episode 15

23 9 0
                                    

Ritual 

Saat ini, di rumah Sang Kolektor, Ali menunggu Sang Kolektor yang sedang menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk ritual dan tempat ritual.

Beberapa menit kemudian Sang Kolektor selesai menyiapkan sesajen dan yang lainnya, dia menghampiri Ali yang sedang duduk di sebuah kursi dengan menikmati sebuah teh.

"Bagaimana?Kamu sudah siap?" tanya Sang Kolektor dengan tersenyum kepada Ali.

"Saya sudah siap sejak tadi," ujar Ali kepada Sang Kolektor.

"Berikan darah hitam itu kepada saya," perintah Sang Kolektor dengan membuka tangannya.

Ali memberikan darah hitam kepada Sang Kolektor, kemudian dia mengamatinya terlebih dahulu sebelum melakukan ritual.

Sang Kolektor memeriksa darah itu sejenak, lalu menyebarkan darah hitam di meja ritual, kemudian Ali berjalan ke arah Sang Kolektor dan berdiri di sampingnya seraya tersenyum.

"Apa yang harus saya lakukan?" tanya Ali.

"Berbaring di sini dengan keadaan setengah telanjang. Cepat buka baju kamu," perintah Sang Kolektor sambil berusaha membuka baju Ali.

"Apa-apaan? Anda mau mencabuli saya? Saya masih normal dan tidak homo!" bentak Ali sambil menutupi tubuhnya dan mengeluarkan pistolnya.

"Tidak, buka baju Anda  Anda dan pakai celana saja, ritualnya memang seperti itu," tutur Sang Kolektor seraya menyebarkan darah hitam.

Ali kemudian melepas pakaiannya dan hanya memakai celana pendek, kemudian berbaring di meja ritual dan Sang Kolektor mulai mengambil bahan-bahan ritual lainnya.

"Sebentar, saya bacakan mantra terlebih dahulu agar kekuatannya masuk ke tubuh Anda," ujar Sang Kolektor yang sudah siap dengan buku mantra.

"Ya, silahkan,” ujar Ali dengan nada dinginnya.

"Tolong jangan bergerak, bila Anda  Anda bergerak, maka ritualnya gagal," perintah Sang Kolektor dengan tegas kepada Ali.

Setelah Ali terbaring di meja ritual, Sang Kolektor menyalakan lilin putih kecil dan meletakkannya di setiap sudut meja.

Pria yang sedang membawa sebuah buku ritual berwarna hitam mulai membacakan mantra  sambil menari dan memutari meja ritual.

Dia melemparkan bunga mawar dan melati serta air ke tubuh Ali sambil komat-kamit, setelah itu Sang Kolektor berhenti dan menuang air untuk menaruh bunga ke seluruh tubuh Ali.

Sang kolektor langsung membuka buku mantra dan duduk di kursi seraya membacakan mantra pemasukan kekuatan bayangan ke tubuh Ali seraya melemparkan beberapa bunga.

"Dengan darah hitam ini, serta pembacaan mantra, keluarlah wahai kekuatan bayangan hitam dari tubuh Peter, dan masuklah ke tubuh orang yang sedang terbaring di meja ritual, masuklah!" seru Sang Kolektor seraya membacakan mantra.

Meja pemujaan tampak menyala berwarna kuning cerah dan di sekitar ruangan menjadi gelap, Ali menutup kedua matanya karena takut sesuatu menimpa dirinya.

Angin kencang terasa di ruangan itu, api lilin mulai bergerak dan akan segera mati, tapi tiba-tiba saja ada sebuah getaran di bawah meja ritual, kemudian perlahan sebuah asap hitam datang ke arah Ali.

Saat asap hitam sudah hampir masuk lewat mulut Ali, dia tidak sengaja bersin dan membuat asap itu pergi.

Beberapa menit kemudian Sang Kolektor yang pasrah karena ritualnya gagal langsung menghampiri Ali yang masih terbaring dan menutup mata.

"Hei, Pak Ali, ritualnya sudah selesai," panggil Sang Kolektor sambil menepuk pipi Ali dengan keras.

"Hah? Sudah selesai? Apa bayangan itu masuk ke dalam tubuh saya?" kata Ali kebingungan seraya mengelap wajahnya karena berkeringat.

shadowman(TERBIT DI BENITOGROUP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang