Perlombaan balap motor yang dilakukan oleh segerombolan anak geng motor berlangsung sangat meriah setelah sang juara berturut-turut kembali memenangkan perlombaan. Pasalnya, kemarin dia kalah telak melawan rivalnya itu. Sorak sorai terdengar begitu riuh tatkala Dirga melewati garis finish. Tak lupa ucapan selamat juga diberikan atas pencapaiannya.
"Selamat, Bro. Lo emang nggak ada tandingannya," kata Arthur seraya menggeleng kepala.
Dirga dan ketiga temannya, Fame, Perth, dan Arthur meninggalkan lokasi perlombaan dan pergi untuk merayakan keberhasilan mereka. Lokasi yang mereka pilih ialah sebuah Bar yang terletak tidak jauh dari lokasi perlombaan.
"Hari ini gue yang traktir. Lo semua boleh ambil minuman sepuas lo." Arthur berlagak bak anak sultan.
"Iya, yang baru jadian sama Megha," ujar Fame dengan muka datarnya.
Perth yang belum tahu tentang hal itu langsung mendekati Arthur sambil memperlihatkan tatapan menyelidik. "Lo beneran udah jadian sama Megha." Arthur menarik kerah kemejanya dan menampilkan muka songongnya. "Gue nggak nyangka lo bisa gercep juga ya."
"Gue nggak butuh waktu lama buat naklukin hati cewek. Cukup sekali senyuman aja cewek-cewek udah pada ngejar gue."
"Sekarang lo minum ini kalau lo masih punya nyali laki." Perth memberikan sebotol anggur merah. Tanpa berpikir panjang, Arthur langsung menyeruput anggur itu. Perth dan Arthur saling memberikan minuman satu sama lain. Dirga yang merasa bosan memilih duduk di belakang. Fame yang menyadari ketidakhadiran Dirga segera menghampirinya.
"Lo kenapa hanya duduk di sini?"
"Gue Cuma bosan aja."
Fame duduk di samping Dirga, "Bosan?"
"Gue bosan dengan hidup gue."
"Heiii... lo mau denger berita bagus, nggak?" kata Perth sambil berjalan sempoyongan. "Di sekolah kita ada murid baru. Cantik. Dia baru pindahan dari Swiss."
"Tahu dari mana, lo?" tanya Fame.
"Gue dengar dari cewek-cewek itu." Perth menunjuk cewek-cewek yang bersama dengan Arthur. "Mereka teman sekelasnya."
"Ini berita bagus. Gue punya kesempatan buat deketin anak baru itu." Si Fame tidak mau kalah kalau masalah anak baru.
"Sono deketin."
"Ga, lo nggak mau?"
"Gue nggak suka cewek."
"Maksud gue minum." Fame menunjukkan gelas di tangannya. Dirga langsung nyamber gelas itu dan meminumnya.
Perth menggelengkan kepala seraya berkata,"Dasar gay."
Dirga melotot ke arah Perth. Takut Dirga akan benar-benar marah, Perth mengatupkan kedua tangan. Fame mengisi gelas Dirga yang kosong. Dirga meminumnya. Mereka berada di Bar itu hingga pukul 01.00 dini hari. Apa yang terjadi pada mereka? Mereka melampiaskan kekesalan mereka dengan meminum minuman beralkohol. Itu sudah menjadi kebiasaan mereka. Tidak ada yang melarang mereka. Sekalipun dilarang mereka tidak peduli. Itulah sisi lain kehidupan remaja dengan segala problematikanya.
Jam weker berbunyi. Pukul 07.00 tepat. Dirga, Arthur, Perth, dan Fame segera bangun kemudian bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Mereka mengendarai mobil Perth untuk sampai ke sekolah. Mereka tidak sampai tepat waktu. Mereka telat 30 menit. Itu sudah menjadi hal biasa bagi mereka. Telat masuk. 1 jam pembinaan di ruang BK. Ditambah 5 poin untuk setiap keterlambatan. Tanpa menunggu instruksi, mereka mengikuti Pak Polo dan masuk ke ruang BK. Di sana mereka melihat seorang siswi yang sedang berbicara dengan Bu Vivi.
"Kalian duduk."
Bukannya mendengarkan perkataan Pak Polo, mereka malah asyik memperhatikan siswi itu. Dia anak baru yang tadi malam mereka bicarakan. Bu Vivi memberikan buku pribadi siswi itu.
"Ini buku pribadi kamu. Di situ sudah ada peraturan yang harus kamu taati selama kamu belajar di sini. Sekarang kamu boleh kembali ke kelas kamu."
Chantara mengangguk. Sebelum pergi dia memperhatikan siswa-siswa yang telat itu."Mereka gerombolan yang sering telat dan sering berbuat ulah di sini."
"Saya pamit, Bu." Bu Vivi mengangguk.
Seusai mendengarkan pidato dadakan dari Pak Polo, mereka pergi ke kelas mereka. XI IPS 3. Kecuali Dirga yang berada di kelas XI IPS 1. Dirga tak menghiraukan lambaian tangan temannya tatkala ia sampai di depan pintu ruang kelasnya. Langkah Dirga tiba-tiba terhenti saat ia mendapati tali sepatunya terlepas.
BRUKKK....
Beberapa buku jatuh tepat di atas kepalanya. Entah orang gila mana yang berani menjatuhkan buku-buku itu di atas kepala orang paling ditakuti di sekolah. Dirga melempar buku yang masih ada di kepalanya sebelum akhirnya pergi dengan penuh amarah.
"Sorry."
Dirga tak acuh dengan bunyi suara lirih yang baru pertama kali di dengarnya. Orang itu hanya menggeleng seraya memunguti buku-buku yang berserakan. Nasib malang apa yang baru saja menimpanya. Baru pertama kali menapaki sekolah dia harus berurusan dengan cowok paling menakutkan di sekolah. Dia hanya mampu menghela napas panjang berharap ia dapat menjauh darinya.
"Kamu murid baru, ya?"
Dia menganggukkan kepala, "Iya."
Pak Polo memasuki kelas diikuti murid baru itu. Dia meletakkan buku-buku itu di meja paling depan. Pak Polo memberi salam sebelum meminta murid baru itu memperkenalkan diri.
"Hello, good morning. My name is Cherry-mint Chalita Chantara. You can call me Chantara. Nice to meet you."
"Nice to meet you too, Chantara."
"Dia baru pindahan dari Swiss. Mohon dimaklumi jika dia kurang mengerti bahasa kita. Saya harap kalian dapat bersosialisasi dengan baik. Terutama kamu," katanya seraya menunjuk cowok yang duduk di pojok belakang.
"Kamu bisa duduk di sampingnya," sambungnya.
"Awas masuk sarang macan."
"Dirga dapat mangsa baru."
"Awas diterkam. Auw..."
"Diam lo semua. Bacot," umpat Dirga.
"Sekali lagi kamu bikin ulah. Keluar. Saya tidak mau kelas saya menjadi tidak kondusif gara-gara ada satu orang yang bikin ulah," tegas Pak Polo.
Paka Polo mulai menjelaskan teori terbentuknya tata surya. Dirga yang merasa bosan memilih meletakkan kepalanya di atas meja. Pak Polo yang menyadarinya langsung melempar spidol ke arah Dirga dan mengenai tepat di kepalanya.
"Jelaskan teori planetisimal?" tanya Pak Polo.
"Tidak tahu, Pak," jawab Dirga sekenanya.
"Untuk itu, dengarkan. Bapak tidak akan mengulang untuk kedua kalinya. Teori planetisimal mengatakan bahwa tata surya terbentuk dari planet-planet atau partikel-partikel kecil yang mengambang lama-kelamaan mengumpul, menyatu, dan mengeras sehingga menjadi berbagai planet. Sedangkan teori nebula berpendapat bahwa kabut atau gas yang ada di angkasa berputar lambat dan membentuk cakram datar dengan beberapa inti massa. Inti massa yang berada di tengah memiliki suhu tinggi dan berpijar lalu membentuk matahari, sementara bagian inti massa di pinggirnya mengalami pendinginan dan perlahan-lahan berubah menjadi planet yang mengorbit pada matahari. Sudah paham semua?"
"Paham, Pak."
Di sela-sela pergantian jam pelajaran, Dirga mendengarkan musik di earphone yang sudah terpasang rapi di telinganya. Sesekali ia memberikan ketukan ringan pada meja seraya melantunkan lagu yang didengarnya. Selang beberapa menit kemudian, Bu Vivi datang dan memberikan tugas meringkas materi bab 5 tentang akuntansi perusahaan dagang. Bu Vivi langsung pergi karena ada beberapa hal yang perlu diurus sebagai ketua koperasi sekolah.
"Pinjam bolpoin," kata Dirga.
Chantara menatap Dirga. Bengong. Dirga segera mengambil bolpoin di dusgrip Chantara. Bukannya meringkas, Dirga malah asyik mencoret tangannya dengan bolpoin itu. Dia menuliskan sebuah kata "MAE" dengan huruf kapital.
Siapakah Mae?
Bagaimana part 1 ini, sudah menegangkan atau belum. Please read, like, and comment.
Salam manis
SY Vanilla
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANTARA : Jewel in The Sky
Teen FictionAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh... Highestrank # 1 in songstory (23/03/2021) "Mau ikut atau tetap di sini?" Chantara membulatkan matanya. "Serius?" Tanpa menjawab, Dirga lanjut berjalan. "Eh, tungguin." Chantara mengambil tasnya. Dan ber...