Saat tengah malam, Peter merasakan panas di seluruh tubuhnya dan mulai berteriak, badannya bergetar hebat dua orang penjaga yang mendengar berusaha membuka pintu untuk memeriksa, tetapi pintu tidak dapat dibuka, seperti ada yang menahan dari dalam.
"Botak, lo lapor ke Bos Steve!" perintah salah satu penjaga itu.
"Oke," kata penjaga berkepala botak.
Salah satu penjaga berusaha membuka pintu dengan mendobrak, karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dari Peter atau bahkan kalau Peter meninggal, bisa saja mereka yang akan dibunuh oleh Ali, karena Peter adalah salah satu objek eksperimen Ali.
Namun, pintu itu semakin susah dibuka, terpaksa penjaga itu mengintip dari lubang kunci dan melihat Peter yang melayang dengan posisi telentang dan serta ada sebuah asap hitam yang mengelilingi tubuh Peter di tengah kegelapan ruangan tersebut.
"Hah? Apa itu?" kata penjaga seraya melotot ketika melihat asap hitam tebal di ruangan
"Ada apa?" tanya Steve yang baru saja datang.
"Dia tiba-tiba saja seperti ini," jawab penjaga yang masih berusaha mendobrak pintu yang kelihatannya kuat.
"Mana tenaga lo? Badan gede dobrak pintu aja nggak bisa!" gertak Steve seraya menampar pipi penjaga sangat keras.
"Ma-maaf Bos, sudah didobrak, tapi susah untuk dibuka, seperti ada sesuatu yang menghalanginya," ujar penjaga dan menundukkan kepala.
"Kalo Bos tahu, kita bisa mati nih," ucap Mary panik dan menggigit bibir.
Kemudian bayangan hitam keluar perlahan dari bawah pintu dan menyebar perlahan ke tembok yang ada di sebelah kanan dan kiri Steve serta dua penjaga, Steve terlihat panik dan mengambil pistol dari kantong celananya.
"Kita harus hentikan dia sebelum menghancurkan tempat ini!" tegas Steve dan mengeluarkan pistol seraya melihat tembok di kanan dan kiri.
"Ini pasti salah satu kekuatan yang ada dalam kotak itu," ucap Mary melihat Steve.
"Sebaiknya kita bunuh dia, supaya dia tidak membuat tempat ini hancur," kata Steve yang sudah mengisi pistolnya dengan peluru.
"Terpaksa gue harus gunakan ini," kata Mary sambil mengeluarkan sebuah pistol kejut dari lukisan perahu di sebelah kanan.
"Stop! Kalo kalian sakiti dia, gue bakalan bom rumah ini!" ancam Raisa dari kejauhan sembari berjalan ke arah mereka.
"Buat apa lo keluar? Balik ke tempat lo atau gue tembak!" ancam Steve seraya menodongkan pistol ke kepala Raisa.
"Bunuh gue di sini, kalau keluar darah dari kepala gue, lo akan tahu akibatnya apa!" gertak Raisa seraya melirik Mary yang sedang melihat sekeliling yang mulai tampak gelap.
"Brengsek! Emang lo bisa menyelesaikan masalah ini?" gertak Steve seraya melihat sekeliling yang sudah mulai gelap dan diselimuti bayangan hitam di tembok dan lantai.
"Biar gue aja yang tangani ini," ucap Raisa seraya mengambil sebuah remote televisi dari kantongnya.
"Remote televisi? Buat apa?" tanya Steve sambil tersenyum sinis.
"Lo udah kerja berapa lama sih di sini? Bodoh atau gimana? Gue tahu kelemahan kekuatan itu, biarkan gue masuk," cerocos Raisa seraya tersenyum sinis.
"Nggak bisa didobrak, kekuatan aneh itu menghalangi!" ketus Steve seraya melihat Mary.
"Nggak perlu, biar gue naik ke sana," kata Raisa seraya melihat ventilasi di atas pintu.
Steve langsung menunduk dan berusaha membantu Raisa untuk naik ke ventilasi yang dimaksud, Raisa pun melompat ke pundak Steve dan dia naik ke ventilasi di atas pintu, kemudian dia duduk di ventilasi dan melihat ruangan yang sangat gelap serta hawa menyeramkan, semuanya diselimuti oleh asap hitam, Raisa melompat turun dan mendekati Peter secara perlahan, tetapi dia merasa ada yang menahan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
shadowman(TERBIT DI BENITOGROUP)
FantasySeorang anak pengusaha sukses yang bernama Peter menginginkan kehidupan normal, tapi justru dia diculik dan disekap bersama seorang wanita yang juga diculik oleh musuh perusahaan Papanya. Peter berusaha keluar dari tempat tersebut, tapi justru Peter...