37

387 49 7
                                    

Chaeyoung tertawa pelan seraya menyembunyikan wajahnya yang dirasa memanas.

Entah perasaannya saja atau tidak, tapi kenapa Mina jadi bertambah cantik sekarang? Apa efek dari sudah lama tidak bertemu membuat wajah Mina menjadi secantik ini?

Tidak, Mina selalu cantik kapan pun itu.

Merapikan sedikit bajunya, Chaeyoung berjalan pelan menghampiri Mina yang masih melambaikan tangan kepadanya seraya tersenyum diseberang sana.

Tadi malam, ia memberanikan diri untuk mencari tahu tentang Mina. Berkirim pesan sebentar, lalu keduanya setuju untuk menghabiskan waktu berdua seharian esok harinya.

Lagi, senyum Chaeyoung terpatri diwajahnya kala ia berada didepan Mina.

"Hai".

Mina tertawa pelan lalu menjawab. "Hai".

Chaeyoung terus menunduk begitu juga Mina. Berusaha menyembunyikan pipinya yang terasa memanas.

Beberapa menit hening hingga akhirnya Chaeyoung menyahut. "Haduh jadi canggung gini, efek jarang ketemu kali ya?".

"Iya, maaf ya akhir-akhir ini aku sibuk jadi gaada waktu buat ngabarin".

"Gapapa, ngerti kok". Ucap Chaeyoung masih tak berani menatap Mina. "Jadi? Kita jalan sekarang?".

Mina menggumam setuju, namun saat Chaeyoung melangkahkan kakinya, ia menahan pergelangan tangan lelaki tersebut.

"Kamu kenapa gamau natap aku sih? Jelek ya?".

Chaeyoung menggeleng tak setuju. "Mana ada jelek! Kamu mah tiap hari juga cantik, cuma sekarang aku malu. Deg-degan banget, kamu juga cantik banget sekarang tadi udah liat disana".

Mina tersenyum puas. "Ya sama aku juga deg-degan, tapi aku kangen".

Mendengar itu Chaeyoung mendongak menatap Mina, yang kini tersenyum lebar seraya melebarkan tangannya.

"Mau peluk, boleh?".

Tanpa berkata apapun, Chaeyoung langsung memeluk tubuh Mina. "Aku juga kangen. Kamu jangan gemesin gini dong, ntar aku makin suka gimana?".

"Ya bagus dong berarti".

Setelah dirasa puas, Mina melepas pelukannya. "Aku kangen kamu Chaeng".

"Sama cantik, aku juga kangen kamu. Tapi sekarang kita jalan yuk? Kita habisin waktu seharian berdua, gimana?",

Mina mengangguk antusias. "Mauu!'.

**

Setelah seharian menghabiskan waktu bersama. Kini Chaeyoung memutuskan untuk membawa Mina menuju danau yang tidak terlalu jauh dari rumah Mina.

"Seneng gak hari ini?". Tanya Chaeyoung seraya menoleh kearah Mina yang sedang menatap air didepan sana.

Keduanya sedang duduk di kursi yang ada disana. Keadaan disana lumayan sepi, kendaraan-kendaraan bermotor maupun roda empat sudah terlihat hanya beberapa saja yang melewati mereka.

"Seneng banget, makasih ya udah ajak jalan. Ini sekaligus refreshing sih karna beberapa hari ini sibuk banget".

Chaeyoung mengangguk. "Nanti aku sering-sering ajak kamu jalan kayak gini. Kamu juga harus kurangin kegiatan sekolahnya, mau aja dibabuin".

Mina menoleh terkejut setengah tak terima kearah Chaeyoung. "Heh, enak aja!".

Chaeyoung mengangkat kedua bahunya. "Kamu belum tau ya istilah, osis itu babu sekolah?".

Mina berdecak kesal, lalu dengan sengaja melepaskan genggaman tangan mereka yang masih terkait.

"Nyebelin banget ya Son Chaeyoung ini ternyata".

Chaeyoung hanya tertawa seraya mencoba meraih tangan Mina untuk digenggamnya namun gagal karena Mina menepis tangan tersebut.

"Ini aku mau pegang tangan kamu, sayang".

"Gak. Apaan sayang-sayang, gak ya kamu nyebelin".

Chaeyoung mengangguk sekilas, lalu menatap Mina yang masih menatap danau didepan.

"Aku emang nyebelin sih dari sana nya".

Mina berdecak lagi, bibirnya mengerucut lucu. "Pantes".

Chaeyoung tertawa saja, masih menatap wajah Mina yang terlihat sangat lucu saat ini.

"Kamu gak lupa kan kalo aku mau pindah?".

Mina tak menjawab lumayan lama sebelum akhirnya ia menghela nafasnya lalu menoleh kearah Chaeyoung, masih dengan bibir mengerucutnya.

"Diingetin lagi, aku udah mulai lupa loh".

Chaeyoung tersenyum lalu tangannya merapikan rambut Mina yang tertiup angin.

"Aku beneran mau pindah, seminggu lagi".

"Iya, aku tau. Kak Nay juga udah bilang". Ucap Mina lesu, lalu kepalanya ia jatuhkan ke bahu Chaeyoung. "Aku gak siap deh Chaeng, kemaren beberapa hari doang gak ketemu, aku udah kangen banget. Gimana kalo nanti?".

"Katanya gak mau ldr?".

"Ya terus? Kamu mau putus dari aku?".

Chaeyoung menghela nafasnya sejenak, sebelum mengalihkan pandangannya kedepan sana.

"Aku bingung tau. Gimana kalo aku pindah, terus kamu sibuk. Ya kita gak bakalan pernah bisa komunikasi. Kita ketemu sekarang juga karena sekarang lagi deketan, aku bisa langsung temuin kamu".

Sekali lagi, Chaeyoung menghela nafasnya lalu melanjutkan.

"Nanti aku disana juga bisa sih temuin kamu langsung, tapi nanti aku bakal kecapean banget kalo harus kesini tiap minggu".

Mina mengangkat kepalanya dari bahu Chaeyoung. "Ya jangan setiap minggu banget lah".

"Kita putus aja ya?".

Mina langsung menatap Chaeyoung seraya menggeleng. "Dih, engga Chaeng, aku gamau ya".

"Kita bakal susah komunikasi tau, kamu sebentar lagi kelas 12 udah mulai sibuk. Sekarang aja udah sibuk gini, gimana nanti kelas 12?".

Hari sudah mulai sore, namun sepertinya mereka belum mau meninggalkan tempat ini sebelum pembicaraan mereka menemui titik terang.

"Ya kita coba dulu aja, kamu belum apa-apa udah nyerah, gimana sih". Mina merenggut menatap Chaeyoung dengan kesal.

"Buktinya kemarin kita gaada komunikasi sama sekali kan, waktu kamu sibuk?".

"Itu karena kamu gamau inisiatif, liat aja kemarin waktu kamu hubungin aku, kita langsung ketemu kayak gini kan? Aku tuh selalu lupa sama apapun kalo lagi sibuk, makanya aku butuh kamu buat ingetin itu".

Melihat Mina dengan muka seperti itu dan nada bicaranya yang kesal bukannya takut, Chaeyoung malah semakin gemas terhadap pacarnya itu.

Maka ia tak dapat menyembunyikan tawa kecilnya yang dibalas pukulan pelan dibahunya oleh Mina.

"Malah ketawa, ngeselin".

Masih dengan tawa kecilnya, Chaeyoung menarik Mina untuk dipeluknya, mengusap perlahan punggung Mina untuk membuatnya rileks, karena ternyata Mina benaran kesal.

"Maaf sayang, iya kita coba dulu ya. Tapi kalo kamu udah gakuat bilang sama aku, okay?".

Tak ada jawaban, hanya saja pelukan itu dipererat oleh Mina.

"Aku sayang kamu chaeng". Ucap Mina pelan, namun masih bisa didengar oleh Chaeyoung.

Lagi-lagi Chaeyoung tertawa. Mina melepaskan pelukan itu dan Chaeyoung tersenyum gemas saat melihat mata Mina basah. Mina menangis, bukankah itu karena ia benar-benar sayang terhadapnya? Chaeyoung merasa bangga akan itu.

"Tiba-tiba banget bilang sayang".

"Ga dijawab, nyebelin".

"Iya aku sayang kamu, banget malah". Chaeyoung mengusap air mata Mina Dan tersenyum. "Udah jangan nangis, jelek".

"Nyebelin".

***

Ada yang masih nungguin inikah? Wkwk sorry guys aku lupa kalo ada wp, keasikan di twitter.

Thank you yang udah baca sama vote.

WhatIsLove?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang