AKSARA [3]

17K 1.7K 707
                                    

Bi Cucu, Bi Mimi, Bi Yoyoh, Bi Edoh. Kapan kita masak-masakan bareng?

—Aksara Tangguh Perwira—

******

“Sa, itu si Netta kayaknya lagi latihan.” Tunjuk Ardan ke arah lapangan. Mereka saat ini tengah berada di koridor lantai dua hendak ke kantin yang berada di lantai satu.

Aksa yang tengah asik mengobrol bersama Malik dibelakang lantas langsung menghentikan jalannya diikuti oleh yang lain lalu mengalihkan pandangan ke arah lapangan. Disana terdapat beberapa anak ekskul basket putri yang tengah berlatih. Pasti mereka akan mengikuti turnamen pikir Aksa soalnya sampai jam istirahat begini masih giat latihan tidak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu latihan sesuai dengan jadwal.

Aksa menyunggingkan bibir ketika menyaksikan Netta tengah mendrible bola, terlihat keren. Kulit putih Netta juga sangat kontras dengan jersey baru berwarna merah maroon tanpa lengan yang dikenakannya.

“AKU SUKA BODI GOYANG JANDA MUDA, JANDA MUDA!” Senandung Aksa dengan sangat nyaring sehingga menarik perhatian orang-orang yang berada disekitarnya termasuk Netta yang langsung mencari sumber suara dan dia melihat Aksa di lantai dua tengah menyengir seraya mengacungkan kedua jarinya.

“Goblok sia, bikin malu.” Umpat Malik seraya menggeplak kepala Aksa.

“Jangan aneh jangan heran, maklum dia belum minum obat.” Sahut Ardan kepada beberapa perempuan yang berkumpul tidak jauh dari posisinya yang kini tengah cekikikan.

Aksa malah tertawa, dia tidak peduli akan orang-orang yang tengah menatapnya sambil geleng-geleng kepala, termasuk adik kelas yang baru saja masuk ke SMA Cakrawala.

“Liat-liat si Netta mukanya udah merah.” Ujar Aksa seraya menunjuk ke arah Netta yang masih menatapnya sambil mengepalkan tangan. Cewek itu jadi hilang fokus dibuatnya.

“Ya iyalah tolol, dia malu punya laki modelan kayak lo.” Sahut Rizki.

“Tapi gue nggak.” Balas Aksa masih memperhatikan Netta yang kini sudah kembali bermain.

“Jelas nggak lah, dia itu subhanallah nah elu astaghfirullah.” Jelas Ardan.

“Ngarang lu, Dan. Segini tampan rupawannya gue masa dibilang astaghfirullah.” Ujar Aksa seraya membenarkan kerah seragamnya dengan alis naik turun.

“Sa, kalo lo udah putus sama si Netta calling-calling gue ya?” celetuk Rizki yang berdiri disamping Aksa dengan pandangan tak teralihkan dari Netta.

Aksa yang mendengar itupun lantas tanpa permisi terlebih dahulu langsung menggeplak kepala Rizki. “Sembarangan, langkahin dulu mayatnya si Keanu.” Ujarnya dengan sangat amat lancar tanpa hambatan.

Keanu menaikan sebelah alisnya, padahal sedari tadi dia diam saja tapi kenapa ikut terseret. “Ibu lo nangis, Ki, liat anaknya jadi tukang tikung.” Ujarnya setelah beberapa saat dengan raut wajah datar kalau kata Aksa sedatar dada Netta.

Mendengar penuturan Keanu membuat Aksa menggelengkan kepala sambil bertepuk tangan karena menurutnya meskipun Keanu itu  pendiam tapi kalau sudah berbicara ucapannya akan sangat tajam melebihi ibu-ibu komplek.

“Wih gila-gila, quotes of the day dari Pak Keanu.” Ujar Aksa.

“Si Keanu sekali ngomong suka bener.” Sahut Ardan yang berdiri disamping Keanu.

“Denger kata-kata si Keanu bikin sakit tapi gak berdarah.” Timpal Rizki sambil memegang dadanya. Sedangkan Keanu malah masa bodo.

“Kebanyakan gaul sama si Aksa ini mah pasti jadi mulutnya ikutan tajem.” Ujar Malik.

DIA AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang