Penyerangan (2)
Keesokan harinya Peter sedang makan siang bersama dengan Albert, Ratih, dan Aska Peter senyum, membuat mereka bertiga kebingungan.
"Walau ini masih dengan suasana rumah sakit, yang pasti aku senang kita bisa kumpul seperti ini," tutur Peter dengan menghembuskan napas dan tersenyum.
"Makan yang banyak, Peter, biar imunitas tubuh lo makin kuat!" perintah Aska yang sudah memakan tiga porsi nasi uduk.
"Bagaimana keadaan kamu? Apa sudah merasa baikkan?" tanya Ratih seraya memegang kepala Peter.
"Udah, kok, aku sudah merasa lebih baik dari sebelumnya." Peter tersenyum kepada mereka bertiga
"Peter, Papa akan meeting setelah ini, kamu jaga diri kamu, dia tidak akan menyerah untuk membunuh Papa dan mendapatkan kamu," kata Albert dengan mengusap kepala Peter.
"Jangan bahas itu lagi, Peter akan aku jaga dengan sebaik mungkin!" gertak Ratih kepada Albert yang sudah bersiap.
"Aku pergi dulu, ya," ucap Albert seraya mencium kening Peter dan mencium pipi Ratih.
"Pa, sebentar," cegah Peter kepada Albert yang sudah di depan pintu.
"Kenapa?" tanya Albert singkat dan tidak menengok ke belakang sama sekali.
"Hati-hati, siapkan senjata apa pun di setiap saku milik Papa," ujar Peter.
"Tenang, Peter, Papa akan lawan siapa pun yang menyerang Papa," kata Albert seraya tersenyum dan menepuk kantong jasnya.
"Hati-hati, ya, Pa," ucap Peter dengan nada khawatir.
Albert membuka pintu dan ketiga teman Peter sudah berdiri di hadapannya. Mereka tersenyum ketika melihat Albert.
"Hai, Om, apa Peter ada di dalam?" tanya Daniel tersenyum.
"Ada, masuk aja," ujar Albert seraya pergi meninggalkan mereka.
Daniel, Natasha dan Siti masuk dan tersenyum ketika melihat Peter yang sedang makan. Setelah menyadari ada ketiga temannya, dia berseru kesenangan.
"Wah, ada kalian, ayo silakan duduk dulu!" seru Peter dengan mempersilakan mereka duduk.
"Wah, ada kulkas di sini, kayak di rumah pribadi aja," kagum Siti dengan memegang kulkas besar.
"Lo emang belum pernah lihat kulkas seumur hidup?" tanya Peter dengan menahan tawa.
"Norak, namanya juga ruangan khusus," bisik Daniel seraya mencubit lengan Siti.
"Gue bawain bunga buat lo," ujar Natasha seraya memberikan bunga kepada Peter.
"Oh, jadi ini orang yang kamu maksud?" goda Aska dengan berkedip kepada Peter.
"Nggak jelas!" ketus Peter seraya melotot kepada Aska.
"Karena ini yang menjenguk adalah anak muda, Aska kita keluar, biarkan mereka mengobrol," ajak Ratih dengan menarik Aska untuk keluar.
"Tante bisa aja," ucap Daniel dengan tersenyum kepada Ratih.
"Kenapa kalian bisa tahu kalau gue ada di sini?" tanya Peter datar.
"Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, kita jadi khawatir sama lo," ujar Siti dan tersenyum kepada Peter.
"Kita apa lo doang yang khawatir?" sindir Daniel bernada meledek.
“Jelas kita semua, nggak jelas banget!" ketus Siti seraya menjitak kepala Daniel.
"Lo doang yang selalu nanyain kabar Peter sama Bu Oktavia," sindir Daniel berusaha membuat Siti marah dan kesal.
"Pertanyaan gue belum dijawab sama kalian," ucap Peter berwajah datar dan malasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
shadowman(TERBIT DI BENITOGROUP)
FantasySeorang anak pengusaha sukses yang bernama Peter menginginkan kehidupan normal, tapi justru dia diculik dan disekap bersama seorang wanita yang juga diculik oleh musuh perusahaan Papanya. Peter berusaha keluar dari tempat tersebut, tapi justru Peter...