Benar atau salah, kedua kata itu sudah tak ada bedanya lagi. Orang lebih memilih jalan yang rata dibandingkan dengan jalan yang dipenuhi bebatuan. Pada akhirnya mereka sama-sama akan mencapai tujuan. Hanya saja tujuan tersebut tergantung pada proses mereka mencapainya.
.
.
."Teman-teman! Cepat buka laman sekolah.."
Seorang siswa tampak berlari dari koridor sekolah dengan napas yang tersengal-sengal, setelah mendengar itu, seluruh siswa langsung melakukan hal yang siswa itu katakan."Wah.. apa ini benar? Aku tak percaya.."
"Bagaimana bisa ia membohongi kita?"
"Aku merasa kasihan pada Sowon.. kenapa ia memiliki saudara seperti itu?"
"Wah.. benar-benar.."
"Dasar pembohong.."
Beberapa dari mereka langsung berkomentar setelah melihat sebuah artikel yang diunggah dilaman sekolah mereka.
"Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka memandang ku seperti itu?"
Umji yang saat itu kebetulan lewat merasa aneh pada sikap teman-temannya yang memandanginya dengan tatapan benci."Lihat, itu Umji si pembohong.."
"Wah.. ia sangat pandai berbohong.."
"Dia orang yang telah menyalahkan saudaranya sendiri untuk perbuatan yang telah ia lakukan.."
"Bagaimana ia terlihat biasa saja, setelah membohongi kita?"
"Ya! Sedang apa kalian melihatku seperti itu? Apa ada yang salah?!"
Kata Umji dengan suara yang sedikit dinaikkan."Kau yang salah, dasar pembohong. Perhatikan langkah mu, jangan sampai kau terpeleset.. ha.. ha.. ha.."
Ejek salah satu siswa."Bukalah laman sekolah.. kau sekarang sedang terkenal.."
"Laman sekolah?"
Mendengar itu, Umji lalu cepat-cepat membuka laman sekolah sesuai dengan perintah temannya. Didalamnya terpampang jelas sebuah artikel dengan judul yang tak kalah jelasnya juga.
'Kebenaran dari kejadian siswi U yang jatuh dari lantai dua, kejadian murni akibat kecelakaan.'
"A-apa ini?"
"Ya! Umji apa orang divideo itu kau? Wah.. kau ini benar-benar.."
"S-siapa, siapa yang berani beraninya menuduhku! Siapa orang yang telah menyebarkan rumor palsu ini ha!! Awas saja ya, jika aku tau siapa kau! Aku tidak akan mengampuni mu!!"
Dengan penuh amarah Umji lalu meninggalkan teman temannya yang masih sibuk bergosip tentangnya."Ada apa dengannya?"
***
"Entah darimana orang itu mendapatkannya, yang jelas aku menemukannya di laman sekolah. Bagaimana ini.."
"Laman sekolah? Baiklah kau tenang dulu, bersikaplah seolah olah kejadian itu tidak benar. Biar ayah yang akan mengurusnya nanti.."
"Baiklah.."
Pip..
"Bu Hwang apakah kau mulai berulah?"
"Kenapa? Apa yang membuat mu bertanya seperti itu padaku? Apa telah terjadi sesuatu?"
"Huh.. apa kau berpura-pura tidak tau? Apa kesepakatan kita akan berakhir disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Throne ||•G friend•||
قصص عامةKetika kekuasaan menjadi tolak ukur status sosial, membuat mulut seolah terkunci, hanya lembaran kertas bernilai lah yang menentukan nasib. Kehidupan dimana para manusia berambisi yang siap menusuk temannya sendiri untuk menggapai tujuannya. Memper...