soal hadiah apa yang akan mereka bawa ke pesta nanti, tidak mungkin kan mereka membawa hadiah yang murah ke pesta Kim bersaudara pewaris rumah sakit family yang terkenal itu.
Makanya aktif digrup jadi kau tidak ketinggalan informasi..""Terserah aku lah.. kenapa kau yang sibuk.."
"Sudah-sudah jangan bertengkar.. sebaiknya kalian juga memikirkan hadiah apa yang akan dibawa.."
"Benar, apa yang akan kau bawa ke pesta nanti? Apa sebaiknya kita gabungkan saja hadiahnya jadi kita tak perlu repot-repot membawa banyak hadiah untuknya.."
"Tidak-tidak aku tidak mau.. bilang saja kalau kau tidak mau mengeluarkan uang.."
"T-t-tidak siapa bilang?"
"Pokoknya aku tidak mau.."
Yerin lalu meninggalkan Eunha."Aish.. anak itu benar-benar, membuatku ingin meninju wajahnya, siapa bilang aku tidak mau mengeluarkan uang, huh.. b-b-bilang saja kalau dia ingin mencari muka didepan mereka supaya bisa belajar bersama.."
Ting.. tong..
"Sudahlah berhenti marah-marah, lebih baik kau buka pintunya, lihat siapa yang datang."
"Aish.. sekarang kau sama menyebalkannya dengannya.."
Lalu Eunha pergi menuruti perintah sang ibu.
"Oh bibi, apa kau ada perlu dengan ibuku? Biar aku panggilkan dulu.."
"Tidak-tidak aku kesini cuma mau memberikan ini.. lusa anakku ulang tahun jadi aku mau berbagi kebahagiaan dengan para tetangga.."
"Oh, terima kasih.. hmm.. sepertinya ini enak.. apa kau membuatnya sendiri?"
"Iya.. aku memiliki banyak waktu luang jadi aku masih sempat membuatnya.. kau tahu aku tak suka berdiam diri saja saat waktu terus berjalan.."
"Wah.. kau hebat.. jarang-jarang ada seorang ibu yang tak suka dengan waktu yang terbuang sia-sia. Andai saja ibuku sepertimu, setiap hari ia selalu saja mengeluh dengan pekerjaannya.. berbicara bahwa ia tak mempunyai waktu luang bahkan di akhir minggu... Seharusnya ia belajar darimu, orang yang tak suka membuang-buang waktunya."
"O maaf, maafkan aku.. aku malah bercurhat padamu.."
Eunha yang baru mengetahui perbuatannya itu, langsung membungkuk minta maaf."Tidak apa-apa.. ha.. ha.. aku suka kepribadianmu itu.."
"Apa kau sudah mengantar semuanya?"
Eunha melirik ke arah keranjang yang berada di tangan kanan ibu Kim."Oh.. ini, aku tinggal mengirim ke rumah Umji, lalu setelah itu aku akan pergi ke toko roti dan beberapa toko keperluan pesta untuk membeli perlengkapan untuk acara besok.."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Throne ||•G friend•||
Ficción GeneralKetika kekuasaan menjadi tolak ukur status sosial, membuat mulut seolah terkunci, hanya lembaran kertas bernilai lah yang menentukan nasib. Kehidupan dimana para manusia berambisi yang siap menusuk temannya sendiri untuk menggapai tujuannya. Memper...