"Jeong tungguin ishh!".
Jeongyeon menoleh. Dia mendapati Nayeon sedang menumpu tangan pada kedua lututnya, nafasnya terengah.
"Gue udah bilang kan, lo gausah ikut". Balas Jeongyeon seraya mendekati Nayeon. "Nyusahin!".
Jeongyeon segera mengangkat tubuh Nayeon ala bridal style.
"Jeong, apaan sih?! Turunin gue!". Nayeon berontak, mencoba untuk meloloskan diri dari Jeongyeon. Namun Jeongyeon mempereratnya.
"Diem Nay, biarin gini dulu. Gw kangen sama lo!".
Nayeon terdiam. Ini bukan seperti Jeongyeon. Dan Nayeon pun ikut mempererat pegangannya dileher Jeongyeon.
"Maafin gue Nay, maaf udah cuek sama lo, pura-pura ga peduli sama lo! Tapi beneran sumpah gue sayang banget sama lo!".
Nayeon mengangkat kepalanya. "Lo kesambet? Sumpah ihh gue jadi takut anjir, turunin ahh!".
Akhirnya Jeongyeon menurunkan Nayeon, dan mendudukannya di kursi taman.
"Gue serius! Jangan ninggalin gue ya!". Jeongyeon menatap Nayeon lekat. "Kalo lo gak sayang lagi sama gue, bilang".
Nayeon mengelus pipi Jeongyeon. "Kenapa? Ada yang ngeganjel kan? Ceritain ke gue!".
Jeongyeon menghela nafasnya lalu ikut duduk disebelah Nayeon. "Gue mimpi!".
Jeongyeon tersenyum, tangannya menyibak rambut Nayeon yang menghalangi penglihatan gadisnya. "Lo ninggalin gue, karna lo udah gak sayang sama gue dengan cara selingkuh!".
"Itu cuman mimpi, bunga tidur. Udahh ahh jangan dibahas!".
"Tapi kerasa banget Nay, sakitnya juga masih kerasa!". Jeongyeon menyentuh dadanya.
"Maaf. Tapi beneran gue gaakan laku-".
"Lo selingkuh gara-gara gue cuek. Lo gasuka itu".
"Gaakan. Gue gaakan selingkuh!".
Jeongyeon mengangguk, lalu kembali berdiri. "Yaudah, ayo lanjutin lagi!".
Bahu Nayeon langsung merosot. "Capeee". Rengeknya.
"Yaudah tunggu sini, gue beli minum dulu!". Pamit Jeongyeon.
Nayeon hanya mengangguk. Mereka berdua sedang lari sore disekitaran taman komplek Jeongyeon.
"Bisa-bisanya gue kepikiran buat lakuin itu sama Jeongyeon!". Nayeon menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa geleng-geleng?".
Jeongyeon sudah kembali dengan dua botol mineral dingin, dia memberikan Nayeon satu yang tadi tutupnya sudah ia buka.
"Gapapa!". Setelah mengatakan itu Nayeon meminum minumnya.
"Ahh segeerr!". Nayeon memejamkan matanya seraya tangannya mengelus-elus lehernya, menikmati rasa dingin yang menjalar dari minumannya.
Jeongyeon tersenyum kecil melihat itu. Dia pun ikut meminum minumannya.
"Ohh iya Jeong!"
"Hm?".
"Sekarang malam minggu kan? Jalan-jalan yaa! Ya ya ya ya?". Bujuk Nayeon dengan memberikan puppy eyesnya.
Jeongyeon mengacak rambut Nayeon asal. "Tanpa lo minta juga, gue bakalan ajak lo jalan-jalan ntar malem!".
"Kayaknya lo harus mimpi terus deh Jeong, biar baik terus sama gue!".
Jeongyeon meringsut. "Setiap bangun tidur gue yang deg deg an! Takut lo bneran ninggalin gue!".
Nayeon tersenyum jahil. "Dulu aja gengsinya tinggi bukan maen, ngakuin gue cantik aja gamau lu. Sekarang apaa?!".
"Iye makanya itu gue minta maaf sekarang, yaudah ayo pulang. Lo mau gue anterin atau pulang sendiri?". Jeongyeon berdiri menujulurkan tangannya pada Nayeon.
"Emang lo ngebolehin gue pulang sendiri?".
"Ya enggak lah pake nanya lagi, ayo!". Jeongyeon langsung menarik tangan Nayeon pelan.
"Jeong, I Love You!". Ucap Nayeon pelan namun masih bisa didengar Jeongyeon.
Jeongyeon langsung berhenti, menatap tajam Nayeon.
"Kenapa Jeong? Ishh lo bikin gue takut!".
"Jangan bilang sayang duluan, harusnya gue yang pertama baru lo yang jawab!".
"Hah?".
"I love you!".
"Hahahhaha!". Nayeon malah tertawa keras.
Jeongyeon menatapnya sinis. "Kenapa ketawa? Ada ya sa-".
"Love you too!".
****
Sesuai janji, Jeongyeon mengajak Nayeon jalan-jalan malam ini. Dengan membawanya ke pasar malam pusat kota.
"Jeong, mau itu!". Tunjuk Nayeon pada permen kapas.
Jeongyeon menghela nafasnya lalu mengangguk. "Ayo!".
Setelah mendapatkannya, Nayeon melompat-lompat kesenangan. Suasana hatinya sedang baik oleh Jeongyeon. Nayeon diam-diam berdoa dalam hatinya untuk mempertahankan sifat Jeongyeon yang satu ini.
Mereka melanjutkan kembali jalan-jalannya dengan Nayeon yang mengandeng manja lengan Jeongyeon.
"Jeong!". Panggil Nayeon tiba-tiba.
"Kenapa?".
"Naik bianglala yukk!".
"Inget umur Nay!".
Nayeon memukul pelan bahu Jeongyeon. "Gue masih muda elah, lagian nenek-nenek kakek-kakek juga masih ada yang naik itu!".
"Kok tau? Jangan-jangan lo pernah ngajak nenek lo lagi naik itu. Yaampun Nay lo berdosa banget!".
"Bacot lo ahh. Ayo buruan naek!".
Nayeon segera menarik tangan Jeongyeon. Jeongyeon membeli tiket lalu mereka naik keatas, duduk berhadapan dengan mata yang tak pernah lepas satu sama lain.
"Ohh iya Nay!".
"Hm?".
"Kok gue bisa mimpi lo selingkuh sih?". Tanya Jeongyeon.
"Lo terlalu sayang sama gue, jadinya sampe kebawa mimpi!".
Jeongyeon menghela nafasnya lalu mengambil kedua tangan Nayeon, menggenggamnya lembut.
"Beneran deh gue takut banget Nay! Gue takut lo pergi!".
"Gaakan sebelum lo yang minta gue pergi sendiri!".
"Gaakan lah gue-".
Krekk
Bianglala terhenti, lampu-lampu langsung padam. Suara jeritan orang-orang terdengar bersahut-sahutan, termasuk Nayeon.
"Nay, jangan teriak! Berisik!".
"Gue takut bego!".
"Yaudah sini!". Jeongyeon menarik Nayeon kedalam pelukannya. "Tutup mata lo, terus bales pelukan gue!".
Nayeon menurut, dia memejamkan matanya seraya membalas pelukan Jeongyeon.
"Sumpah Jeong, lo lebih baik cuek sama gue deh! Gabaik buat jantung gue!".
Jeongyeon terkekeh tangannya mengelus pelan rambut Nayeon. "Bukan cuma lo doang, jantung gue juga jedagjedug ini!".
"Ohh iya Jeong, kata lo kan gue selingkuh nih. Lo tau siapa dia? Selingkuhan gue?".
Jeongyeon menghela nafasnya, mempererat pelukannya. Menyembunyikan wajahnya di cecuruk leher Nayeon.
"Lo selingkuh sama Jinyoung!".
------
14/03/2021Gajadi sibuk gue😂. Tadinya sih mau update malem biar sama kek orang-orang tapi ketiduran mulu anjirr, kenapa sihh??
KAMU SEDANG MEMBACA
WhatIsLove?
FanfictionCerita perjalanan cinta 4 remaja •Chaeyoung •Dahyun •Tzuyu •Jeongyeon GENDERBENDER