Part 12 - Head Master Cup

14 2 0
                                    

Head Master Cup day 1

Hari pertama pertandingan sepak bola dalam rangka memperebutkan piala kepala sekolah guna memperingati hari jadi sekolah yang ke-40. Pertandingan tersebut diawali dengan kelas XI IPS 3 melawan kelas XI IPA 1. Semua pemain mulai bersiap-siap termasuk wasit, juri, dan penonton.

Megha menarik lengan Chantara. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan melihat penampilan Arthur yang merupakan salah satu pemain inti kelas XI IPS 3. Dia ingin memberikan dukungannya kepada Arthur. Mereka tiba 15 menit sebelum pertandingan dimulai. Megha melambaikan tangannya ke arah Arthur. Melihat hal itu Arthur segera menghampirinya.
“Cantiknya aku datang ke sini buat nyemangati cintanya, ya?” kata Arthur sesampainya di hadapan Megha dan Chantara.

Megha melempar botol air minum ke tubuh Arthur dan mendorongnya. “Tentu saja. Pakai nanya. Malu, kan.”

Arthur mengusap dagu Megha. “Kenapa harus malu? Biarkan seluruh dunia tahu cinta kita.” Megha menyenggol lengan Arthur karena terlalu malu.

“Lo nggak mau nyemangati gue?” tanya Fame pada Chantara.

Chantara tersenyum kikuk. “I... Iya.”

Arthur menepuk pundak Fame. “Yuk ke lapangan. Pertandingan akan segera dimulai, tuh.”

Arthur berlari ke tengah-tengah lapangan dan disusul Fame. Fame memutar kepalanya ke belakang untuk melihat Chantara sebelum pertandingan dimulai. Dia mengedipkan satu matanya.

Pertandingan berlangsung. Fame bermain dengan sangat baik. Dia ketua timnya. Penampilan Arthur juga tidak kalah memukaunya dengan Fame. Chantara dan Megha menikmati pertandingan itu. Dari kejauhan Dirga melihat Chantara yang tertawa lepas. Melihat Chantara senang, hati Dirga pun ikut senang. Chantara yang awalnya tidak menyadari kalau Dirga memperhatikannya akhirnya melihat Dirga berdiri di sudut lapangan. Dirga yang melihat Chantara menyadari kehadirannya kemudian pergi. Chantara pun tidak tinggal diam. Dia mengejar Dirga. Dirga yang menyadari seseorang mengejarnya berhenti dan menoleh. Dia melihat Chantara berlari ke arahnya.

“Kenapa ke sini?” tanya Dirga pada Chantara yang sedang berdiri di hadapannya.

“Emangnya nggak boleh.”

“Saya pikir kamu lebih senang di sana.”

Chantara tersenyum. “Kamu cemburu?”

“Nggak.”

“Terus?”

“Saya nggak mau persahabatan saya hancur gara-gara kamu. Saya nggak mau Fame salah paham dengan kita.”

Chantara mengangguk. “Oh...”

“Jam tangan yang bagus,” ujar Dirga kemudian. Chantara memperhatikan jam tangan di pergelangan tangan kirinya.

Chantara mengelus jam tangannya. “Tentu saja. Aku sangat menyukainya. Ini pemberian dari Fame.” Chantara melirik Dirga. “Tidak seperti seseorang di sini yang sukanya ngomel mulu,” sambungnya.

Dirga berlalu pergi. Dia tidak mau terlalu lama berdebat dengan Chantara. Melihat Dirga yang sudah berlalu pergi, Chantara pun kembali ke tribun penonton dan lanjut menyaksikan pertandingan.
Pertandingan tersebut berakhir dengan kelas XI IPS 3 sebagai pemenangnya. Sorak sorai terdengar riuh. Satu per satu penonton membubarkan diri. Mereka berlalu pergi dari area pertandingan. Megha masih menunggu Arthur yang masih bersama teman-temannya.

“Nunggunya lama, ya?” tanya Arthur ketika sampai di hadapan mereka. Megha menggeleng. Chantara mengangguk. Arthur cengengesan hingga menampilkan sederet gigi putihnya. “Ayo, pulang.”

Tiba-tiba seseorang menarik lengan Chantara dari belakang. Chantara membalikkan badannya. “Cha, lo pulang bareng gue, ya?”

Chantara bingung. Tidak enak hati jikalau ia menolah ajakan Fame. Terlebih dia sudah banyak berbuat baik kepadanya. Chantara pun mengangguk. Dia menerima ajakan Fame. Dia pulang bersama Fame mengendarai mobil mewah miliknya. Maklum, Fame merupakan putra salah satu konglomerat di Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHANTARA : Jewel in The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang