Peter berjalan ke meja makan, di sana ada Ratih dan Albert yang sedang makan, Peter ikut bergabung karena paksaan dari Ratih agar makan terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah.
"Bagaimana dengan sekolahmu?" tanya Albert sambil melihat Peter yang baru duduk di kursi.
"Baik, kok, bagaimana dengan pekerjaan Papa?" kata Peter tersenyum lebar kepada Albert.
"Baik juga, tapi ada satu hal yang ingin Papa bilang ke kamu,” ucap Albert serius kepada Peter.
"Bilang apa?” tanya Peter.
"Nanti aja di mobil, kamu berangkat sama Papa," bisik Albert melihat sekeliling.
"Ada apaan, sih? Kok aku jadi bingung?” tanya Peter kebingungan karena melihat ulah ayahnya yang tidak biasa.
Selesai makan, mereka berdua berangkat menuju sekolah dan tempat kerja, saat lampu lalu lintas berubah merah mobil berhenti dan keadaan menjadi sunyi, kemudian Albert mulai membuka obrolan
"Ada cewek yang kamu suka di sekolah?" tanya Albert sambil melihat ke arah Peter.
"Kenapa nanya itu?" tanya Peter dengan nada dingin dan datar.
"Sudahlah, bila kamu tidak mau berbicara biar Papa yang berbicara," ucap Albert sambil tersenyum lebar.
"Mau membicarakan masalah apa?" tanya Peter datar seraya terus memperhatikan ponselnya.
“Papa harap kamu jaga diri kamu, jangan pernah ngomong sama asisten baru, sopir atau tukang kebun!" tegas Albert sambil melihat ke arah Peter.
"Kenapa emang?" tanya Peter.
"Beberapa dari mereka berbahaya, Papa rasa kamu sedang diawasi," tegas Albert serius.
"Maksudnya diawasi?" tanya Peter kebingungan.
"Aska melaporkan kalau ada penyusup yang masuk ke rumah dengan menyamar dan meretas sistem keamanan, firasat Papa adalah asisten rumah tangga, satpam, dan tukang kebun," tutur Albert sambil menjalankan mobilnya ketika lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.
"Hah? Papa serius?" tanya Peter sambil melihat Albert.
"Iya, kamu harus hati-hati dengan mereka bertiga, ingat itu!" perintah Albert tegas.
"Pantas saja beberapa dari mereka terlihat mencurigakan!" ketus Peter.
"Kamu jangan sampai lengah, Papa nggak mau kehilangan kamu!" tegas Albert sambil mengelap ujung matanya.
Mobil mereka melaju dengan kecepatan sedang setelah lampu lalu lintas berubah menjadi warna hijau, beberapa menit kemudian Albert menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang dan akhirnya mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah. Albert tersenyum melihat Peter seraya mengelus kepala anaknya.
"Aku bukan anak kecil lagi, jangan elus rambutku," kata Peter sambil menangkis tangan Albert seraya keluar dengan membuka pintu dan merapikan rambutnya.
Peter berjalan masuk ke sekolah, saat sedang berjalan dia kembali mendengar teriakan serta ocehan para siswi yang melihat ke arahnya Peter merasa risih dan langsung bergegas ke kelas sambil memakai earphone dan menyetel musik yang sangat kencang agar tidak mendengar ocehan para murid perempuan, Saat hendak bergegas menuju kelas, dia merasa ada tangan yang memegang pundaknya dan ternyata itu Daniel.
"Kenapa lo buru-buru?" goda Daniel berjalan beriringan bersama Peter.
"Hah? Ngomong apa lo?" Peter sedikit berteriak karena telinganya tersumpal earphone.
"Gimana mau dengar, lo aja pasang earphone,” teriak Daniel sambil melepaskan earphone tersebut dari telinga Peter.
"Lo ngomong apa?" kata Peter datar sambil membenarkan posisi earphone, lalu mengecilkan volume. Belum sempat menjawab, tiba-tiba saja Peter ditabrak oleh seorang wanita berambut sepunggung berwarna cokelat. Peter tersungkur dan terlihat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
shadowman(TERBIT DI BENITOGROUP)
FantasySeorang anak pengusaha sukses yang bernama Peter menginginkan kehidupan normal, tapi justru dia diculik dan disekap bersama seorang wanita yang juga diculik oleh musuh perusahaan Papanya. Peter berusaha keluar dari tempat tersebut, tapi justru Peter...