episode 19

12 5 0
                                    

Menyusun Strategi

Sekarang mereka sudah berada di sebuah ruangan yang biasa Vincent gunakan untuk rapat bersama para direktur lainnya. Peter bersama kedua temannya duduk sejajar, Daniel dan Siti kebingungan harus melakukan apa, sedangkan Peter duduk tenang sambil memakan sebuah keripik.

"Peter, kita mau apa?” tanya Daniel untuk kesekian kalinya.

"Halo, Peter dan kedua temannya, selamat siang," sapa Vincent yang memakai jas hitam masuk ke ruangan itu.

"Om, nggak usah pakai sambutan segala, kan kita udah saling kenal," cerocos Peter dan melihat Vincent yang datang mengenakan jas hitam.

"Lo kenal sama Om ini?" kata Daniel berusaha memastikan dan berbisik kepada Peter.

"Iya kenal, tenang aja," kata Peter kepada Daniel dengan nada santai.

"Mukanya kayak Om-Om pedofil, gue  gue jadi takut," celetuk Siti sambil melirik Vincent.

"Jaga bicara kamu, saya bisa dengar itu!" tegas Vincent seraya menggebrak meja dan menunjuk ke arah Siti.

"Langsung saja ke permasalahannya, cepat, Om," ujar Peter kesal.

"Apa kalian tahu tujuan kalian bertiga dibawa ke sini?" Vincent mulai serius dan melihat mereka bertiga secara bergantian.

"Untuk menyelamatkan Natasha?" tebak Peter.

"Apa kami bisa ikut membantu?" tanya Daniel.

"Apa kelebihan kalian?" tanya Vincent seraya tersenyum sinis.

"Saya pernah melawan Steve, walau bibir dan tangan saya membiru," ujar Daniel seraya mengusap tangan kirinya yang lebam.

"Kalau saya bisa memanjat dan saya punya sarung tangan ini," ujar Siti seraya menunjukkan kepada Vincent.

"Sarung tangan milik kami, kenapa bisa?" tanya Vincent seraya menggaruk dagu.

"Rahasia, intinya saya dapat dari kamar saudara saya," ucap Siti seraya tersenyum.

"Kita akan membuat dua tim,” kata Robert yang tiba-tiba masuk.

"Dua tim? Memang Natasha dibawa ke mana?" tanya Daniel kebingungan ketika mendengar ucapan Robert.

"Sabar, kita harus mengenali isi rumah Ali dan strukturnya, agar kita tidak kebingungan," kata Vincent berusaha menenangkan mereka berdua yang sepertinya tidak sabar untuk mengetahui keberadaan Natasha.

"Saya sudah tahu bagaimana rumahnya, apa tidak bisa langsung bagian penyerangan saja?" tanya Peter berwajah datar melihat mereka berdua.

"Tenang, kamu jangan tergesa-gesa," ujar Ratih yang baru saja datang dan duduk di samping Robert.

"Mama? Kenapa Mama ada di sini?" tanya Peter terkejut ketika melihat Mamanya yang baru saja datang seraya duduk di samping Robert yang sedang memainkan laptopnya.

"Lebih baik kita fokus dan perhatikan kalau kamu ingin orang yang kamu sukai selamat," oceh Ratih kepada Peter yang masih kebingungan dengan keadaan sekitarnya.

Sukai? Berarti benar Peter suka sama Natasha? batin Siti sambil menundukkan kepalanya.

"Baiklah, langsung saja kita mulai." Oktavia yang baru saja datang langsung menyalakan proyektor dan tersenyum kepada mereka semua.

"Oke, kira-kira ini gambaran dan struktur dari rumah penyekapan Ali, mari kita mulai dari bagian halaman terlebih dahulu, di halaman ini terdapat rumput liar yang cukup tinggi, mungkin kita bisa manfaatkan rumput liar untuk bersembunyi. Penjaga di setiap sudutnya yang selalu berjaga dua puluh empat jam, dan mereka berganti posisi sekitar dua jam sekali,” tutur Robert seraya menampilkan struktur rumah Ali dan sesekali merapikan rambutnya.

shadowman(TERBIT DI BENITOGROUP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang