“Ada yang bilang kalau sesuatu yang bukan milik kita meskipun sudah digenggam dengan erat pada akhirnya akan lepas juga. Begitu pun sebaliknya. ”
—Tiana Ganetta Ibrahim—
******
“Woy awas awas, kasih jalan!”
“Minggir ada yang kecelakaan!”
“Anjir pelan-pelan, sakit bet dah!”
Terdengar suara ricuh di koridor ketika Netta baru saja keluar dari lapangan indoor setelah memenangkan pertandingan basket putri beberapa menit yang lalu.
Kening Netta mengernyit ketika melihat Aksa yang tengah di gotong oleh teman-temannya sambil meringis, dia kira awalnya semua itu hanya bercandaan soalnya dia tahu betul kelakuan Aksa dan teman-temannya yang kadang suka bikin heboh sekolah. Akan tetapi setelah menanyakan kepada Malik, Netta yang tadinya hendak berganti pakaian akhirnya memutuskan untuk mengikuti rombongan itu ke UKS.
Katanya Aksa jatuh ke got yang berada di depan sekolah bersama dengan motor vespanya.
“Kenapa bisa gini sih, Sa?” tanya Netta setelah luka di kening, tangan dan lutut Aksa di obati.
“Tau tuh, kayak bayi yang baru belajar motor aja lo, Sa. Bisa sampe nyungseb kayak begitu.” Cibir Rizki.
Untung saja tadi dia dan teman-temannya tengah nongkrong di pedagang pentol yang mangkal di depan sekolahnya ketika melihat Aksa melajukan motor dengan kecepatan penuh yang ujung-ujungnya bablas, bukannya memasuki gerbang temannya itu malah memasuki got yang untung saja saat ini tengah kering.
“Berisik lu, Ki. Ini kan musibah. Lagian siapa sih yang naro sleeping police di deket gerbang?” tanya Aksa disertai dengan dengusan.
“Jangan nyalahin polisi tidur, lo nya aja yang gak hati-hati ngendarain motornya.” Sahut Netta.
Sleeping police bagi Aksa artinya adalah polisi tidur jadi tidak usah aneh lagi ketika mendengar Aksa ataupun teman-temannya berbicara bahasa inggris yang terdengar ngawur.
“Noh dengerin, harusnya lo itu slow slow apalagi pas deket gerbang, masih untung lo gak nabrak orang.” Imbuh Malik.
“Ya kan gue takut gak keburu liat si Cinta tanding.” Jawab Aksa, tadi dia bangun kesiangan yaitu pukul sepuluh ditambah lagi handphonenya mati karena habis daya eh ternyata ketika sampai di depan gerbang malah jatoh dan ujung-ujungnya dia tetap tidak bisa menyaksikan Netta tanding.
Sepertinya definisi sudah jatuh tertimpa tangga sudah cocok untuk Aksa sandang saat ini.
“Emang semalem ngapain aja bisa sampe kesiangan? Gue telponin juga lo gak angkat-angkat.” Tanya Netta.
Aksa terdiam sebentar terlihat seolah tengah mencari alasan, Netta menatapnya dengan curiga.
“Biasalah.” Ujar Aksa pada akhirnya sambil cengengesan tidak jelas dengan nada terdengar seperti yang tengah viral di sosial media saat ini.
Mendengar itu membuat Netta memutarkan kedua bola matanya. Aksa susah sekali untuk diajak bicara serius.
“Contoh-contoh anak anjing.” Tunjuk Ardan kepada Aksa, dia juga sama yaitu menirukan dialog yang tengah viral.
Apakah Aksa peduli? Tentu tidak, laki-laki itu malah bertanya balik kepada Netta.
“Tadi menang gak?”
Netta mengangguk sebagai jawaban.
“Selamat ya. Gak salah gue pacarin lo.” Ujar Aksa seraya mengusap kepala Netta yang kebetulan tengah duduk di tepi ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA AKSARA
Teen FictionDisarankan untuk follow terlebih dahulu :) *** Entah sebuah anugrah atau musibah bagi Netta ketika menjalin hubungan dengan Aksara. Aksara merupakan sosok laki-laki paling berisik, pecicilan dan random yang pernah ia temui. Bukan hal mudah memperta...