Pahlawan
Seminggu kemudian keadaan Peter sudah pulih, dia sudah siap untuk sekolah dan sekarang sedang sarapan bersama dengan kedua orang tuanya, semenjak kejadian itu Albert dan Ratih selalu ada bersama Peter dan selalu memperhatikannya.
"Papa, gimana keadaan Om Aska?" tanya Peter seraya melahap nasi gorengnya.
"Om Aska? Udah baikan, dia semenjak kejadian itu jadi lebih sering berlatih beladiri sampai lupa waktu," kata Albert dengan terkekeh.
"Hahaha, pasti dia takut kalau melawan Mary lagi," kata Peter seraya tertawa.
"Jangan bahas itu lagi, sekarang kamu sudah aman sama kita berdua," tegas Ratih sambil mengelus rambut Peter.
"Intinya kamu jangan sampai tertekan, nanti kekuatan kamu nggak bisa dikendalikan dan kamu yang akan dikendalikan oleh kekuatan bayangan itu,” jelas Albert seraya minum teh manis.
"Aku udah terlambat, ayo berangkat," ajak Peter dan mengelap mulutnya.
"Iya, Papa juga ada rapat," kata Albert sembari beranjak menuju mobil.
Peter berangkat bersama dengan Albert menggunakan mobil dan beberapa menit kemudian sampai di sekolah, dia keluar dari mobil dan berjalan masuk menuju kelasnya, tapi di jalan menuju kelas dia merasa kesal karena beberapa siswi yang berteriak ketika dia lewat dan berusaha menggoda Peter.
"Uwa! Akhirnya Peter kesayangan gue masuk juga!" teriak salah satu siswi yang berada di samping Peter.
"Peter, aku rindu padamu!" teriak siswi yang berusaha memegang tangan Peter.
"Peter, aku rindu!" teriak wanita berambut pirang.
Meskipun banyak mendengar ocehan yang tidak jelas dari para siswi di lorong, dia tidak memperdulikan hal tersebut dan langsung masuk ke kelas serta berjalan menuju tempat duduknya, di sana sudah ada Daniel yang sedang bermain handphone.
"Peter, akhirnya lo kembali lagi ke sekolah!" seru Daniel seraya merangkul Peter.
“Makasih sambutannya," ujar Peter dan tersenyum lebar.
"Gitu dong, jangan datar terus muka lo, senyum dikit, gue senang lihatnya kalau senyum," kata Daniel seraya mencubit pipi Peter gemas dan merangkulnya.
"Jangan homo, lebih baik lo cari cewek sana!" ketus Peter seraya melepaskan rangkulan Daniel dan merasa jijik.
"Gue soalnya khawatir banget sama lo," ucap Daniel seraya menggenggam tangan Peter.
"Khawatir? Biasanya, kan lo selalu meledek gue cepat mati," bantah Peter sambil melepaskan genggaman tangan Daniel dan mengelap tangannya.
"Bukan itu, gue khawatir lo diperkosa sama asisten rumah tangga yang menyamar," bisik Daniel seraya menahan tawa.
"Sembarangan lo, nggak mungkin!" bantah Peter sambil menjitak kepala Daniel.
"Lo diapain aja pas diculik?" tanya Daniel seraya melihat Peter dengan serius.
"Iya, gue penasaran," sahut Siti seraya masuk dari jendela sebelah kanan mereka dan berjalan menuju mereka berdua yang sedang asyik mengobrol.
"Kenapa lo bisa masuk dari jendela? Ini, kan lantai dua," kata Daniel seraya terkejut ketika melihat Siti yang baru masuk dari jendela sebelah kanan mereka.
"Lo belum tahu siapa gue, haha!" seru Siti sambil duduk di samping Daniel.
"Tenang aja, gue di sana nggak dilukai kok," ujar Peter kepada mereka berdua.
"Serius lo? Tapi, kok pipi lo ada bekas goresan?" tanya Siti khawatir dan sedikit menyentuh luka tersebut.
"Lukanya ada di pipi, jadi nggak ganteng lagi nih, haha!" ledek Daniel dan tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
shadowman(TERBIT DI BENITOGROUP)
FantasySeorang anak pengusaha sukses yang bernama Peter menginginkan kehidupan normal, tapi justru dia diculik dan disekap bersama seorang wanita yang juga diculik oleh musuh perusahaan Papanya. Peter berusaha keluar dari tempat tersebut, tapi justru Peter...