1. JANGAN PERGI

291 26 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN🥰 maaf klo ada typoo karena penulis hanya manusia biasa heheh

Happy Reading!
ヾ(^-^)ノ

Sekarang, Reyno sedang duduk di meja belajarnya. Ia tengah menatap foto Zafaila di ponselnya.

"Cantik." Gumamnya.

Ceklek

Seseorang masuk. orang itu berdehem dengan wajah datar.

"Ada apa?" Tanya Reyno tenang.

Orang itu tak menjawab. Dia hanya melihatkan selembar kertas dengan nilai 80.

"Belajar dengan benar!saya tidak suka angka 8." orang itu kemudian pergi begitu saja. Reyno hanya bisa menghela napas dan tersenyum miris.

"Cuma dua hari."
 
Dia berbaring lalu menatap foto ibundanya yang terpampang besar di dinding kamar.

"Nda, Reyno kangen."

Kalimat itu tak pernah bosan untuk Reyno ucapkan. Kalimat Rindu yang tak pernah lagi sampai kepada yang dirindukan. Hanya doa yang dapat Reyno panjatkan untuk menembus sang dirindu.

Doni Davies, Ayah Reyno. Dia adalah sosok yang tegas dan disiplin. Kertas ulangan milik Reyno membuat Doni tak suka. Dia benci nilai rendah anaknya. Dia tak segan menghukum bahkan memukul Reyno jika mendapat nilai yang rendah. Padahal nilai Reyno bisa dibilang tinggi. Namun, Doni juga sosok yang perfeksionis dan angkuh. Karena itu Reyno dihukum untuk membersihkan seluruh halaman rumah yang begitu luas selama 2 hari. Ini jauh lebih baik daripada harus dipukul dan dikunci semalaman.

Drttt drttt

Ilaaa♡. Panggilan itu dari Zafaila. Reyno segera mengangkat panggilan itu.

"Rey besok kan Minggu, jalan yuk! aku yang traktir." Ajaknya.

"Aku gak bisa,La. Maaf yah aku harus nemenin Aiko. Kemarin dia ngerengek buat main sama Aku."

"Oh ya udah deh gapapa. Salam buat Ai ya Rey."  Reyno yang mendengar Zafaila  berkata demikian pun mengembangkan senyumnya. Pengertian kecil Zafaila begitu membuat Reyno jatuh bertubi-tubi.

"Iya nanti Aku sampein ke Ai. Udah dulu ya aku mau nugas. See you, Ila."

Tutt

Reyno tak bohong, dia benar benar mengerjakan tugas sekolahnya.
Setelah selesai, Reyno meregangkan otot-otot nya lalu merapikan kembali buku-buku sekaligus menyiapkan tas sekolahnya  besok.

Tok tok tok

"Den, ini bibi. Ada den Hegar di luar!" Ucap bibi.
"Suruh masuk aja bi." Saut Reyno.

Tak ada semenit,Hegar langsung menerobos masuk. Dia memberikan bingkisan kepada Reyno lalu merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Titipan dari mama tuh."

"Thanks, Gar."

Hegar menepuk bahu Reyno,"Yoi!kek sama siapa aja lo."

"Main PS yok!" Ajak Hegar.

Kebosanan yang melanda Hegar membuatnya mau tak mau mengantarkan bingkisan mamahnya untuk Reyno. Dia sengaja bersedia mengantarkan bingkisan itu untuk bermain PS.

Reyno pun menurut dan bermain PS dengan Hegar. Sedikit cerita, PS itu adalah hadiah dari Kholil saat ulang tahun Reyno yang ke 17.

Mereka larut dalam permainan sampai lupa bahwa hari sudah mulai malam.

"Masa Lo menang mulu njir!main lagi sini!gue jamin kali ini gue yang menang." Kesal Hegar.

Reyno melirik sinis,"Lo nya aja yg gak becus main."

I'M FINE || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang