Awal bisa menjadi sebuah 'awal' sekaligus 'akhir' bagi beberapa orang.
.
.
.
3 tahun kemudian...Italia.
"Selamat pagi kak.."
"Kau sudah bangun.."
"Tentu, aku harus datang lebih awal untuk melihat lukisan ku yang akan dipamerkan di pameran, apa kau tau.."
" 'aku sangat senang karena hanya beberapa murid saja yang bisa memamerkan lukisannya' itu kan yang akan kau katakan?"
Sang adik lalu tersenyum.
"Kau sudah mengatakannya lebih dari 10 kali kemarin.."
"He.. he.. omong-omong apa kak Minhyun sudah berangkat?"
Menyadari salah satu dari mereka absen di meja makan, sang adik lalu bertanya dimana keberadaan orang itu."Hm, ia sudah berangkat pagi-pagi tadi untuk mengejar penerbangan pertama menuju Korea.."
Lalu tiba-tiba sang adik ingat pada suatu hal.
"Ah benar! Apa kakak tau Yerin dan Eunha akan pindah hari ini, Eunha bilang kalau mereka akan pindah ke apartemen dekat universitas tempat mereka sekarang bersekolah.."
"Benarkah? Wah.. aku harus mengucapkan selamat pada mereka.."
"Apa kakak juga tau kalau mereka mendapat beasiswa untuk bersekolah disana? Ibu Jung pasti sangat bangga pada mereka.."
"Sudah pasti, aku juga dengar sekarang ibu Jung membuka toko roti dari hasil tabungannya.."
"Darimana kau tau?"
"Ibu yang memberi tauku, ia bahkan sering mampir dan membeli beberapa roti dari sana, ibu bilang rasanya enak.."
"Sepertinya aku juga harus mencobanya jika aku ke Korea..
Astaga.. aku harus berangkat sekarang.."
Menyadari waktu yang terus berjalan, Yuju lalu bergegas memakan sisa makanannya dan langsung berpamitan pergi."Kak aku berangkat.."
"Hm.. hati-hati dijalan dan kunyahlah dengan benar makananmu.."
***
Kring.. kring..
Lonceng pintu toko berbunyi, menandakan ada seorang pengunjung yang datang."Selamat datang.."
Sambut Bu Jung ramah."O! Bu Choi.. apa seperti biasa?"
"Tentu saja.."
"Baiklah akan ku siapkan.."
Bu Jung lalu tampak memasukkan beberapa roti yang sering dipesan oleh mantan tetangganya itu kedalam wadah kardus dan membungkusnya."Aku dengar kau pindah sekarang, bagaimana suasananya? Apakah nyaman?"
"Benar, aku baru saja membereskan barang-barang ku tadi pagi, walau tak seluas rumah sebelumnya, tapi cukup nyaman untuk kami tinggali.."
"Syukurlah, maaf karena aku belum sempat mengunjungimu.."
"Tak perlu merasa bersalah, aku tau kau orang yang sibuk. Kau menangani banyak kasus akhir-akhir ini.. pasti kau sangat lelah.."
Kring.. kring..
"Ibu.. apa ada yang bisa ku bantu?"
Tiba-tiba Eunha datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Throne ||•G friend•||
Narrativa generaleKetika kekuasaan menjadi tolak ukur status sosial, membuat mulut seolah terkunci, hanya lembaran kertas bernilai lah yang menentukan nasib. Kehidupan dimana para manusia berambisi yang siap menusuk temannya sendiri untuk menggapai tujuannya. Memper...