Empatpuluh

533 37 4
                                    

Terdiam,termenung,menyendiri itulah yang sedang Ressi alami saat ini

Diruangan inapnya dia hanya ditinggal sendiri,orang tuanya sedang berada dirumah untuk mempersiapkan keberangkatan mereka ke Korea besok,karena memang Ressi sudah bisa keluar dari rumah sakit malam nanti. Sedangkan Ressa dan Abi sedang menghabiskan waktu di kantin rumah sakit untuk makan siang

"Apa semuanya bener? Leo bukan pelaku utama dari kehamilan Ayla"

Yap,Ressi sudah tau tentang fakta itu. Ressa lah pelaku yang sudah memberitahunya,awalnya Ressa memang tidak berniat untuk memberitahukan Ressi. Hanya saja melihat wajah murung Ressi dan tingkah Ressi yang kembali menjadi pendiam Ressa memutuskan untuk memberitahunya,siapa tau saja Ressi dapat bersemangat walau hanya sedikit jika mengetahui fakta itu

"Gue kangen sama Leo,sekuat apapun gue benci sama dia pada dasarnya gue gabisa buat lakuin itu"

Tatapan Ressi beralih pada ponsel miliknya yang berada di atas nakas,tangannya dengan cepat mengambilnya dari sana

Entah pemikiran dari mana tiba tiba Ressi memutuskan untuk membuka blokiran nomor Leo

"Gue pengen ketemu dia,apa gue telpon aja ya?"

Saat akan memencet tombol memanggil dengan cepat Ressi langsung mengurungkan niatnya itu,pikirannya kembali mengingat bahwa selama dia dirawat dirumah sakit ini Leo tidak pernah menjenguknya sama sekali

Semenjak tau fakta ini semua Ressi merasa bersalah karena tidak percaya pada Leo,tapi di satu sisi juga Ressi marah kalau Leo selama ini berbohong padanya soal kedekatan Ayla dengan dia karena masalah ini

Handphone milik Ressi berdering menandakan panggilan masuk,saat melihat nomor si pemanggil mata Ressi kembali dibuat berkaca kaca

Ressi sangat kenal dengan nomor itu,walaupun nomornya sudah dia hapus tapi dia sangat hapal dengan sangat nomor itu. Nomor yang baru saja dibuka blokirannya barusan oleh Ressi

"Apa yang harus gue lakuin"

Ressi malah dibuat bingung sekarang,bukannya tadi dirinya yang berniat menghubungi Leo duluan? Kenapa sekarang setelah Leo menghubunginya malah menjadi labil seperti ini

Mau tak mau Ressi mengabaikan panggilan pertama dari Leo sampai pada akhirnya Ressi mendapatkan pesan dari Leo

+62-8888-7675-129
Aku bener bener seneng banget liat kamu buka blokirannya
Aku mau ngomong sama kamu Cii,please angkat telpon dari aku

Handphone milik Ressi kembali menampilkan layar panggilan masuk dengan nomor yang sama

Dengan ragu Ressi mengangkat nya

"Sayang"

Tembok yang tadi Ressi buat tinggi tinggi untuk tidak menangis pun pada akhirnya runtuh juga,air matanya langsung menetes begitu saja saat mendengar suara Leo untuk pertama kalinya setelah pertengkaran itu terjadi

"Eci"

Ressi tak berminat untuk berbicara,saat ini dirinya sedang sibuk menahan tangisnya agar tidak terdengar oleh Leo

"Sayang"

Lagi dan lagi Ressi tak menyahut

"Cii aku tau kamu pasti denger suara aku kan?"

Hening sesaat,hingga akhirnya Leo kembali bersuara

"Atau ini bukan Eci? Tapi Aku harap ini beneran kamu Cii"

"Aku mau minta maaf yang sebesar-besarnya sama kamu Cii,aku salah udah bohongin kamu,aku salah selama ini gapernah jujur soal masalah ini sama kamu sampai pada akhirnya kamu dibuat kecewa sama semua kebodohan aku. Maaf Cii aku bener bener bodoh"

Don't Ever Leave Me (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang