JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN!!!
HAPPY READING!!!
ヾ(^-^)ノKeesokan harinya,
Semua kembali berjalan normal. Hanya saja Reyno masih harus di rawat.
Di sekolah, Marsel mendapat kelas yang sama dengan mereka.
"Eh, kalian gak ada niatan gitu buat nyelidikin kejadian yang nimpa Reyno?" Celetuk Kholil.
"Masa kita sahabatnya gak ngapa ngapain?" Imbuh Jaziel.
Marsel menatap kedua temannya,"Dia bahaya. Dan kita harus hati-hati kalau mau nyelidikin ini."
"Lengah sedikit, kita yang celaka." Imbuh Rian.
Hegar sedari tadi hanya diam dan memperhatikan mereka satu persatu. Lalu dia menarik nafas. Dia bukannya tak setuju, tapi ia takut jika nantinya Tak hanya Reyno saja yang celaka, bisa-bisa nyawa mereka semua juga ikut melayang.
"Lebih baik gak usah nyelidikin ini deh. Terlalu bahaya. Kalo kalian kenapa-napa kan nanti Reyno juga yang ngerasa bersalah. Lebih baik kita jaga Reyno aja. Jangan sampe kecolongan."
Rian melirik Hegar, "tumben gak sesat."
Hegar memutar bola matanya malas. Temannya ini kenapa sangat menyebalkan. Dia kan memang tidak sesat. Hanya terkadang salah arah saja.
Tapi detik berikutnya dia tersenyum bangga dengan wajah songongnya itu,"Iya lah. Gue aslinya selalu bener cuma kalian aja yang suka nyari nyari kesalahan gue."
"Cewek Lo selalu bener?" Ejek Rian.
"Heh! Sembarangan! Gue laki tulen tau ga!liat nih otot gue! Noh noh. Lo tuh yang badan isinya tulang doang." Hegar menunjukkan otot tangannya dengan kesal.
Hegar menatap Rian dengan tatapan mengejek. Rian yang tak terima pun membalas lagi perkataan Hegar.
"Gembul aja blagu lo!"
"dasar cebol." Cibir Hegar pelan. Tapi Rian mendengar jelas perkataan Hegar.
"APA LO BILANG? CEBOL? GUE GAK CEBOL BANGSAT!"
sementara Hegar dan Rian ribut, Marsel, Noel, Kholil, dan Jaziel menatap mereka jengah.
"STOPPP! kalian bisa gak sih gak ribut sehari aja! Lo Gar, stop mancing si Rian. Dan lo Rian, stop ngeladenin si Hegar. Udah tau bocahnya tengil, masihhhh aja Lo ladenin." Ucap Kholil menghentikan mereka berdua.
"Gak lucu tau fisik jadi bahan ejekan." Tambah Jaziel. Marsel, Kholil, dan Noel mengangguk setuju.
"Tuhan udah nyiptain kita dengan seindah dan sesempurna mungkin. Harusnya kalian bersyukur udah dikasih fisik yang sehat." Sambung Marsel.
"Betul itu." Timpal Noel menyetujui ucapan Marsel.
"Udah sekarang duduk yang tenang di tempat masing-masing, bentar lagi masuk!" Tutur Marsel.
Semuanya hanya diam dan menuruti perkataannya.
Kring kring kring
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FINE || Lee Jeno
Dla nastolatków"Aku baik-baik aja, La. Aku cuma butuh kamu disamping aku. " "Kalo kamu gak baik-baik aja seenggaknya ngomong sama aku, Rey. Jangan tiba-tiba pergi gini hikss" "Kalo lo marah sama gue ngomong! jangan pergi kayak pengecut Reyno!" Jika ada kesamaan d...