Tuhan menciptakan mu dekat dengan mulut ku
Mengapa kau tak hiraukan ucapanku
Tuhan menciptakan mu dekat dengan telinga ku
Mengapa kau tak mendengar ku
Tuhan juga menciptakan mu tak jauh dari kepala ku
Mengapa kau kerap tak sejalan dengan pikiran kuKau tak lebih besar dari genggaman ku
Tapi butuh beribu tangan tuk menggenggam mu
Berjuta purnama tuk memahami mu
Dan seluruh samudera tuk menyelami satu mau muMengapa Tuhan harus menciptakan mu
Jika ternyata lebih banyak ruang untuk sakit yang kau simpan
Lara yang kau pendamWahai hati, engkau lebih keras dari batu
Lebih rumit dari rumus fisika
Lebih berbahaya dari sianida
Begitu sulit ku pahamiAku sangat membencimu
Bagaimana bisa kau terus utuh meski hancur lagi dan lagi
Mampu menyimpan rapat rasa mu meski semesta tak berpihak pada mu
Menguncinya agar tetap sama tak berkurang satu kadar punBagaimana mungkin tak ada benci yang kau sisakan
Meski beribu kali kau mengucapnya
Tak ada ragu sedikitpun meski kau menyimpan lara
Meski sejatinya butuh keberanian tuk menatapnyaKu mulai takut mendengarmu
Mengucap salam pada larut dekat kepalaku
Mengusik ruang yang sejatinya rapat namun tak pernah terkunci
Mengharap setitik dari milyaran titik yang bahkan kau tau tak ada harap
Dan memanggilnya terus hadir pada rindu
-ratnadyah-
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDUT INGATAN
Poetrykumpulan puisi tentang kenangan, mimpi, dan ilusi Mencoba menghargai setiap proses dalam hidup Pada akhirnya menjadikan luka tak hanya duka, melainkan karya