episode 5

30 13 0
                                    

Keesokan harinya Peter perlahan membuka mata dan sudah ada Raisa yang sedang duduk dekat jendela, Peter duduk sejenak untuk mengumpulkan semua nyawanya seraya melihat Raisa yang sedang sibuk melihat keluar jendela dan memegang sebuah buku di tangannya.

"Lo ngapain di situ?" tanya Peter yang masih setengah mengantuk dan tampaknya nyawanya belum terkumpul.

"Gue lagi mengamati apakah kita bisa kabur dari tempat ini atau nggak," kata Raisa.

"Katanya nggak mau kabur dari tempat ini, tapi kenapa lo mengamati?" tanya Peter.

"Bukan gue yang mau kabur, tapi lo!” cetus Raisa.

"Apa ada sesuatu yang dapat kita gunakan untuk kabur?" tanya Peter.

"Lo ngotot banget pengen keluar dari tempat ini?" tanya Raisa sambil melihat Peter.

"Gue mau ketemu teman-teman gue dan melihat keadaan Harry," ujar Peter.

"Gue kira lo cowok dingin dan nggak perhatian, ternyata perhatian juga ya," kata Raisa terkekeh.

"Gue perhatian sama orang tertentu aja, ingat itu!" tegas Peter kepada Raisa.

"Apa lo yakin bisa keluar dari tempat ini?" goda Raisa melihat Peter sambil tersenyum sinis.

"Gue yakin bisa, lo udah lama di sini dan pasti tahu seluk beluk rumah ini," kata Peter sambil menghampiri Raisa dan memegang tangan Raisa.

"Penjagaan sangat ketat Peter, kamera pengawas ada di mana pun," ujar Raisa sambil melepaskan genggaman tangan Peter.

"Apa ruang pengawas selalu dijaga dua puluh empat jam?" tanya Peter serius.

"Iya, tapi mereka selalu berganti penjaga," jawab Raisa.

"Setiap berapa jam mereka berganti penjaga?" tanya Peter kepada Raisa.

"Gue nggak tahu, soalnya gue kalau kabur nggak pernah mematikan kamera pengawas," jelas Raisa dan tersenyum sinis

Pantes aja selalu tertangkap, kamera aja nggak pernah dimatikan, gimana mau berhasil kabur dari tempat ini, batin Peter.

"Kenapa lo?" kata Raisa kebingungan melihat tingkah Peter.

“Apa itu terhubung ke ruangan kamera pengawas?" tanya Peter sambil menunjuk sebuah ventilasi di pojok ruangan sebelah kiri.

"Itu terhubung ke seluruh bagian rumah, termasuk ruangan kamera pengawas," jawab Raisa.

"Ruang pengawasan berada di lantai berapa?" tanya Peter kepada Raisa dan berjalan ke arah lubang angin di pojok kiri.

"Nggak jauh dari tempat kita dikurung, ada di ujung lorong sebelah kanan," jelas Raisa dan Peter hanya tersenyum lebar ketika mendengar perkataan Raisa.

"Memangnya di rumah ini ada berapa tingkat?" tanya Peter.

"Enam tingkat dan kita ada di lantai enam," jelas Raisa.

"Baiklah, kita coba lewat sini apakah berhasil atau tidak," suruh Peter seraya berusaha membuka besi yang menutupi lubang angin.

"Biar gue tahan dulu pintunya pakai lemari, takut ada yang masuk tiba-tiba," ucap Raisa sambil mendorong sebuah lemari tua di samping lubang angin dan keropos akibat dimakan rayap.

Setelah selesai menahan pintu, Raisa dan Peter berusaha membuka penutupnya dengan paksa menggunakan beberapa pisau dan gunting, Raisa terus mencongkel bagian dalam dan Peter berusaha menariknya agar terbuka, beberapa menit kemudian, akhirnya penutup ventilasi berhasil dibuka.

Raisa merangkak masuk diikuti Peter mereka pun bergerak ke arah yang ditentukan oleh Raisa, tetapi saat sedang merangkak, tiba-tiba Raisa berhenti, membuat kepala Peter terbentur besi di atasnya.

shadowman(TERBIT DI BENITOGROUP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang