18. Penggoda

1.7K 157 68
                                    

Maaf, Penggoda bukan tandinganku
~

Karna konferensi kemarin, banyak para staf yang dipindah tugaskan untuk mengimbangi pembagian ketenagakerjaan. Pagi ini Andra akan memulai jabatannya sebagai direktur perusahaan.

Jabatan Direktur ini sangat berat bagi Andra tapi hanya dengan cara ini dia bisa memantau sekretaris Reyhan secara langsung. "Mama kok pake baju kaya gitu?" komentar Bryan.

"Mama mau kerja sayang, bolehkan?" tanya Andra pada Bryan yang telah siap dengan seragam sekolahnya. "Boleh ma," jawab Bryan yang tampaknya tidak keberatan sama sekali. Pada usianya yang akan menginjak 7 tahun, dia sudah sangat mandiri. Mungkin karna dulu mamanya sakit maka Bryan harus beradaptasi dengan keadaannya saat itu.

Mereka berangkat bersama, lalu mengantar Bryan ke sekolah, barulah mereka menuju kantor. Sesampainya di kantor mereka disambut oleh semua karyawan perusahaan. Andra memasang senyumannya untuk kesan pertama yang baik.

"Selamat berkerja ny.." Andra segera menggelengkan kepalanya. "Nona Andra," ralat Ferdy, kini Ferdy menjabat sebagai direktur utama dibawah pengawasan Rudi. Ferdy harus melaporkan semua aktifitas perusahaan kepada Rudi ataupun Hendra.

"Terimakasih" jawab Andra, dia tidak ingin dipanggil dengan sebutan 'nyonya'. Seterusnya karyawan yang lain juga melakukan hal yang sama kepada Andra. Setelah itu Reyhan mengantar Andra ke ruangannya.

Ruangan Andra termasuk nyaman namun tak semewah ruangan Reyhan. "Kalau kamu ngak suka mau pakai ruangan sebelah aku?" tawar Reyhan. Tentu saja Andra menolak mana mungkin ruangan direktur bisa bersebelahan dengan ruangan CEO.

Reyhan memberi Andra tugas pertamanya. Seseorang mengetuk pintu dan Reyhan menyuruh orang itu meletakkan tumpukan file itu di atas meja kerja Andra. Andra memiringkan kepalanya untuk melihat apakah tumpukan itu berisi kertas semua, ternyata benar. Reyhan menyuruh orang tadi keluar.

"Ini visi misi perusahaan, ini daftar para staff dan karyawan, dan ini laporan proyek. Setelah rapat berikutnya kamu bisa buat laporan sendiri dan antar ke ruangan aku," jelas Reyhan sambil membagi tumpukan file itu.

Andra hanya bisa melongo melihat betapa tebalnya tumpukan file proyek yang harus dia pelajari. Biasanya Andra hanya mengurus penjualan gaun dan juga produk kosmetik baru. Andra baru tau jika file proyek properti akan setebal skripsi anak fisika. Sepertinya Andra akan lembur untuk hari pertama.

"Kayanya kita ngak bisa pake aku kamu di perusahaan, kita harus profesional," ucap Andra. "Profesional? Nanti aku tunjukin ke kamu profesional itu gimana," jawab Reyhan.

"Ha, ini proposal untuk meeting setelah makan siang nanti, pelajari secepatnya ibuk direktur, kalau ada yang mau ditanyakan langsung ke ruangan aku" setelah itu Reyhan keluar dari ruangan Andra.

Andra merasa ingin menangis di pojokan melihat semua beban hidup yang ada di hadapannya. Reyhan seketika berubah menjadi sangat menyebalkan.

Reyhan berjalan sambil tersenyum karna puas mengerjakan Andra. Tak ada yang tahu jika Reyhan sangat posesif kepada Andra. Dia meletakkan kamera kecil di sela-sela bunga yang ada di ruangan Andra untuk memantau Andra kapan saja.

Reyhan bukan bermaksud memberi Andra tugas yang banyak hanya saja Reyhan memancing Andra untuk ke ruangan. Reyhan telah meralat proposal yang ia berikan kepada Andra dengan pemahaman yang sedikit sulit. Dengan begitu Andra akan datang bertanya ke ruangannya. Jika adalah nominasi suami terlicik makan Reyhan pemenangnya.

~~~

Jam makan siang akan tiba sejam lagi, dan banyak hal yang belum Andra pahami dari proposal ini. Andra mengacak rambutnya frustasi. Percaya atau tidak seseorang sedang tersenyum melihat tingkah Andra saat ini.

Last Destination {sequel JAGM}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang