14| AADZ (Ada Apa dengan Zidan)

395 30 4
                                    

Kenapa harus jumpa kalau akhirnya kita kembali menjadi asing. Dulu jadi penyemangat, sekarang menjadi sakit hati yang teramat sangat.

***

Setelah bel istirahat berbunyi Arena tidak ke kantin, melainkan langsung pergi ke kelas Zidan. Padahal perut Arena sudah minta di isi, apalagi tadi dia mengeluarkan banyak tenaga. Tapi rasa ingin menemui Zidan lebih besar dari rasa laparnya.

"Randu lu liat Zidan gak?" Tanya Arena saat berpapasan dengan Randu cs di depan kelas

"Ya mana saya tau, saya kan..."

"Dugong. Hahaha" belum selesai Randu menjawabnya, Rio langsung menyelanya

"Kampret lu" ucap Randu kesal. Lalu beralih ke Arena

"Ngapain lu nyari Zidan?" Tanya Randu

"Dih kepo lu. Ya mau ngajak pacaran lah. Emang lu yang nyariin tukang tagih hutang" lagi-lagi Rio yang menjawabnya. Randu memang selalu di jadikan objek bullyan, tapi meski begitu Randu tidak pernah memasukkan nya ke dalam ginjal.. eh hati maksudnya..

"Tadi katanya  dia mau ke perpustakaan" jawab Sandy. Arena langsung buru buru berlari kecil ke perpustakaan , ia tidak sabar ingin menemui Zidan sang pujaan hati. Eaaaa....

Sesampainya di perpustakaan, Arena mencari sosok keberadaan Zidan. Ternyata Zidan sedang membaca buku di bangku pojok.

"Ekhem" Arena pura-pura lewat di depan meja Zidan. Tapi Zidan tetap fokus membaca tanpa terganggu dengan suara deheman Arena.

Percobaan pertama gagal, Arena mencoba percobaan kedua. Pura-pura menjatuhkan buku yang lumayan tebal sehingga menimbulkan bunyi keras, tapi Zidan tetap tidak terusik, menolehpun tidak.

Arena mendengus kesal, kenapa susah sekali dapat perhatian dari Zidan.

"EKHEEEMMMM... ada orang gak ya disini?" Arena sengaja membesarkan suara batuknya.

Berhasil, cowok itu mengangkat pandangannya dan menatap Arena dengan tatapan membunuh. Seakan Arena adalah mangsa yang siap di terkam. Arena tersenyum kikuk, di tatap seperti itu membuat nyali Arena menciut.

"Zidan, aku bawain air minum sama makanan. Kamu pasti belum makan kan? Aku taruh sini yaaa" Arena meletakkan sebotol air mineral dan sebungkus roti di atas meja.

"Ini perpustakaan tempat buat membaca bukan buat makan" ucap Zidan tajam.

"Iya, aku tau kok. nanti kalo udah selesai baca, kamu makan ya. Kamu jangan telat makan dong, nanti maag kamu kambuh loh" ucap Arena perhatian, padahal dirinya sendiri dalam keadaan lapar. Zidan mengangkat alisnya, kenapa Arena tau Zidan punya penyakit maag?

"Aku tau dari mama kamu" jelas Arena seakan mengerti dengan tatapan Zidan. Zidan kembali menudukkan pandangannya pada buku yang ia baca.

"Zidan makasih ya kamu udah nemenin aku lari, kalo gak ada kamu mungkin gak sanggup sampai 15 kali putaran" ucap Arena tersenyum

"Hm"

"Zidan kamu suka baca buku apa?" Tanya Arena mencari topik pembicaraan.

"Banyak" jawab Zidan singkat

"Aku juga suka baca buku loh" Arena mendudukkan dirinya di sebelah Zidan, karena daritadi Zidan tidak mempersilahkannya duduk.

"Buku apa emang?"

"Fifty shades of gray" ucap Arena enteng, Zidan langsung menoleh ke arahnya. Bisa bisanya perempuan ini membaca buku dengan genre seperti itu. Meskipun Zidan belum membacanya, tapi buku itu cukup terkenal.

AYO JADIAN !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang