22. The Meeting

37 9 0
                                    

.

.

"Dek... ibu udah nungguin nih. Kamu udah sampe mana sih?" tanya Yudis menelpon Kamelia.

"Bentar lagi bang, aku ngga naik bis." Jawab Kamelia, "Nah itu mas itu.... Aku udah liat abang nih."

Yudis tertegun melihat sebuah mobil SUV putih perlahan mendekat ke depan rumah dan parkir, Kamelia dan Abi keluar dan segera menyapa Yudis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yudis tertegun melihat sebuah mobil SUV putih perlahan mendekat ke depan rumah dan parkir, Kamelia dan Abi keluar dan segera menyapa Yudis.

Yudis tertegun melihat sebuah mobil SUV putih perlahan mendekat ke depan rumah dan parkir, Kamelia dan Abi keluar dan segera menyapa Yudis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang... kenalin, ini mas Abimanyu." Ucap Kamelia memperkenalkan Abi, pria itu menjabat tangan Yudis dan serta merta pria itu tertegun.

"Wah..., gue gapernah liat cowo setinggi ini." gumam Yudis, "Saya Yudis abangnya Lia, mari masuk."

Mereka bertiga memasuki rumah Kamelia yang sederhana dan hangat, beberapa foto terpajang di dinding termasuk foto keluarga.

"... Ayah kamu...?" tanya Abi setengah berbisik.

"Kabur waktu aku masih kecil." Jawab Kamelia. "Sejak itu kondisi kesehatan Ibu semakin memburuk dan pergerakannya terbatas."

"Lia...." Panggil Ibu menyambut anak perempuan semata wayangnya, Kamelia bergegas memeluk ibunya yang terduduk di kursi roda. "Ya Tuhan.... Kenapa anak Ibu harus bernasib malang kayak gini sih?? Ya Tuhan.... Anak perempuan Ibu satu-satunya kamu nak huhuhu."

"Lia baik-baik aja sekarang bu, Gilang udah ditahan... dia ngga akan nyakitin Lia lagi." ucap Kamelia membelai punggung Ibu yang menangis tersedu sedu, "Maaf Lia ga segera bilang takut Ibu dan abang khawatir. Oh iya kenalin ini mas Abimanyu."

"Siang bu." Abi berlutut menyapa Ibu dengan senyum ramah, "Manggilnya Abi aja."

"Siang nak Abi, yuk silahkan kita langsung makan aja ya." Ajak Ibu balas tersenyum, "Abang tolong bantuin Ibu naroh alat makan."

Yudis mengangguk seraya pergi ke dapur membawa alat makan dan masakan buatannya, Kamelia dan Abi ikut membantu menata meja sedemikian rupa dan beberapa saat kemudian mereka menyantap makanan yang tersaji.

"Jadi... si Abi ini mantan klien kamu dek?" tanya Yudis, "Hmm.... Ngga keliatan kaya... ODGJ padahal."

"Hush..." Sergah Kamelia menyikut Yudis, "Em.... Dia pacarnya Bunga tiga tahun lalu, bang."

Yudis sontak menutup mulut dan matanya terbelalak tak percaya, "Astaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yudis sontak menutup mulut dan matanya terbelalak tak percaya, "Astaga... takdir aneh banget sumpah, bisa bisanya lu sama bekas pacar sahabat lu."

"Ya... aku kan ngga tau kalo ternyata dia ada sangkut pautnya sama Bunga." Ujar Kamelia, "Boss ku Cuma bilang suru jadi caregiver klien baru tapi cowok, yaudah ku sanggupin. Setelah beberapa bulan handle mas Abi ya aku baru tau kalo dia ada kaitannya sama Bunga."

"Hmm... jadi ada kemungkinan kalo dia jadi pasien rehabilitasi karena.... Kejadian itu?" tanya Yudis mengelus dagu, "Ya ga heran sih kalo dia se trauma itu, punya pacar tiba-tiba bakar diri pasti ancur banget perasaannya."

Kamelia termenung sesaat kemudian menatap kakaknya, "Bunga ngga bunuh diri bang." Ucapnya sedikit berbisik, "Aku dan salah seorang kerabat mas Abi membuka kasus ini lagi, kita nyari petunjuk lebih dalam mungkin aja ada titik terang. Tapi abang gaboleh cerita ke siapa siapa ya karena ini misi rahasia."

Yudis tertegun kemudian mengangguk perlahan, "Terus.... Udah nemu petunjuk apa?"

Belum Kamelia menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Abi menghampiri mereka dengan wajah sumringah, "Ibu kamu ramah banget sama aku yang baru ketemu beliau." Komentar Abi, "seneng bisa cocok ngobrol sama beliau."

Kamelia mengangguk dengan pandangan lega, "Syukurlah mas."

"Eh... kalian nginep disini?" tanya Yudis, "Perjalanan pulang lumayan jauh kan? Nanti si Abi kecapean lagi karena Lia gabisa gantiin nyetir."

"... Gapapa bang." Jawab Abi menyunggingkan senyum, "Soalnya Kamelia besok udah balik kerja kan ya, Mel?"

Kamelia mengangguk, "Aku pamitan sama Ibu dulu ya bang." Ucapnya meninggalkan Yudis dan Abi berdua. Yudis menatap pria besar itu dari atas sampai bawah dengan teliti kemudian berkomentar ringan.

"Ehm... gue mau nanya deh, kok lu bisa naksir sama Lia?" tanya Yudis, "Emang sih secara status gue abangnya.. tapi secara peran di keluarga, gue juga wali dari Lia gantiin bokap jadi gue harus tau tentang lo lebih banyak."

Abi tersenyum penuh hormat kemudian menjawab, "Kamelia sabar banget ngadepin saya bang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abi tersenyum penuh hormat kemudian menjawab, "Kamelia sabar banget ngadepin saya bang." Ucap Abi, "Saya dulu ngga tau kalo dia punya hubungan yang toxic, ngga pernah keliatan dari raut wajahnya karena Kamelia ngadepin saya –dalam keadaan apapun- dengan tulus, jadi hari ini saya nawarin diri untuk anter dia ke rumah, saya serius sama Kamelia."

"Gue tau latar belakang lo." Ucap Yudis serius, "Gue akan belajar mempercayakan Kamelia sama lu, tapi perlu lu tau kalo gue ngga mau dia terluka lagi untuk kedua kalinya. Jadi... tolong jaga baik-baik Lia selama kami jauh dari dia. Paham?"

Abi menelan ludah seraya mengangguk kecil, "Ma... makasih bang udah mau percaya sama saya."

.

.

.

next publish: CILOK • BAE173 AU


visit dan vote gaes!! 😁✌🏽

Sunday, 14th Mar 2021

Daisy • PENTAGON WOOSEOK (NSFW 17+) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang